Gaya hidup konsumtif adalah salah satu pola hidup yang banyak dimiliki oleh masyarakat dewasa ini. Apa itu gaya hidup konsumtif, contoh, dan dampak perilaku ini? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.
Baca juga: Perbedaan Kredit Produktif dan Konsumtif, Sudah Tau?
Menurut KBBI, konsumtif adalah kata sifat yang berarti sesuatu yang bersifat konsumsi, hanya memakai dan tidak menghasilkan sendiri. Bisa pula didefinisikan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku seseorang yang membeli barang, padahal barang tersebut tidak terlalu penting dan jarang digunakan.
Sementara itu, gaya hidup konsumtif adalah sebuah tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Hal ini berarti bahwa belum habis suatu produk digunakan, seseorang telah menggunakan produk lain dengan fungsi yang sama (Sumartono, 2002)
Beberapa produk yang masuk ke dalam gaya hidup konsumtif ini biasanya adalah:
Sedangkan, pola hidup konsumtif adalah gambaran pola hidup seseorang yang hanya dikendalikan dan didorong oleh keinginan untuk memenuhi kesenangan semata.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Ekonomi Setiap Orang Beragam
Ada banyak contoh perilaku konsumtif yang terkadang tidak kamu sadari. Berikut beberapa contoh hidup konsumtif adalah:
Gaya hidup konsumtif yang terjadi secara terus menerus bisa menjadikan seseorang berperilaku konsumerisme. Konsumerisme adalah sebuah ideologi bagi seseorang yang melakukan gaya hidup konsumtif tanpa sadar dan berkelanjutan. Gaya hidup ini bukan sesuatu yang bagus, meski juga ada beberapa dampak positif konsumerisme, di antaranya:
Ketika barang atau jasa banyak diminati dalam suatu masyarakat, maka pemilik usaha akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Pada akhirnya, siklus ini akan menciptakan siklus pembelian dan penjualan yang lebih cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Konsumen biasanya tertarik pada produk baru yang cenderung lebih inovatif. Hal inilah yang akan mendorong pemilik usaha terus menawarkan barang atau jasa baru yang lebih menarik. Kreativitas akan terus meningkat dengan banyaknya penelitian yang dilakukan.
Karena minat pada barang semakin tinggi, jumlah produksi barang juga semakin meningkat. Semakin banyak jumlah produksi, semakin rendah biaya yang dibutuhkan. Ini juga berdampak pada harga barang yang nantinya dibeli konsumen menjadi lebih rendah.
Semakin banyak barang yang dibutuhkan, semakin banyak pula tenaga kerja yang harus memproduksi barang. Karena itu, konsumerisme juga mendorong pekerja lepas dan wirausaha. Akan ada banyak orang yang berusaha membuat barang demi memenuhi kebutuhan masyarakat konsumerisme.
Di lain sisi, agar bisa memenuhi kebutuhan konsumtif, seseorang juga harus mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satunya menjadi pekerja lepas atau berwirausaha.
Konsumen diberikan lebih banyak pilihan produk dalam masyarakat konsumerisme. Kamu dapat menemukan banyak pilihan daripada sebelumnya di beberapa kategori produk, seperti rasa minuman atau makanan baru, dan banyak lagi.
Dilansir dari situs theworldcounts, konsumen akan bertumbuh dari 3,5 miliar pada tahun 2017 menjadi 5,6 miliar pada tahun 2030. Dampak negatif gaya hidup konsumtif antara lain menipisnya sumber daya alam dan meningkatnya pencemaran bumi.
Selain itu, beberapa dampak negatif perilaku konsumtif lainnya adalah:
Peningkatan permintaan memang bisa membawa dampak yang positif bagi siklus perekonomian. Namun segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Peningkatan permintaan yang terlalu drastis apabila tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan sumber daya dan jumlah penawaran akan mengakibatkan kelangkaan produk.
Gaya hidup konsumtif juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan stres akibat bekerja keras atau akibat tekanan untuk terus memenuhi keinginan yang tidak ada batasnya. Kesehatan psikologis juga bisa terpengaruh jika keinginan seseorang tidak terpenuhi, yang bisa berdampak pada depresi.
Dampak buruk gaya hidup konsumtif berikutnya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan. Perilaku konsumtif mengarahkan seseorang untuk memenuhi keinginan, bukan kebutuhan. Bukanlah cerita yang asing ketika ada seseorang yang mengorbankan kebutuhan penting seperti makan, kesehatan dan lain sebagainya hanya untuk memenuhi keinginan semata.
Kekayaan materi adalah faktor penentu apakah suatu masyarakat sudah maju atau tidak. Meski bagus untuk kemajuan, tetapi gaya hidup konsumtif seringkali mengakibatkan nilai-nilai spiritual semakin dikesampingkan.
Untuk bisa memenuhi gaya hidup konsumtif, maka produksi juga harus lebih intensif. Sayangnya, akan ada banyak habitat yang rusak demi menciptakan lebih banyak produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Itu dia penjelasan singkat mengenai apa itu gaya hidup konsumtif, contoh, serta dampak positif dan dampak negatifnya.
Konsumsi bukanlah hal yang buruk, selama masih berada dalam batasan normal. Namun, jangan sampai kamu lupa untuk menabung dan berinvestasi hanya karena gaya hidup konsumtif.
Belakangan ini, investasi crypto pun sedang menarik minat banyak masyarakat. Terlihat dari jumlah investor crypto yang telah mencapai 11 juta orang per Desember 2021 lalu.
Untuk kamu yang ingin memulai investasi crypto tapi tidak tau harus mulai dari mana, download Pintu sekarang! Di Pintu, kamu bisa mulai berinvestasi crypto mulai dari Rp11.000 saja.
Selain itu, Pintu juga menyediakan berbagai fitur yang bisa mendukung investasi kamu di antaranya:
Referensi:
Amitabh Shukla. The Effects of Consumerism. Diakses 1 Maret 2022
Louise Gaille. 15 Consumerism Pros and Cons. Diakses 1 Maret 2022
Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan
Televisi. Bandung: Alfabeta
The World Counts. World Heading Towards 5.6 Billion Consumers. Diakses 1 Maret 2022