Definisi Capital Gain: Rumus & Jenis Keuntungan Modal

Updated
January 21, 2022
• Waktu baca 5 Menit
Gambar Definisi Capital Gain: Rumus & Jenis Keuntungan Modal
Reading Time: 5 minutes

Apa itu capital gain? Apa hubungannya dengan saham? Apa perbedaan capital gain dengan dividen? Bagaimana memaksimalkan keuntungan kita di pasar saham?

Pertanyaan-pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang wajib kamu miliki jawabannya sebelum kamu melangkahkan kaki di rimba pasar modal. Kinerja pasar modal sangat dinamis, perilaku investor tidak dapat diprediksi, dan nilai dari perusahaan  di bursa efek bergantung pada sentimen pasar.

Jika kamu tidak membekali diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai kinerja pasar modal, kamu bisa mengalami kerugian besar di pasar modal.

Namun bukan berarti kamu harus menjadi ahli dulu baru bisa jadi investor. Kamu bisa masuk ke pasar modal dan memahami mekanisme kerjanya, asalkan kamu tahu terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang akan sering kamu jumpai disana.

Apa itu Capital Gain?

apa itu capital gain

Capital gain adalah keuntungan yang kamu dapatkan dari selisih harga jual dikurangi harga awal saat kamu membeli saham pertama kali.

Ada beberapa cara dimana bisa kamu bisa mendapatkan keuntungan saat berinvestasi di pasar saham, yakni dividen dan capital gain.

Dividen adalah profit yang berhasil dicetak oleh perusahaan yang dibagikan kepada para investor tiap tahun pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi, terkadang perusahaan tidak membagikan dividen meskipun telah mencetak untung. Mereka menggunakan keuntungan tersebut untuk diputar lagi sebagai modal usaha.

Meskipun tidak membagikan dividen, pemegang saham tetap untung. Karena dividen yang diputar kembali akan digunakan sebagai modal tambahan atau biasa disebut laba ditahan. Karena perusahaan memiliki lebih banyak modal, efisiensi produksi dan keuntungan perusahaan meningkat. Di sinilah para pemegang saham mendapatkan untung dari nilai saham yang naik, yang disebut dengan capital gain.

Metode ini lebih menguntungkan daripada membagi dividen setiap tahun. Sebab perusahaan yang memaksakan diri membagikan dividennya tidak memiliki modal yang cukup sehingga kesulitan untuk mendapatkan modal tambahan demi meningkatkan efisiensi perusahaan. Akibatnya perusahaan bisa stagnan bahkan bangkrut.

Perbedaan Capital Gain dan Dividen

Meskipun sama-sama memberikan keuntungan pada investor, kedua instrumen ini memiliki banyak perbedaan.

Bagi kamu yang ingin mendapatkan dividen, kamu harus sudah terdaftar sebagai pemegang saham sebelum tanggal pembagian dividen. Tanggal pembagian dividen biasa disebut Cum Date, sedangkan batas setelah penerimaan dividen disebut ex date. Apabila kamu tercatat sebagai pemegang saham setelah tanggal ex date maka kamu tidak akan menerima dividen.

Rentang waktu pembagian dividen biasanya terjadi selama satu periode akuntansi atau satu tahun. Namun tidak semua perusahaan melakukan pembagian dividen. Saat ini banyak perusahaan yang lebih memilih memutar kembali profit yang didapat sebagai laba ditahan.

Sedangkan untuk kamu yang menginginkan keuntungan dari capital gain, kamu harus membeli pada saat harga rendah dan menjualnya saat harganya tinggi. Hal ini biasanya baru dapat dilakukan setelah kamu sudah memegang saham setidaknya lebih dari lima tahun.

Terlalu sering melakukan penjualan saham dapat membuat kamu dikenai fee penjualan dan pajak. Sehingga dapat mengikis keuntungan kamu. Semakin lama kamu memegang saham kamu, semakin banyak keuntungan kamu.

Jenis-Jenis Keuntungan Modal

Dalam dunia investasi, kamu akan mendapati dua jenis keuntungan modal, yakni jangka panjang dan jangka pendek.

1. Profit Jangka Pendek

Keuntungan jangka pendek biasanya didapatkan ketika seorang investor mendapatkan hasil dari menjual sahamnya dalam rentang kurang dari satu tahun. Keuntungan ini bisa didapatkan apabila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham ditambah biaya penjualan dan pajak.

Keuntungan jangka pendek biasanya didapat oleh seorang day trader yang memperjual belikan sahamnya dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini baru dapat ia hasilkan apabila ia mampu secara tepat menganalisa harga jual, harga beli, biaya penjualan, dan pajak. Seseorang yang melakukan hal ini tanpa analisa yang cukup dapat berakhir dengan kerugian.

2. Profit Jangka Panjang

Keuntungan jangka panjang didapatkan ketika seorang investor mendapatkan hasil dari menjual sahamnya dalam rentang waktu lebih dari satu tahun. Keuntungan ini bisa didapatkan apabila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham ditambah biaya penjualan dan pajak.

Jenis keuntungan seperti ini sangat direkomendasikan oleh pialang saham dunia seperti Warren Buffet, Charlie Munger, Ray Dalio, dan sebagainya. Keuntungan lain dari skema ini adalah kamu dapat meminimalisir resiko, biaya penjualan, dan pajak. Sehingga hasil yang kamu dapatkan akan optimal meskipun harus memakan waktu yang lama.

Pajak Capital Gain

pajak capital gain

Pajak merupakan faktor yang harus kamu  betul-betul cermati. Karena pajak dapat memotong hasil investasi kamu sangat besar, tergantung jenis instrumen yang kamu pilih. Beberapa kebijakan pajak juga kerap berubah. Dulu reksadana merupakan investasi bebas pajak, namun sekarang reksadana tidak lagi mendapatkan keistimewaan tersebut.

Berikut ini contoh kasus yang berhubungan dengan pajak capital gain.

1. Pajak Capital Gain pada Properti

Kamu membeli rumah yang harganya naik setiap tahun. Setelah beberapa tahun harganya naik sangat tinggi dan kamu berniat menjualnya sekarang. Pajak yang harus kamu bayar adalah jumlah keuntungan dikurangi biaya penjualan dikalikan persentase pajak.

Jika harga beli rumah kamu Rp500 juta, biaya pembelian lewat notaris Rp50 juta, dan besaran pajak 10%,  maka pajak yang harus kamu bayarkan adalah Rp500 juta – Rp50 juta X 10%= Rp450 juta X 10% = Rp45 juta.

Jadi pajak capital gain dari properti kamu Rp45 juta.

2. Pajak Capital Gain pada Saham

Contoh lain jika kamu membeli unit investasi berupa saham, kamu membeli seharga dua ribu rupiah per lembar sebanyak seribu lembar, maka nilainya sama dengan Rp2 juta. Kemudian kamu simpan selama sepuluh tahun dan nilainya sekarang menjadi Rp20 juta, maka kamu mendapatkan untung capital gain sebesar delapan belas juta rupiah.

Jika kamu menjualnya dengan biaya komisi pada broker sebesar 2%, dan pajak capital gain saham sebesar 15%, maka pajak yang harus kamu bayarkan adalah:

{Rp18 juta- (2% x Rp18 juta)} X 15% = (Rp18 juta- Rp360 ribu) X 15% = Rp17,640 ribu X 15% = Rp2.646.000

Jadi pajak capital gain atas penjualan saham kamu adalah Rp2.646.000,00

Perlu diingat, bahwa pajak ini hanya dibebankan jika kamu melakukan penjualan, jika dalam satu tahun kamu tidak melakukan penjualan sama sekali maka kamu tidak perlu membayar pajak meskipun kamu memperoleh capital gain.

Alternatif Investasi Selain Pasar Modal

Jika kamu menilai pasar saham merupakan investasi yang rumit dengan banyaknya rumus yang harus kamu ingat, kamu bisa memilih instrumen investasi lainnya. Beberapa instrumen lain yang bisa kamu pilih misalkan properti, logam mulia, mata uang dan aset kripto.

Untuk investasi properti dan logam mulia, kamu harus punya kantong yang tebal untuk memulainya. Investasi logam mulia juga tidak murah karena biaya cetak emas bisa mencapai Rp150 ribu, jika kamu hanya beli tiga gram saja maka biaya ini akan memberatkan kamu.

Gambar: Pixabay

Berbeda halnya jika kamu memilih investasi pada aset kripto, kamu bisa mulai hanya dengan Rp11.000 dengan aplikasi Pintu langsung dari ponsel pintar kamu. Meskipun mudah dan murah, kamu tetap harus memahami mekanisme pasar agar tidak melakukan panic selling ketika harganya turun.

Referensi:

Flazztax, Besaran pajak di Indonesia, diakses tanggal 28-11-21

James Chen, Capital Gain Definition, diakses tanggal 28-11-21

Jason Fernando, Capital Gains Tax,  diakses tanggal 28-11-21

Claire Boyte-White, Understanding Long-Term vs. Short-Term Capital Gains, diakses tanggal 29-11-21

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->