Menentukan berapa harga pokok produksi sebuah barang haruslah tepat dan efektif. Sebab, ada banyak faktor yang mesti diperhitungkan, mulai dari SDM, bahan baku, biaya overhead dan hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Full costing adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk menentukan harga pokok produksi. Untuk tahu lebih dalam apa itu full costing, berikut ulasan selengkapnya.
Metode full costing adalah suatu metode untuk menentukan harga pokok suatu produk dengan menghitung semua biaya produksi. Biaya produksi termasuk tenaga kerja langsung, biaya bahan baku langsung, serta biaya overhead pabrik baik yang termasuk biaya variabel maupun biaya tetap.
Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, biaya produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi yaitu tenaga kerja langsung, biaya bahan baku langsung, serta biaya overhead pabrik variabel dan tetap ditambah dengan biaya non-produksi. Biaya-non produksi ini termasuk biaya administrasi, biaya pemasaran dan lain sebagainya.
Baca juga: Sering Digunakan dalam Akuntansi, Apa itu Biaya Eksplisit dan Implisit?
Selain menggunakan metode full costing, menghitung harga pokok produksi sebenarnya juga bisa menggunakan metode variable costing. Hanya saja, metode full costing memiliki beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan pendekatan full costing adalah:
Di sisi lain, beberapa kekurangan metode full costing antara lain adalah:
Beberapa biaya yang termasuk ke dalam metode full costing adalah:
Bahan baku adalah semua yang termasuk bahan mentah, komponen, serta bahan rakitan yang diperlukan untuk membuat produk hingga produk tersebut jadi dan memiliki nilai jual.
Yang termasuk ke dalam tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang dipekerjakan dalam proses produksi barang. Jadi tenaga kerja ini tidak akan diperlukan saat tidak ada produksi barang.
Sementara itu, biaya overhead tetap adalah semua biaya dalam proses produksi yang jumlahnya tidak variatif. Contohnya adalah biaya sewa, gaji supervisor, dan depresiasi.
Biaya overhead variabel adalah semua biaya yang ada dalam proses produksi, selain biaya material langsung dan tenaga kerja langsung. Jumlah biaya ini bervariasi, tergantung dari jumlah barang yang diproduksi. Misalnya saja biaya perlengkapan produksi. Umumnya, biaya ini terhitung kecil.
Baca juga: Apa itu Biaya Operasional dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Untuk bisa lebih memahami tentang metode full costing, simak contoh perhitungan full costing berikut ini.
Jika dihitung biaya produksi dengan metode full costing, maka:
Biaya produksi = Tenaga kerja langsung + biaya variabel per unit + biaya overhead pabrik variabel + biaya overhead pabrik tetap
Biaya produksi = Rp60.000 + Rp110.000 + Rp30.000 + (Rp12.000.000/100)
Biaya produksi = Rp320.000.
Pendekatan full costing adalah biaya yang memperhitungkan semua biaya produksi termasuk tenaga kerja langsung, biaya bahan baku langsung, serta biaya overhead pabrik baik yang termasuk variabel maupun tetap. Selain metode ini, ada juga metode variable costing yang juga bisa digunakan untuk menentukan biaya pokok produksi.
Perbedaan utama antara full costing dan variable costing adalah cara menangani biaya tetap sebuah usaha. Variable costing akan memisahkan pengeluaran operasional dari biaya produksi, sementara dalam metode full costing, semua biaya operasional akan dihitung.
Selain itu, efek pada laporan keuangan perusahaan antara metode full costing dan variable costing juga berbeda. Misalnya, jika volume penjualan konstan dan volume produksi berubah, laporan keuangan yang menggunakan pendekatan variable costing akan menunjukkan laba atau rugi yang kostan. Sebab, laba atau rugi tidak dipengaruhi oleh perubahan persediaan. Sementara jika menggunakan pendekatan full costing, maka akan menunjukkan perubahan pada laba atau rugi karena perubahan persediaan.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu metode full costing dan contohnya. Semoga penjelasan ini bermanfaat buat kamu, ya!
Kamu bisa menemukan informasi lainnya seputar keuangan dan investasi di Pintu Blog, serta belajar crypto, salah satu aset yang tengah diminati masyarakat Indonesia saat ini di Pintu Academy.
Mengapa banyak orang yang tertarik dengan crypto? Baca selengkapnya mengenai apa itu crypto?
Referensi: