Pemerintah dan bank sentral di setiap negara memiliki sejumlah pilihan kebijakan yang dapat digunakan untuk mengelola perekonomian negara dalam mencapai kestabilan harga. Kestabilan harga di suatu negara dapat merefleksikan kondisi perekonomian yang baik dan juga tingkat inflasi yang terkendali.
Salah satu kebijakan yang pemerintah dan bank sentral dapat upayakan untuk mencapai kondisi perekonomian negara yang baik adalah melalui penerapan kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar sedemikian rupa agar mengalami peningkatan.
Kebijakan jenis ini dapat membantu mengendalikan perekonomian negara secara makro sehingga dapat mencapai kondisi perekonomian negara yang lebih baik.
Pada kesempatan kali ini, Pintu akan membahas lebih jauh dan lengkap tentang apa itu kebijakan moneter ekspansif dan contoh kebijakan moneter ekspansif. Penjelasan lebih lengkap mengenai kebijakan moneter ekspansif bisa kamu baca selengkapnya di bawah ini.
Kebijakan moneter ekspansif adalah salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah dan bank sentral dalam mengatur persediaan uang suatu negara untuk mencapai tujuan tertentu. Kebijakan ini dapat dipilih pemerintah dan bank sentral untuk berbagai tujuan seperti mendorong tingkat kesejahteraan warga dan menciptakan kestabilan perekonomian.
Kebijakan moneter ekspansif yang dikenal sebagai kebijakan uang longgar dapat diaplikasikan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter ini seringkali dipilih saat suatu negara sedang mengalami resesi atau depresi ekonomi. Umumnya, saat suatu negara mengalami pelemahan ekonomi, masyarakat cenderung menyimpan uangnya di bank.
Tindakan ini dilakukan masyarakat untuk menghindari kerugian akibat nilai tukar uang yang mengalami penurunan. Hal ini kemudian berdampak pada melambatnya perputaran ekonomi suatu negara sehingga pemerintah dan bank sentral akan menambah jumlah uang yang beredar agar perputaran ekonomi kembali bergerak melalui penerapan kebijakan moneter ekspansif.
Kebijakan moneter ekspansif adalah sebuah kebijakan moneter yang digunakan untuk meningkatkan jumlah uang beredar di dalam perekonomian sebuah negara.
Saat jumlah uang yang beredar mengalami peningkatan, kondisi ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui permintaan agregat. Tak hanya itu, besarnya suntikan dana yang beredar juga dapat merangsang tingkat belanja konsumen dan investasi modal oleh bisnis.
Baca Juga: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Kebijakan Moneter
Pengaruh penerapan kebijakan moneter yang ekspansif adalah tingkat harga (inflasi) perlahan mengalami peningkatan yang berakhir pada dorongan permintaan yang lebih besar. Kondisi ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan jumlah produksinya dan menambah jam lembur karyawan sehingga permintaan dapat terpenuhi dengan maksimal.
Saat tingkat permintaan semakin kuat, industri dituntut untuk merekrut lebih banyak pekerja dan berinvestasi dalam barang modal untuk meningkatkan jumlah produksi. Kondisi ini kemudian pada akhirnya membuat jumlah output agregat (PDB riil) mengalami peningkatan. Di sisi lain, tingkat perekrutan yang besar akan membantu menurunkan tingkat pengangguran.
Bank sentral dapat mengaplikasikan kebijakan ini dengan macam-macam kebijakan moneter ekspansif berikut ini:
Pemotongan suku bunga jangka pendek adalah salah satu contoh kebijakan moneter ekspansif yang dapat diusahakan oleh bank sentral. Sebagai contohnya, pada Maret 2020 yang lalu Bank Indonesia mengambil langkah memangkas BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,50%.
Umumnya, bank komersial akan mengambil pinjaman dari bank sentral saat bank alami kekurangan likuiditas. Sebagai kompensasinya, bank sentral akan membebankan bunga terhadap bank komersial. Saat negara sedang mengalami resesi atau pelemahan ekonomi, bank sentral dapat menurunkan suku bunga acuan.
Dalam arti lain, bank komersial dapat membayar bunga pinjaman yang lebih rendah pada bank sentral sehingga bank komersial memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan ke sektor rumah tangga dan bisnis. Hal ini akan membantu meningkatkan ketersediaan kredit dengan biaya yang lebih rendah dan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
Tak hanya sektor rumah tangga saja yang mengalami dampaknya, para pelaku bisnis pun dapat memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah ini untuk meningkatkan nilai investasi modal bisnis dan meningkatkan efisiensi produksi. Kondisi ini diharapkan secara perlahan akan mendorong pergerakan ekonomi suatu negara secara positif.
Contoh kebijakan moneter ekspansif berikutnya adalah menurunkan rasio cadangan wajib. Setiap bank komersial wajib memiliki cadangan minimum di bank sentral dan brankas pribadinya sendiri sebagai dana cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko. Oleh karena itu, total simpanan dana yang dimiliki bank tidak boleh digunakan secara keseluruhan untuk memberikan pinjaman.
Bank wajib menyisihkan persentase tertentu dari dana deposito sebagai dana cadangan yang sesuai dengan peraturan bank sentral. Sebagai contoh, bank sentral menetapkan rasio cadangan wajib sebanyak 10%. Artinya, bank komersial harus menyimpan $10 dari setiap $100 simpanan uang di bank sebagai dana cadangan. Sedangkan sebesar $90 dapat bank gunakan sebagai pinjaman.
Baca Juga: Krisis Moneter: Definisi, Ciri dan Penyebabnya
Saat pemerintah dan bank sentral ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka bank sentral dapat menurunkan rasionya menjadi 5%. Dalam arti lain, kini bank dapat menggunakan sebanyak $95 dana simpanan di bank untuk memberikan pinjaman dan menyisihkan dana sebesar $5 sebagai cadangan.
Saat lebih banyak uang dipinjamkan, hal ini diharapakan dapat meningkatkan likuiditas dalam perekonomian dan mendorong penurunan suku bunga pinjaman. Dengan begitu, setiap rumah tangga dan bisnis dapat dengan mudah menemukan pinjaman baru dengan bunga yang terjangkau yang akan meningkatkan konsumsi dan investasi mereka.
Contoh kebijakan moneter ekspansi yang terakhir adalah dengan melakukan operasi pasar terbuka melalui pembelian surat berharga pemerintah. Kebijakan moneter ekspansif dapat dilakukan dengan pembelian surat berharga pemerintah yang dilakukan oleh bank sentral kepada bank komersial.
Pembelian ini membuat surat berharga berpindah tangan dari bank komersial ke bank sentral. Selain itu, proses pembelian surat berharga pemerintah oleh bank sentral ini membuat bank komersial menerima sejumlah pembayaran.
Pembayaran ini membuat bank komersial memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan kepada sektor rumah tangga maupun bisnis. Hal ini akan membantu meningkatkan likuiditas dan mendorong suku bunga turun. Dengan begitu, rumah tangga dan bisnis dapat dengan mudah menemukan pinjaman dengan bunga yang terjangkau.
Dalam aplikasinya, terdapat sejumlah pengaruh penerapan kebijakan moneter yang ekspansif dari segi dampak positif dan dampak negatif seperti penjelasan berikut ini:
Kebijakan moneter ekspansif dapat dilakukan dengan tujuan mendorong peningkatan permintaan agregat. Saat permintaan agregat meningkat, hal ini dapat merangsang sektor bisnis dalam meningkatkan jumlah produksi dan merekrut lebih banyak pekerja.
Pada akhirnya, pengaruh penerapan kebijakan moneter yang ekspansif adalah:
Meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat akan meningkatkan angka inflasi yang bisa membawa keuntungan maupun kerugian bagi perekonomian. Jika bank sentral mengambil kebijakan yang terlalu agresif, maka jumlah uang yang beredar akan meningkat secara dramatis dan tak terkendali.
Oleh karena itu, bank sentral harus melakukan beberapa tindakan seperti berikut ini:
Terdapat dua jenis kebijakan moneter yang dapat dipilih pemerintah dan bank sentral dalam memengaruhi jumlah uang yang beredar yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.
Perbedaan kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif dapat dilihat dari tujuan aplikasinya. Jika kebijakan moneter ekspansif bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar, maka kebijakan moneter kontraktif berlaku sebaliknya.
Saat pemerintah dan bank sentral memilih penerapan kebijakan moneter ekspansif maka hal ini akan mendorong masyarakat umum dan juga bisnis dalam meningkatkan daya konsumsi dan investasi. Peningkatan jumlah investasi ini dapat meliputi investasi bisnis berupa barang, sumber daya manusia, saham, reksadana, obligasi, maupun crypto.
Buat kamu yang ingin memulai investasi crypto namun tidak tahu harus mulai dari mana, kamu bisa segera download aplikasi Pintu sekarang! Pintu adalah aplikasi crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Kamu bisa berinvestasi di aplikasi Pintu mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Di Pintu, terdapat juga fitur Pintu Academy bagi kamu yang ingin belajar crypto secara gratis dan mudah serta fitur Pintu News bagi kamu yang ingin mencapatkan berbagai berita crypto terbaru.
Yuk, download aplikasi Pintu sekarang di sini!
Referensi: