Menghadapi berbagai risiko saat melakukan aktivitas finansial adalah hal yang tidak bisa dihindari. Meski begitu, kamu masih dapat menekan tingkat risiko tersebut dengan mengenali secara lebih lanjut risiko dari tiap kegiatan. Dalam artikel ini, kamu bisa mengetahui secara dalam mengenai perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, dua aktivitas finansial yang sering dilakukan masyarakat.
Sebelum memahami perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, pertama-tama kamu harus mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian risiko kredit. Pada dasarnya, risiko kredit adalah kerugian yang terjadi akibat debitur yang tidak mampu memenuhi kewajiban melunasi hutang, baik itu utang pokok maupun bunganya.
Risiko kredit itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
Ada kalanya pemerintah sebuah negara meminjam dana kepada negara lain atau lembaga dunia demi memenuhi kebutuhan. Ketika pemerintah tak mampu melunasinya, akan muncul sovereign credit risk atau risiko kredit pemerintahan.
Jenis risiko kredit ini biasanya terjadi pada industri, terutama perbankan. Gagalnya pembayaran yang dilakukan debitur adalah salah risiko yang sering terjadi, khususnya dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, penyertaan modal, dan penerimaan kredit.
Retail customer credit risk biasanya terjadi saat debitur, khususnya dari perseorangan, tak mampu membayar utang berupa kebutuhan konsumtif. Karena pengembaliannya bukan berasal dari objek yang dibiayai, maka pemberian kreditnya harus dibatasi.
Untuk bisa lebih memahami mengenai perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, kamu bisa melihat contoh risiko kredit berikut.
“Anggaplah kamu akan mengambil kredit di perusahaan pembiayaan. Risiko kredit yang bisa terjadi adalah ketika kamu terlambat membayar cicilan atau bahkan tidak bisa membayar cicilan, yang mana risiko tersebut harus ditanggung oleh perusahaan pembiayaan. ”
Bagaimana dengan pengertian risiko investasi? Risiko investasi adalah potensi kerugian yang muncul akibat perolehan keuntungan yang tidak memenuhi target. Kamu yang berencana untuk menjadi investor atau sedang merintis karir di bidang ini harus memperhatikan risiko ini. Jika tidak, peluang memperoleh profit akan semakin kecil.
Pemahaman seputar investasi bukan hanya akan membantu mengenali perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, namun juga contoh risiko investasi yang mungkin kamu alami dan bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu contoh risiko investasi adalah risiko likuid. Sederhanya, risiko likuid adalah risiko yang akan muncul ketika instrumen investasi tidak memiliki pembeli maupun penjual ketika kamu hendak melakukan transaksi.
Dalam dunia kripto, likuiditas ini akan berpengaruh terhadap spread sebuah aset. Apabila spread semakin luas, maka likuiditas aset tersebut biasanya kecil atau kesulitan untuk mempertemukan penjual dan pembeli aset.
Untuk menekan kerugian yang bisa timbul akibat risiko investasi, kamu bisa terapkan beberapa cara mengatasi risiko investasi berikut ini:
Langkah ini dilakukan dengan membagi risiko investasi. Khusus untuk investor pemula, ada baiknya kamu memulai dari produk investasi murah seperti reksa dana yang akan dibantu pengelolaannya oleh manajer investasi maupun aset kripto dalam jumlah kecil.
Baca juga : Contoh Portofolio Investasi dari Investor Kripto Sukses Dunia
Kamu yang memilih produk investasi seperti aset kripto maupun saham bisa memperpanjang waktu investasi guna menekan risiko investasi. Hal ini karena investasi harian dalam jangka waktu singkat biasanya memiliki risiko investasi yang relatif lebih besar. Cara lainnya adalah dengan memperdalam analisis fundamental dari aset bersangkutan untuk menjauhi risiko tersebut.
Dalam manajemen risiko, ada switching atau penggantian produk investasi apabila produk yang kamu kelola menghadapi kerugian. Dengan catatan, kamu harus mampu menguasai cara kerja produk ini agar tidak menghadapi masalah yang sama pada produk berikutnya.
Dari penjelasan di atas, kamu bisa simpulkan bahwa perbedaan antara risiko kredit dengan risiko investasi terletak pada jenis pembiayaan dan faktornya. Meskipun dua-duanya disebabkan gagalnya proses pembayaran, risiko kredit umumnya dipicu menumpuknya utang pokok dan bunga. Sementara risiko investasi disebabkan tak kunjung tercapainya profit.
Begitu memahami perbedaan risiko kredit dan risiko investasi, kamu seharusnya sudah makin siap untuk berinvestasi, nih. Buat kamu yang tertarik untuk berinvestasi, aset kripto bisa jadi pilihan. Mulai dari Rp22.000 saja kamu sudah bisa investasi dan trading aset kripto di Pintu, lho!