Jakarta, Pintu News – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji untuk mengakhiri de-dolarisasi—proses dimana negara-negara mulai meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan internasional. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah memberlakukan tarif pada negara-negara yang mengurangi ketergantungan pada dolar, serta menyederhanakan kebijakan ekonomi untuk memperkuat posisi dolar.
Trump juga berencana membentuk departemen keuangan inovatif, termasuk inisiatif seperti unit pengelolaan anggaran yang dipimpin oleh Elon Musk. Langkah ini dirancang untuk mengangkat perekonomian AS keluar dari kemerosotan. Namun, pendekatan ini dapat memunculkan risiko baru, terutama jika kenaikan nilai dolar justru membuatnya terlalu mahal untuk digunakan dalam transaksi internasional.
Meskipun penguatan dolar menguntungkan AS, hal ini dapat menjadi bumerang jika negara-negara lain merasa kesulitan menggunakan mata uang tersebut. Kenaikan nilai dolar yang terlalu tajam dapat mempercepat proses de-dolarisasi, karena negara-negara akan mencari mata uang alternatif yang lebih terjangkau.
Menurut laporan Allianz, kenaikan nilai dolar dapat mengurangi perannya sebagai mata uang cadangan global. Jika akses terhadap dolar menjadi mahal, negara-negara berkembang kemungkinan besar akan memilih opsi lain untuk perdagangan internasional mereka.
Baca Juga: Ethereum dan Solana Bakal Cetak Rekor Baru, Memecoin Ini Jadi Juaranya! (20/11/24)

Negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi contoh konkret dalam mencari solusi alternatif untuk menggantikan dolar. Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, telah menyerukan pentingnya membangun sistem mata uang baru untuk mengurangi dominasi dolar.
Lula mempertanyakan mengapa dolar tetap menjadi mata uang utama sejak berakhirnya standar emas. Usaha BRICS untuk memperkenalkan sistem mata uang baru semakin diperkuat dengan kondisi ekonomi global yang mulai menjauhi ketergantungan pada dolar AS.
Kebijakan “America First” Trump berpotensi mendorong nilai dolar ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi risiko overvaluasi bisa mempercepat pergeseran global menuju de-dolarisasi. Dengan aliansi internasional seperti BRICS yang aktif mencari solusi alternatif, masa depan dolar sebagai mata uang global menghadapi tantangan serius.
Baca Juga: XRP Mania Meningkat: Prediksi ATH Didukung Oleh Minat Pencarian Google yang Kuat
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi crypto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
*Disclaimer: Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.