Jakarta, Pintu News – Pada 31 Januari 2024, Jupiter, platform pertukaran terdesentralisasi (DEX) utama di jaringan Solana (SOL), melaksanakan airdrop besar-besaran dengan mendistribusikan 700 juta token JUP senilai sekitar Rp11,35 triliun kepada hampir satu juta dompet pengguna. Langkah ini menarik perhatian luas dalam komunitas kripto, namun juga memicu berbagai reaksi di pasar.
Dari total 700 juta token JUP yang dialokasikan, sekitar 622 juta token berhasil diklaim oleh lebih dari 440.000 alamat dompet. Namun, 54% dari dompet yang memenuhi syarat belum mengklaim token mereka, menyisakan sekitar 378 juta JUP yang belum diklaim. Mayoritas penerima menerima kurang dari 1.000 JUP, dengan 59% (261.000 dompet) mendapatkan 200 JUP, sementara sekitar 1.500 dompet menerima antara 100.000 hingga 200.000 JUP.
Menariknya, penerima dengan jumlah airdrop yang lebih besar cenderung mempertahankan kepemilikan JUP mereka, sementara 72% dari penerima yang menerima kurang dari 1.000 JUP telah menjual aset mereka. Airdrop ini juga berfungsi sebagai uji stres bagi jaringan Solana. Meskipun terjadi lonjakan aktivitas, Solana berhasil memproses 13% lebih banyak transaksi dibandingkan dengan 90 hari sebelumnya, dengan waktu blok rata-rata sekitar 400 milidetik.
Selain itu, terjadi lonjakan dalam aktivitas dompet, dengan peningkatan persaingan untuk inklusi transaksi yang lebih cepat. Pada hari airdrop, Solana mencapai jumlah alamat aktif tertinggi dalam setahun, dengan setidaknya 50% dari dompet aktif tersebut terlibat dalam klaim JUP.
Baca Juga: Chainlink Gandeng BX Digital dan BX Swiss untuk Hadirkan Data Pasar On-Chain

Setelah airdrop, harga token JUP mengalami volatilitas signifikan. Token ini dibuka pada harga sekitar Rp486 dan melonjak hingga Rp12.973 sebelum ditutup pada sekitar Rp10.726. Namun, pada saat penulisan, JUP diperdagangkan pada sekitar Rp8.108, menunjukkan penurunan lebih dari 11%. Penurunan harga ini dikaitkan dengan peningkatan penjualan setelah distribusi token airdrop, di mana banyak penerima memilih untuk merealisasikan keuntungan mereka.
Sementara itu, harga SOL, token asli jaringan Solana, mengalami peningkatan sebesar 4,6% dalam 24 jam setelah airdrop. Volume sosial seputar SOL juga meningkat, menunjukkan peningkatan popularitas token tersebut. Namun, sentimen negatif terhadap SOL juga tumbuh secara signifikan, menunjukkan bahwa komentar negatif melebihi yang positif. Meskipun harga SOL berpotensi tumbuh lebih lanjut karena minat yang dihasilkan oleh Jupiter, sentimen negatif yang tinggi dapat menjadi penghalang bagi reli tersebut.
Meskipun airdrop ini berhasil meningkatkan aktivitas dan likuiditas di jaringan Solana, tantangan tetap ada. Tingkat kegagalan transaksi yang tinggi, terutama pada agregator seperti Jupiter, menimbulkan kekhawatiran di antara pengguna. Dalam periode tertentu, 83% dari transaksi pada Jupiter mengalami kegagalan, menyebabkan pengguna kehilangan biaya transaksi yang signifikan dan menimbulkan pertanyaan tentang peran validator dan bot dalam ekosistem ini.

Namun, dengan peningkatan Total Value Locked (TVL) di Jupiter Exchange yang mencapai Rp46,2 triliun pada 23 Januari, ada indikasi bahwa aktivitas dan kepercayaan pengguna terhadap platform ini tetap tinggi. Pasar kini mengamati apakah JUP dapat pulih setelah airdrop, dengan tren likuidasi dan aktivitas perdagangan menjadi indikator kunci untuk kinerja di masa mendatang.
Secara keseluruhan, airdrop Jupiter menyoroti potensi dan tantangan dalam distribusi token skala besar di ekosistem kripto. Sementara inisiatif semacam itu dapat meningkatkan partisipasi dan likuiditas, penting bagi platform untuk mengelola dampak pasar dan memastikan infrastruktur yang andal untuk mendukung lonjakan aktivitas pengguna.
Baca Juga: Donald Trump Tegaskan Komitmen Menjadikan AS sebagai Pusat Kripto Dunia
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.