Jakarta, Pintu News – India semakin serius dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) global dan berencana meluncurkan model AI generatif buatan lokal pada tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri IT India, Ashwini Vaishnaw, dalam acara Utkarsh Odisha Conclave.
Langkah ini menandai ambisi India untuk membangun AI yang lebih inklusif dan mendukung keberagaman bahasa serta budaya di negara tersebut.
Simak berita lengkapnya berikut ini!
Menurut laporan Economic Times of India, India telah mengakuisisi 18.693 unit GPU, termasuk 12.896 unit Nvidia H100s, yang merupakan salah satu prosesor AI tercanggih di dunia saat ini. Selain itu, India juga mengincar investasi asing senilai $20 miliar (Rp325,6 triliun) dalam pengembangan pusat data selama tiga tahun ke depan.
Vaishnaw menegaskan bahwa setidaknya enam pengembang AI utama di India akan dapat mengembangkan model AI dalam waktu empat hingga delapan bulan ke depan. Model ini akan dirancang khusus untuk mendukung berbagai bahasa dan budaya lokal, membuatnya lebih relevan dengan populasi India yang beragam.
Baca juga: Bitcoin Tembus $106.000, 3 Faktor Ini Harus Terjadi untuk Mencapai Rekor Tertinggi Baru!

Langkah India ini bertepatan dengan munculnya DeepSeek R1, model AI open-source yang dapat bersaing dengan model dari OpenAI, tetapi dengan biaya pelatihan yang jauh lebih rendah.
Keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa skala AI tidak selalu membutuhkan daya komputasi besar, yang mengubah cara pandang banyak negara tentang strategi pengembangan AI.
Di sisi lain, keberhasilan DeepSeek juga membuat Amerika Serikat mempertimbangkan pembatasan lebih ketat terhadap ekspor chip AI berkinerja tinggi, terutama yang diproduksi oleh Nvidia. Langkah ini bertujuan untuk menjaga dominasi AS dalam sektor semikonduktor dan AI, tetapi juga menuai kritik dari berbagai pihak.
Baca juga: Pi Network Mainnet Update: Deadline KYC Diperpanjang Hingga 28 Februari 2025!
Pemerintahan Presiden Donald Trump semakin agresif dalam mempertahankan posisi AS sebagai pemimpin AI global. Salah satu kebijakan yang telah diterapkan adalah tiga kali pembatasan ekspor terhadap penjualan chip Nvidia ke China, termasuk:
Untuk memastikan dominasi AS dalam teknologi AI, Trump mengumumkan proyek “Stargate”, sebuah inisiatif senilai $500 miliar (Rp8,14 kuadriliun) yang dipimpin oleh OpenAI, Oracle, dan SoftBank. Proyek ini bertujuan untuk membangun infrastruktur AI terbesar di dunia dan mempercepat inovasi di sektor kecerdasan buatan.
Namun, kebijakan pembatasan ekspor ini menuai kritik, karena dianggap dapat menghambat daya saing perusahaan AS di pasar global dan memberi peluang bagi negara-negara lain, termasuk India dan China, untuk berkembang lebih cepat dalam teknologi AI.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.