Jakarta, Pintu News – Keuntungan penambangan Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan setelah biaya transaksi turun ke level terendah sejak pasar bearish tahun 2015. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penambang, terutama karena mereka sudah menghadapi volatilitas pasar yang tinggi.
Penurunan biaya transaksi berkontribusi pada menurunnya pendapatan penambang, yang semakin diperburuk oleh persaingan ketat di industri crypto. Halving Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun sekali juga berperan dalam mengurangi jumlah reward yang diterima oleh para penambang, sehingga biaya transaksi menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka.
Munculnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) membawa tantangan baru bagi industri penambangan Bitcoin. Permintaan tinggi untuk daya komputasi dari sektor AI menyebabkan peningkatan biaya operasional bagi penambang BTC, karena sumber daya seperti listrik dan perangkat keras kini lebih banyak digunakan oleh perusahaan AI.
Selain itu, algoritma perdagangan berbasis AI juga memengaruhi pola transaksi di jaringan Bitcoin. Trading bot yang didukung AI dapat mengoptimalkan transaksi dan mengurangi ketergantungan pada transaksi prioritas yang mahal, sehingga semakin menekan biaya transaksi di jaringan Bitcoin. Hal ini membuat para penambang harus menghadapi tantangan ganda: persaingan sumber daya dengan sektor AI serta perubahan struktur biaya transaksi yang dipengaruhi oleh teknologi baru ini.
Baca Juga: 3 Crypto Berharga di Bawah $4 yang Dinilai Anlis Berpeluang Jadi Binance Coin (BNB) Berikutnya
Selain tantangan dari AI, penambang Bitcoin juga harus menghadapi volatilitas harga yang tinggi serta persaingan dengan perusahaan penambangan skala besar yang memiliki sumber daya lebih besar. Kondisi ini menyebabkan ekosistem pendapatan yang tidak stabil bagi penambang kecil, yang semakin terancam oleh biaya operasional yang meningkat.
Banyak penambang kecil mulai tersingkir dari pasar, sementara mining pool besar semakin mengonsolidasikan dominasi mereka. Untuk bertahan, para penambang harus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka atau berisiko mengalami kerugian besar yang dapat menyebabkan penghentian aktivitas penambangan.

Dalam jangka panjang, penurunan biaya transaksi dapat berdampak pada keamanan jaringan Bitcoin. Dengan menurunnya pendapatan dari biaya transaksi, banyak penambang yang mungkin meninggalkan jaringan, sehingga menurunkan total hash rate dan meningkatkan potensi risiko terhadap keamanan jaringan Bitcoin.
Salah satu solusi potensial yang sedang berkembang adalah Lightning Network, yang bertujuan meningkatkan throughput transaksi di jaringan Bitcoin. Saat ini, kapasitas Lightning Network telah mencapai Rp4,08 triliun (USD 250 juta) atau sekitar 4.800 BTC, dengan peningkatan penggunaan yang mencapai 14,51% pada 2024. Namun, tantangan seperti kompleksitas penggunaan dan volatilitas biaya masih menjadi hambatan bagi adopsi yang lebih luas.
Penambang Bitcoin saat ini menghadapi tantangan besar akibat penurunan biaya transaksi, meningkatnya persaingan dari industri AI, serta volatilitas pasar yang tinggi. Jika tren ini berlanjut, industri penambangan Bitcoin mungkin akan mengalami perubahan besar, di mana hanya penambang yang mampu beradaptasi dengan efisiensi tinggi yang dapat bertahan. Upaya untuk meningkatkan skalabilitas dan memastikan keamanan jaringan Bitcoin akan menjadi faktor kunci dalam menentukan masa depan ekosistem crypto ini.
Baca Juga: Dogecoin (DOGE) Mengalami Penurunan: Tanda Akhir Koreksi atau Awal Pemulihan? (4/2/25)
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.