Jakarta, Pintu News – Huma Protocol, sebuah platform di sektor PayFi yang sedang berkembang, secara resmi telah mengumumkan tokenomik dan rencana airdrop Season 1 untuk token HUMA.
Proyek ini menarik minat banyak perusahaan modal ventura, karena sektor PayFi dianggap sangat menjanjikan. Namun, dalam kondisi pasar saat ini, investor ritel cenderung kurang tertarik pada format airdrop tradisional.
PayFi menggabungkan pembayaran instan dengan keuangan terdesentralisasi (DeFi), memanfaatkan teknologi blockchain untuk memungkinkan transaksi keuangan yang cepat, efisien, dan hemat biaya.
Baca juga: VanEck Luncurkan Dana Ekosistem Avalanche, Siap Dorong Lonjakan Harga AVAX dan Revolusi Crypto!
Huma Protocol berambisi memimpin tren ini dengan mengintegrasikan DeFi dengan aset dunia nyata (RWA).
Tim merancang token HUMA agar berfungsi sebagai token utilitas sekaligus tata kelola, serta mendorong partisipasi komunitas demi manfaat jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pengguna, penyedia likuiditas (Liquidity Provider), mitra, dan pengembang.
Huma Protocol mengumumkan rencana airdrop Season 1 dengan mengalokasikan 5% dari total pasokan HUMA (500 juta token) untuk pengguna setia. Namun, banyak yang menganggap alokasi ini terasa cukup kecil.
“5% untuk airdrop season 1 terlalu sedikit,” ujar investor CryptoStalker.
Meskipun mendapat kritik, Huma Foundation menegaskan bahwa ini baru permulaan. Foundation telah merencanakan airdrop kedua dengan alokasi 2,1% dari total pasokan, yang akan dilakukan sekitar tiga bulan setelah acara token generation event (TGE).
Selain itu, total pasokan token HUMA dibatasi maksimal 10 miliar token, dengan pasokan awal yang beredar sebesar 17,33%.
Distribusi token meliputi:
Jadwal rilis token akan berlanjut hingga akhir tahun 2029. Token yang dialokasikan untuk tim dan investor akan dikunci selama 12 bulan, kemudian mengikuti masa vesting selama tiga tahun.
Alokasi untuk penyedia likuiditas dan ekosistem akan berkurang sebesar 7% setiap kuartal. Persentase ini dapat disesuaikan melalui tata kelola protokol.
Huma Protocol terus berkembang seiring dengan semakin populernya PayFi. Dengan pemerintah yang mulai mengembangkan kebijakan ramah terhadap kripto dan stablecoin, pembayaran berbasis kripto berpotensi menjadi alternatif utama menggantikan sistem pembayaran tradisional.
“Web2 memiliki banyak masalah, salah satunya adalah jaringan pembayaran yang terpusat. Transaksi yang lambat, biaya tinggi, dan kurangnya kontrol bagi pengguna. Namun sekarang ada solusi. Huma Finance adalah jaringan PayFi pertama yang bertujuan mempercepat pembayaran global dengan akses likuiditas instan di mana saja dan kapan saja,” ujar investor Niels.
Baca juga: Harga Shiba Inu Melejit Setelah Whale Borong 530 Triliun SHIB – Apakah Breakout Sudah Dekat?
Menurut laporan Coingecko yang mengacu pada riset dari Mordor Intelligence, pasar pendanaan pembayaran global diperkirakan mencapai 2,85 triliun dolar AS pada tahun 2024 dan tumbuh hingga 4,78 triliun dolar AS pada tahun 2029.
“Pertumbuhan besar ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan infrastruktur keuangan yang skalabel, efisien, dan mudah diakses—yang menjadi fokus PayFi,” kata laporan tersebut.

Karena itu, pelopor seperti Huma Protocol mendapatkan keuntungan kompetitif. Proyek ini telah mengumpulkan lebih dari 46 juta dolar AS dari investor seperti Haskey Capital dan Circle.
Namun, kondisi pasar saat ini belum mampu memberikan momentum awal yang kuat bagi Huma. Alokasi airdrop yang rendah dan pergeseran minat pengguna, yang dipengaruhi oleh model baru seperti Binance Alpha, membuat airdrop tradisional semakin kurang diminati.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana kamu bisa beli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop kamu!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.