Jakarta, Pintu News – Laporan terbaru dari perusahaan manajemen indeks crypto, Bitwise, mengungkapkan bahwa aliran dana ke Bitcoin (BTC) diperkirakan akan mencapai $120 miliar pada akhir 2025 dan melonjak menjadi $300 miliar pada 2026.
Dalam skenario terbaik, total aliran dana bahkan bisa tembus $426,9 miliar. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya minat investor institusi, dana negara, ETF Bitcoin, hingga perusahaan publik yang mulai menyimpan BTC sebagai aset cadangan.
Dengan 94,6% total suplai Bitcoin sudah ditambang per Mei 2025, tekanan permintaan dari berbagai pihak ini memperkuat narasi bahwa Bitcoin semakin dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat.

Bitwise menyatakan bahwa ETF Bitcoin berbasis spot di Amerika Serikat mencatatkan arus masuk sebesar Rp592 triliun ($36,2 miliar) sepanjang 2024. Angka ini melampaui keberhasilan awal ETF emas legendaris, SPDR Gold Shares (GLD), yang dulu merevolusi cara investor berinvestasi emas
Bahkan, ETF Bitcoin berhasil mencapai total dana kelolaan senilai Rp2.044 triliun ($125 miliar) hanya dalam waktu 12 bulan—20 kali lebih cepat dari GLD.
Kecepatan adopsi ini menjadi indikator kuat bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk melampaui emas sebagai penyimpan nilai utama. Bitwise memproyeksikan bahwa ETF Bitcoin bisa menarik hingga Rp1.636 triliun ($100 miliar) per tahun pada 2027.
Baca juga: 5 ICO Crypto yang Patut Dipantau Sebelum Harga Naik Tinggi di 2025
Meski arus masuk sangat tinggi, sekitar Rp572 triliun ($35 miliar) permintaan terhadap Bitcoin masih tertahan pada 2024.
Hal ini disebabkan kebijakan kepatuhan yang ketat dari institusi besar seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs, yang mengelola aset lebih dari Rp981.780 triliun ($60 triliun). Mereka masih menunggu rekam jejak ETF Bitcoin yang lebih panjang sebelum terjun secara langsung.
Namun, dengan legitimasi ETF Bitcoin yang semakin meningkat, Bitwise memperkirakan bahwa hambatan ini akan segera teratasi. Ketika institusi raksasa mulai melonggarkan syaratnya, gelombang dana besar diperkirakan akan membanjiri pasar cryptocurrency, khususnya Bitcoin (BTC).
Baca juga: 3 Altcoin Ini Diprediksi Bisa Kalahkan Kenaikan Bitcoin (BTC)!
Menurut Bitwise, perusahaan publik saat ini memegang sekitar 1.146.128 BTC atau setara Rp2.044 triliun ($125 miliar), yang mewakili 5,8% dari total suplai Bitcoin. Sementara itu, negara-negara seperti Amerika Serikat (207.189 BTC), Tiongkok (194.000 BTC), dan Inggris (61.000 BTC) secara kolektif menyimpan lebih dari 529.705 BTC senilai Rp946 triliun ($57,8 miliar).
Laporan tersebut menyebut bahwa daya tarik Bitcoin sebagai aset cadangan semakin meningkat di kalangan sektor publik maupun swasta. Hal ini menjadi pertanda bahwa cryptocurrency kini tak hanya digandrungi oleh individu, tetapi juga diakui oleh entitas besar sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang.
Baca juga: 3 Crypto Presale Pilihan Investor yang Wajib Dibeli di Juni 2025!

Dilansir dari Cointelegraph, dalam skenario pesimistis (bear), Bitwise memprediksi aliran dana sebesar Rp528 triliun ($32,3 miliar) dari negara yang mengalokasikan 1% cadangan emas mereka ke Bitcoin. Ditambah Rp106 triliun ($6,5 miliar) dari negara bagian AS dan Rp963 triliun ($58,9 miliar) dari perusahaan publik, totalnya bisa mencapai lebih dari Rp2.457 triliun ($150 miliar).
Skenario dasar (base case) mencakup re-alokasi 5% cadangan emas negara ke BTC dengan arus masuk Rp2.643 triliun ($161,7 miliar). Perusahaan publik diprediksi menggandakan kepemilikan menjadi Rp1.926 triliun ($117,8 miliar), dan platform wealth management berkontribusi Rp4.909 triliun ($300 miliar).
Dalam skenario bullish, Bitcoin berpotensi menyerap dana lebih dari Rp6.981 triliun ($426,9 miliar), dengan asumsi negara-negara mengalihkan 10% cadangan emas mereka ke BTC. Skenario ini juga melibatkan adopsi besar-besaran oleh negara bagian AS, manajer kekayaan, dan perusahaan publik yang memegang lebih banyak Bitcoin.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana kamu bisa beli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop kamu!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.