Jakarta, Pintu News – Siapa sangka sebuah aset digital yang dulunya hanya dihargai $0,10 kini melonjak hingga menembus $119.000? Inilah kisah luar biasa dari Bitcoin, mata uang kripto pertama di dunia yang berhasil mencetak kenaikan harga fantastis lebih dari 39 juta persen sejak kemunculannya di tahun 2009.
Dari awalnya hanya dikenal di kalangan kecil para penggemar teknologi, Bitcoin kini telah menjelma menjadi aset global yang diperhitungkan oleh investor institusi, perusahaan besar, dan pelaku pasar keuangan dunia.
Perjalanan panjang ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan nilai yang luar biasa, tetapi juga menggambarkan bagaimana teknologi dan kepercayaan publik dapat membentuk masa depan keuangan digital.
Berikut adalah timeline pergerakan harga Bitcoin (BTC) dari tahun ke tahun!

Bitcoin pertama kali diluncurkan pada tahun 2009 oleh sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto. Pada masa awal, Bitcoin tidak memiliki nilai pasar dan hanya digunakan oleh komunitas kecil seperti penggemar teknologi dan kriptografi.
Penggunaan pertama di dunia nyata terjadi pada Mei 2010, ketika Laszlo Hanyecz membeli dua pizza seharga 10.000 BTC—peristiwa ini kini dikenal sebagai Bitcoin Pizza Day. Menjelang akhir tahun 2010, Bitcoin mulai diperdagangkan secara publik dan harganya naik perlahan antara $0,10 hingga $0,30.
Pada tahun 2011, Bitcoin mengalami lonjakan harga pertamanya yang luar biasa, dari sekitar $0,30 menjadi $26,90, naik lebih dari 8.000% hanya dalam beberapa bulan. Namun, euforia ini tak berlangsung lama.
Bursa terbesar saat itu, Mt. Gox, mengalami insiden penjualan besar-besaran yang menyebabkan harga anjlok drastis hingga $0,01. Peristiwa ini menunjukkan betapa rapuh dan volatilnya pasar kripto di awal kemunculannya.
Setelah mengalami crash, Bitcoin mulai bangkit perlahan. Tahun 2012 dan 2013 menjadi masa pertumbuhan stabil, baik dari segi harga maupun jumlah pengguna.
Bitcoin berhasil melewati harga $100 pada April 2013 dan mencapai $1.000 pada November di bursa Mt. Gox. Kepopulerannya mulai meluas, media mulai sering membahasnya, dan beberapa toko serta layanan mulai menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran.
Baca juga: Prediksi Harga Pi Network Minggu ke-4 Bulan Juli 2025 Menurut Perplexity AI
Awal 2014 menjadi titik balik negatif bagi Bitcoin ketika Mt. Gox dinyatakan bangkrut setelah kehilangan sekitar 650.000 hingga 850.000 BTC akibat peretasan. Kejadian ini memicu krisis kepercayaan dan menyebabkan harga Bitcoin anjlok, menandai awal dari masa “bear market”.
Meski harganya turun tajam, para pengembang terus membenahi teknologi dan keamanan sistem. Infrastruktur kripto mulai dibangun lebih serius, dan bursa-bursa baru yang lebih aman mulai bermunculan.
Tahun 2017 menjadi tahun paling fenomenal bagi Bitcoin. Harga melambung dari di bawah $1.000 menjadi hampir $20.000 pada bulan Desember. Peningkatan ini didorong oleh antusiasme publik dan munculnya proyek-proyek Initial Coin Offering (ICO) yang menarik minat investor.
Sayangnya, banyak proyek ICO yang tidak memiliki produk nyata, memunculkan kasus penipuan. Negara-negara seperti China melarang ICO dan menutup bursa kripto lokal, sementara otoritas global mulai merancang regulasi untuk aset digital.
Setelah puncak 2017, harga Bitcoin mengalami koreksi besar dan turun hingga di bawah $4.000 pada akhir 2018. Namun, tidak seperti sebelumnya, minat dari lembaga keuangan tetap tinggi.
Perusahaan-perusahaan besar mulai mengeksplorasi layanan kustodian dan produk derivatif Bitcoin. Bitcoin mulai menunjukkan hubungan dengan pasar saham dan aset berisiko lainnya, menandakan bahwa ia mulai dipertimbangkan sebagai bagian dari sistem keuangan global.
Baca juga: 3 Altcoin Ini Siap Kejutkan Trader di Tengah Penurunan Bitcoin Dominance (BTCD)
Saat pandemi COVID-19 melanda dunia, Bitcoin sempat jatuh ke sekitar $3.850 pada Maret 2020 akibat kepanikan pasar. Namun, harga pulih dengan cepat berkat stimulus besar-besaran dari pemerintah dan suku bunga rendah.
Di akhir tahun, Bitcoin menutup 2020 dengan harga hampir $30.000. Dalam kondisi krisis, Bitcoin mulai dilihat sebagai “emas digital” dan alat lindung nilai terhadap inflasi serta pelemahan dolar AS.
Tahun 2021 menjadi momen puncak baru bagi Bitcoin dengan harga tertinggi mencapai $64.895 pada April. Perusahaan besar seperti Tesla dan MicroStrategy membeli Bitcoin untuk cadangan kas mereka.
Produk keuangan seperti ETF Bitcoin dan layanan pembayaran digital juga mulai mendukung transaksi kripto. Namun, pada 2022, pasar kembali jatuh dalam periode yang dikenal sebagai “crypto winter”, ditandai oleh keruntuhan perusahaan besar dan penurunan tajam harga. Meski begitu, infrastruktur keuangan dan regulasi terus berkembang.
Pada Januari 2024, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) resmi menyetujui ETF Bitcoin spot pertama. Langkah ini membuka akses ke Bitcoin melalui jalur investasi konvensional di pasar saham.
Harga Bitcoin naik tajam akibat antusiasme investor institusi dan ritel. Dengan ETF ini, Bitcoin semakin dipandang sebagai aset yang sah dan mudah diakses, tanpa perlu repot menggunakan dompet kripto atau bursa yang rumit.
Baca juga: Prediksi Tom Lee: “Bitcoin (BTC) Menuju $250.000 di 2025!”
Memasuki tahun 2025, Bitcoin semakin kokoh posisinya di dunia keuangan global. Per Mei 2025, harga Bitcoin telah melampaui $110.000. Volatilitasnya menurun drastis dibandingkan masa lalu, dan pergerakan harganya mulai menyerupai komoditas seperti minyak. =
Korelasi Bitcoin dengan saham teknologi (+0,52) dan obligasi berisiko tinggi (+0,49) meningkat, sementara korelasinya dengan dolar AS tetap negatif (-0,29).
Ini menjadikan Bitcoin sebagai aset ganda: berisiko tapi juga bisa menjadi lindung nilai terhadap kebijakan moneter global. Bitcoin kini tidak hanya eksis sebagai eksperimen teknologi, melainkan telah menjadi bagian penting dari portofolio keuangan modern.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.