Jakarta, Pintu News – Setelah lebih dari 175 tahun mendominasi pasar pengiriman uang global, Western Union akhirnya mengambil langkah besar ke dunia cryptocurrency. Perusahaan raksasa asal AS ini mengumumkan rencana integrasi stablecoin ke dalam sistem pembayaran global mereka.
Langkah ini muncul sebagai respons terhadap penurunan pendapatan dan meningkatnya tekanan dari teknologi keuangan berbasis crypto.
Dengan integrasi ini, Western Union berharap bisa kembali relevan dan bersaing di tengah revolusi pembayaran lintas negara yang kini semakin cepat dan murah berkat stablecoin.
CEO Western Union, Devin McGranahan, dalam wawancara bersama Bloomberg menyatakan bahwa perusahaannya tengah menjajaki integrasi stablecoin ke dalam platform global mereka. Tidak hanya sebagai alat pembayaran, stablecoin juga akan tersedia untuk dibeli dan dijual langsung oleh pelanggan melalui ekosistem Western Union. Ia menyebut stablecoin sebagai peluang, bukan ancaman.
Perusahaan juga berencana bermitra dengan berbagai platform crypto untuk menyediakan akses on-ramp dan off-ramp di berbagai wilayah, termasuk Amerika Selatan dan Afrika. Western Union melihat potensi stablecoin untuk mempercepat pengiriman uang dan konversi mata uang lokal.
Baca juga: Kaito Luncurkan Capital Launchpad: Cara Baru Ikut Pendanaan Proyek Crypto dari Komunitas!

Data terbaru menunjukkan bahwa dominasi Western Union di pasar remitansi mulai tergeser oleh layanan digital. Dalam laporan kuartal pertama 2025, pendapatan perusahaan turun 6% menjadi $984 juta atau sekitar Rp15,97 triliun.
Penurunan ini sejalan dengan data dari VanEck yang mengungkap bahwa unduhan aplikasi Western Union turun 22%, sementara kompetitor seperti MoneyGram turun 27%. Ini menjadi sinyal bahwa era remitansi tradisional tengah mengalami disrupsi besar.
Sementara itu, platform baru seperti Wise dan Remitly menawarkan layanan yang lebih efisien, murah, dan sesuai dengan kebutuhan generasi digital. Wise unggul dalam hal biaya karena likuiditas lintas negara, sementara Remitly menjangkau area yang belum terlayani oleh bank dan dompet digital.
Baca juga: Fragbite Beli Bitcoin Rp7,8 Miliar, Perusahaan Eropa Ini Resmi Masuk Dunia Crypto
Stablecoin seperti USD Coin (USDC) menawarkan kecepatan, biaya rendah, dan stabilitas, menjadikannya alternatif menarik untuk pengiriman uang lintas negara. Beberapa perusahaan bahkan telah mengadopsi stablecoin untuk remitansi lebih dulu.
Misalnya, MoneyGram meluncurkan MoneyGram Wallet pada 2024, yang memungkinkan pengiriman uang dalam USDC dan pengambilan tunai di lebih dari 180 negara. Western Union kini tertinggal satu langkah, namun tetap memiliki peluang besar berkat skala dan jaringannya.
Western Union juga memanfaatkan teknologi KYC dan integrasi dengan mitra seperti Stellar untuk mempercepat adopsi stablecoin di wilayah strategis. Beberapa pengamat crypto seperti Liz Bazurto dari MetaMask bahkan telah memprediksi langkah ini sejak lama.
Menurutnya, raksasa remitansi seperti WU dan MoneyGram tak punya pilihan selain mendukung stablecoin agar tetap kompetitif. Apalagi, menurut data dari DefiLlama, kapitalisasi pasar stablecoin kini mencapai $262 miliar (setara Rp4.256 triliun), menunjukkan pertumbuhan dan adopsi yang signifikan secara global.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.