Jakarta, Pintu News – Bitcoin (BTC) mencatat pencapaian harga yang sebelumnya dianggap sulit tercapai. Sepanjang 2025, sejumlah peristiwa besar menjadi katalis penting, mulai dari peluncuran ETF spot Bitcoin hingga kebijakan pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang membentuk Strategic Bitcoin Reserve berisi 200.000 BTC atau setara Rp3,24 triliun.
Pada Juli 2025, harga BTC sempat menyentuh rekor tertinggi baru di $123.166 (Rp2 miliar). Pertanyaannya kini, apakah target $1 juta per BTC dapat terwujud?
Berikut adalah beberapa faktor yang dinilai dapat memengaruhi peluang tersebut, berdasarkan analisis Bradley Peak, jurnalis di Cointelegraph.
Bitcoin memiliki pasokan maksimum 21 juta koin. Per pertengahan 2025, sudah lebih dari 19,8 juta BTC ditambang melalui proses Bitcoin mining, menyisakan kurang dari 1,2 juta koin. Karakteristik kelangkaan inilah yang membuat Bitcoin sering dibandingkan dengan emas, bahkan dinilai lebih unggul sebagai penyimpan nilai (store of value).
Menurut Cointelegraph, dengan permintaan yang terus meningkat, kelangkaan ini berpotensi mendorong harga jauh lebih tinggi. Berbeda dengan mata uang fiat yang dapat dicetak tanpa batas, pasokan Bitcoin yang tetap membuatnya kebal terhadap inflasi yang disebabkan oleh ekspansi moneter berlebihan.
Masuknya institusi ke pasar crypto mengubah dinamika permintaan Bitcoin. ETF spot Bitcoin yang diluncurkan awal 2024, seperti iShares Bitcoin Trust milik BlackRock, menjadi game-changer. Hanya dalam dua hari, ETF ini berhasil menarik dana lebih dari $1,3 miliar (Rp21,1 triliun). Total aliran dana bersih ETF Bitcoin AS per pertengahan 2025 mencapai $14,8 miliar (Rp240,5 triliun).
Michael Saylor, pendiri Strategy, memprediksi harga BTC akan mencapai $1 juta jika Wall Street mengalokasikan 10% cadangan mereka ke Bitcoin, yang berarti kapitalisasi pasar BTC bisa mendekati $20 triliun (Rp324 kuadriliun).
Baca juga: 5 Hal Unik Jika Memiliki 1 Bitcoin di 2025
Sekitar 6,8% populasi dunia atau 560 juta orang telah memiliki aset cryptocurrency. Angka ini diproyeksikan tumbuh 34% per tahun. Untuk mencapai target $1 juta per BTC, analis memperkirakan 20%-40% populasi global (1,6–3,2 miliar orang) harus mengadopsi Bitcoin.
Peningkatan infrastruktur, literasi keuangan digital, dan akses ke layanan crypto menjadi kunci memperluas basis pengguna. Jaringan pembayaran cepat seperti Lightning Network juga akan membantu mengatasi masalah skalabilitas dan biaya transaksi.
Regulasi yang jelas dan pro terhadap aset digital akan menjadi fondasi penting. Undang-undang seperti GENIUS Act dan Clarity Act yang disahkan di AS pada 2025 telah memberikan kerangka hukum yang lebih pasti, mendorong kepercayaan investor institusi, dan membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas.
Baca juga: 2 Altcoin yang Layak Diperhatikan Minggu Ini
Sekitar 900.000 alamat wallet tercatat memiliki minimal 1 BTC. Mayoritas pasokan Bitcoin dikuasai oleh kelompok kecil investor besar (whales) dan institusi. Jika harga mencapai $1 juta, pemilik awal yang membeli di harga $1 atau bahkan $0,01 akan melihat portofolionya meledak nilainya menjadi miliaran rupiah.

Strategy, misalnya, akan memegang aset Bitcoin senilai lebih dari $600 miliar (Rp9.7 kuadriliun) jika target tercapai. Satoshi Nakamoto, pencipta anonim Bitcoin, diyakini memegang sekitar 1,1 juta BTC. Di harga $1 juta, kepemilikan ini bernilai sekitar $1,1 triliun (Rp17,8 kuadriliun).
Kenaikan Bitcoin ke $1 juta hampir pasti akan memicu reli besar di altcoin seperti Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan bahkan meme coin seperti Pepe Coin (PEPE). Efek limpahan modal dari BTC ke altcoin bisa menciptakan siklus bullish besar-besaran di seluruh pasar cryptocurrency.
Target harga $1 juta per Bitcoin memang ambisius, namun sejumlah faktor seperti pasokan yang terbatas, meningkatnya investasi institusional, adopsi di tingkat global, serta dukungan regulasi dinilai dapat membuka peluang tersebut. Meski begitu, pencapaiannya memerlukan kombinasi antara adopsi yang luas, kemajuan teknologi, dan stabilitas kebijakan.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.