Jakarta, Pintu News ā Tokenomics sering kali menjadi faktor penentu dalam keberhasilan sebuah proyek cryptocurrency. Salah satu contoh unik adalah Notcoin (NOT), token yang memiliki total pasokan lebih dari 102,7 miliar unit.
Berdasarkan analisis dari Mattie_Ethan di Binance Square, pasokan besar ini bukan sekadar angka mengejutkan, melainkan strategi yang sengaja dirancang untuk mendukung model distribusi massal dan interaksi mikro.

Notcoin bermula sebagai permainan tap-to-earn di Telegram, di mana pengguna diberi imbalan untuk interaksi sederhana seperti mengetuk layar, mengajak teman, atau menyelesaikan tantangan. Menurut analisis Mattie_Ethan, untuk mekanisme seperti ini diperlukan payout kecil namun terasa bermakna. Jika hanya tersedia 21 juta token seperti Bitcoin (BTC), imbalan dalam pecahan sangat kecil (contoh 0,0000001) akan terasa tidak signifikan bagi pemain.
Dengan pasokan miliaran token, Notcoin bisa memberi hadiah 10 hingga 100 NOT per interaksi, membuat pengalaman lebih nyata meski nilai fiat sebenarnya kecil. Selain aspek psikologis, pasokan besar juga memungkinkan distribusi yang lebih luas, sehingga tidak hanya dikuasai oleh segelintir āwhaleā melainkan dapat tersebar ke jutaan dompet.
Baca Juga: 3 Prediksi di Dunia Kripto Tahun 2026 Berdasarkan Data Histori

Meskipun pasokan besar memiliki keuntungan, ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Banyak trader di dunia crypto terbiasa dengan narasi kelangkaan, di mana pasokan kecil sering dianggap lebih bernilai. Notcoin dengan 100 miliar token mungkin tampak āmurahā pada harga Rp30,47 per token (setara $0,001865 dengan kurs Rp16.337/USD), namun nilai sebenarnya harus dilihat dari kapitalisasi pasar.
Sebagai contoh, harga $0,01 (Rp163,37) per token dengan 100 miliar suplai berarti kapitalisasi pasar mencapai $1 miliar (Rp16,3 triliun). Dengan demikian, harga per unit tidak selalu mencerminkan apakah token itu murah atau mahal. Pemahaman tentang market cap dan suplai beredar menjadi kunci sebelum mengambil keputusan investasi.
Mattie_Ethan menekankan beberapa poin penting yang wajib diperiksa sebelum bertransaksi dengan Notcoin. Pertama adalah jadwal rilis suplai: apakah seluruh token dilepas sekaligus atau secara bertahap dengan vesting. Rilis mendadak dapat memicu volatilitas tinggi, sementara vesting membuat distribusi lebih terkendali.
Kedua adalah distribusi pemegang token. Jika mayoritas suplai dikuasai hanya oleh beberapa dompet besar, risiko sentralisasi dan manipulasi pasar semakin tinggi. Ketiga, trader harus memeriksa data dari CoinMarketCap atau Zerocap terkait suplai beredar dan kapitalisasi pasar agar tidak terjebak dalam ādilution trapā.
Tokenomics bukan sekadar teori, melainkan fondasi ekosistem crypto. Pasokan token menentukan bagaimana imbalan diberikan kepada pengguna, validator, maupun penyedia likuiditas. Menurut Binance Square, jika distribusi tidak sehat, bisa muncul dominasi whale, airdrop yang tidak adil, hingga inflasi yang merusak ekosistem.
Dalam kasus ekstrem, kesalahan desain pasokan dapat menjadi celah di tingkat protokol yang tidak dapat diperbaiki hanya dengan hype atau pemasaran. Karena itu, memahami tokenomics sejak awal sangat penting bagi trader, developer, maupun komunitas.
Analisis dari Mattie_Ethan menyimpulkan bahwa pasokan besar Notcoin bukan kelemahan, melainkan fitur untuk mendorong adopsi massal dan mendukung pembayaran mikro. Dengan pendekatan ini, NOT dapat menyebar ke audiens luas dan menjaga keterlibatan komunitas.
Namun, bagi trader dan pengembang, kuncinya adalah melihat lebih jauh dari sekadar harga unit. Analisis kapitalisasi pasar, distribusi, dan mekanisme rilis menjadi langkah pertama sebelum membeli, membangun, atau berspekulasi dengan Notcoin.
Baca Juga: Prediksi Gebrakan Dogecoin: Analis Ali Martinez Prediksi Lonjakan Harga DOGE Hingga 40%
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. CekĀ harga bitcoin hari ini,Ā harga solana hari ini,Ā pepe coinĀ dan harga asetĀ cryptoĀ lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Ā© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.