Jakarta, Pintu News – Dilansir dari Cointelegraph, seorang analis dari Messari baru-baru ini memicu perdebatan sengit akhir pekan lalu setelah menyatakan bahwa Ethereum (ETH) sedang “sekarat” karena pendapatan jaringan mengalami penurunan pada bulan Agustus.
Lalu, bagaimana pergerakan harga Ethereum saat ini?

Pada 9 September 2025, harga Ethereum tercatat berada di sekitar $4,313 atau setara dengan Rp71.161.895, mengalami kenaikan tipis 0,69% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, ETH sempat menyentuh level terendahnya di Rp70.293.823, dan level tertingginya di Rp72.330.819.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Ethereum kini berada di sekitar Rp8.565 triliun, dengan volume perdagangan harian yang naik 56% menjadi Rp463,97 triliun dalam waktu 24 jam terakhir.
Baca juga: Harga Bitcoin Melayang di $111K Hari Ini (9/9/25): Whale Crypto Jual 115.000 BTC, Apa yang Terjadi?
Dalam sebuah unggahan di platform X pada hari Sabtu, manajer riset Messari, AJC, menyebutkan bahwa “fundamental Ethereum sedang runtuh,” dengan pendapatan dari biaya transaksi pada Agustus hanya mencapai $39,2 juta — turun lebih dari 40% dibandingkan tahun lalu dan sekitar 20% dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, banyak pihak yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Mereka menyoroti peningkatan metrik Ethereum, pendapatan dari aplikasi yang terus bertambah, pasokan stablecoin yang stabil, perkembangan solusi penskalaan Layer 2, serta perbedaan penting antara Ethereum sebagai komoditas dan bukan saham teknologi — yang berarti nilainya seharusnya tidak dinilai hanya dari pendapatan.
Sebagian besar penurunan pendapatan Ethereum disebabkan oleh pembaruan Dencun pada Maret 2024, yang menurunkan biaya transaksi untuk jaringan penskalaan layer-2 yang menggunakan Ethereum sebagai lapisan dasar untuk mencatat transaksi.
Dalam wawancara dengan Cointelegraph, Henrik Andersson, Chief Investment Officer dari perusahaan investasi Apollo Crypto, menyatakan bahwa kecil kemungkinan Ethereum sedang sekarat.
Ia mengutip data dari alat analitik Ethereum L2, growthepie, yang menunjukkan bahwa Ethereum masih merupakan “ekosistem yang dinamis, dengan pasokan stablecoin, throughput, dan jumlah alamat aktif yang berada di level tertinggi atau mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.”
Per 30 Agustus, terdapat lebih dari 552.000 alamat aktif harian di jaringan Ethereum, menurut platform riset investasi YCharts — meningkat 21% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

“Kami percaya bahwa baik Ethereum maupun Bitcoin memiliki peran masing-masing dalam portofolio kripto,” ujar Andersson.
“Ethereum sedang berkembang menjadi lapisan dasar netral dan terdesentralisasi untuk sektor keuangan. Sama seperti Bitcoin yang tidak dinilai berdasarkan pendapatan, melainkan sebagai penyimpan nilai, kami juga tidak percaya bahwa Ethereum seharusnya dinilai hanya dari sisi pendapatannya.”
Namun, menanggapi para pengkritiknya, AJC tetap membela penggunaan metrik pendapatan untuk menilai blockchain layer-1 ini. Ia menjelaskan bahwa karena pendapatan dikumpulkan dalam bentuk Ethereum, salah satu pendorong utama permintaan historis kini “mengarah ke nol.”
Baca juga: 4 Crypto yang Naik Lebih dari 50% Hari Ini (9/9/25)
Di saat yang sama, AJC juga berpendapat bahwa jumlah alamat aktif dan transaksi adalah “statistik yang tidak bermakna jika dikaitkan dengan permintaan.”
Sejak 2014, Ethereum telah dinyatakan “mati” setidaknya sebanyak 150 kali oleh berbagai sumber — dan sekitar 40 di antaranya tercatat hanya dalam tahun ini saja, menurut data dari Ethereum Obituaries.

Ryan McMillin, Chief Investment Officer di Merkle Tree Capital, mengatakan kepada laman Cointelegraph bahwa Ethereum terus beradaptasi dan biasanya dinyatakan “mati” ketika narasi publik melemah, biaya transaksi menurun, aktivitas jaringan melambat, atau ketika kompetitor menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Secara teori, karena sektor smart contract sangat kompetitif, pengembang dan modal bisa saja perlahan bermigrasi secara permanen ke jaringan lain.
“Tapi pada praktiknya, komunitas pengembang yang kuat, protokol DeFi yang sudah mapan, dan penerimaan regulasi memberikan Ethereum daya tahan yang lebih besar dibandingkan apa yang disiratkan oleh obituari-obituari itu,” kata McMillin.
“Saat ini, narasi yang berkembang adalah bahwa Ethereum akan menjadi rantai pilihan bagi keuangan tradisional (TradFi), meskipun ETF Solana bisa mengganggu posisi itu juga.”
McMillin menegaskan bahwa ia tidak berpikir Ethereum sedang “sekarat”, namun mengakui bahwa Ethereum berada dalam posisi sulit selama hampir dua tahun terakhir. Ethereum terjebak di antara narasi Bitcoin (BTC) sebagai emas digital dan Solana yang diposisikan sebagai alternatif yang lebih cepat dan murah.
“Framing Ethereum sebagai ultra-sound money tidak pernah benar-benar mampu menyaingi Bitcoin dengan keunggulan premi moneter yang lebih keras. Dan dari sisi kecepatan serta biaya, Solana (SOL) menawarkan peningkatan yang signifikan,” ujarnya.
Salah satu faktor yang membantu Ethereum pada tahun 2025 adalah disetujuinya ETF spot Ethereum, yang membuka arus modal dari sektor keuangan tradisional dan memosisikan Ether sebagai cara bertaruh terhadap adopsi stablecoin dan pertumbuhan jaringan.
Namun, McMillin memperingatkan bahwa keunggulan ini mungkin tidak bertahan lama, karena ETF spot Solana diperkirakan akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan — yang bisa segera menyetarakan peluang bagi aliran modal dari investor institusional.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.