Tether Bantah Hengkang dari Uruguay: Apa yang Terjadi dengan Proyek Mining Rp8,3 Triliun?

Updated
September 23, 2025

Jakarta, Pintu News — Issuer stablecoin terbesar di dunia, Tether (USDT), membantah laporan media lokal Uruguay yang menyebut perusahaan menghentikan proyek crypto mining senilai $500 juta (≈ Rp8,3 triliun) di negara tersebut akibat sengketa utang listrik.

Kabar ini pertama kali muncul di media lokal Telemundo dan Busqueda, yang melaporkan bahwa perusahaan utilitas negara UTE mencabut aliran listrik ke fasilitas Tether karena tagihan Mei senilai $2 juta belum dibayar. Total tunggakan dilaporkan mencapai $4,8 juta, termasuk proyek lain, di luar denda dan biaya tambahan.

Tether: “Kami Tidak Keluar dari Uruguay”

Dalam pernyataannya kepada Cointelegraph (22 September 2025), Tether menegaskan laporan yang menyebut mereka keluar dari Uruguay “tidak mencerminkan situasi sebenarnya.”

Perusahaan mengakui adanya perbedaan dengan otoritas setempat, namun menekankan bahwa operator lokal yang menjalankan fasilitas mining masih dalam pembicaraan dengan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan.

“Tether tetap mendukung upaya ini dan berkomitmen jangka panjang untuk menciptakan peluang berkelanjutan di kawasan,” tulis perusahaan.

Baca Juga: 5 Fakta Mengejutkan Soal AVAX: Naik 10,52% dalam 24 Jam, Harga Tembus Rp 583 Ribu!

Biaya Listrik Jadi Tantangan Besar

Salah satu alasan munculnya isu hengkang adalah tingginya biaya listrik di Uruguay, yang berkisar $60–$180 per MWh, jauh di atas Paraguay yang hanya sekitar $22 per MWh berkat tenaga hidro Itaipu.

Biaya tinggi ini membuat Uruguay kurang menarik bagi industri energi-intensif seperti crypto mining dan kecerdasan buatan (AI). Tether sendiri tidak berkomentar langsung soal tarif listrik, namun disebut pernah meminta potongan harga listrik untuk fasilitas baru.

Bukan Kasus Pertama

Uruguay sebelumnya juga kehilangan pemain besar mining. Pada 2018, perusahaan Vici Mining memindahkan operasi mereka ke Paraguay karena biaya listrik lebih murah.

Menurut insinyur Vici, Nicolás Ribeiro, hingga 80% biaya operasional mining berasal dari listrik, sehingga harga energi adalah faktor penentu utama lokasi investasi. Ia menyebut kasus Tether harus menjadi “peringatan bagi pembuat kebijakan” jika ingin menarik industri energi-intensif.

Adopsi Stablecoin Meningkat di Amerika Latin

Meski menghadapi kendala di Uruguay, Tether (USDT) justru mencatat pertumbuhan adopsi di kawasan Amerika Latin.

  • Di Bolivia, tiga produsen otomotif besar — Toyota, Yamaha, dan BYD — mulai menerima USDT sebagai alat pembayaran di tengah krisis dolar.
  • Di Kolombia, MoneyGram meluncurkan aplikasi pembayaran berbasis stablecoin untuk membantu masyarakat menghadapi pelemahan peso.

Hal ini menunjukkan bahwa meski bisnis mining menghadapi tantangan, penggunaan stablecoin terus meningkat di sektor riil LATAM.

Kesimpulan

Tether menolak klaim hengkang dari Uruguay dan menegaskan komitmennya untuk tetap beroperasi di kawasan, meski menghadapi sengketa utang listrik dan tantangan biaya energi tinggi. Kasus ini memperlihatkan bagaimana faktor biaya listrik menjadi kunci keberlanjutan bisnis crypto mining di Amerika Selatan.

Sementara itu, adopsi stablecoin seperti USDT terus berkembang di Bolivia, Kolombia, hingga Paraguay, menandai peran Tether yang semakin penting di ekosistem keuangan digital regional.

Baca Juga: 5 Fakta Tekanan Harga Hedera (HBAR): Apakah Bisa Bertahan di Atas Rp3.940?

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari iniharga solana hari inipepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Author
Intifanny
Share

Latest News

See All News ->

© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.

The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.

pintu-icon-banner

Trade on Pintu

Buy & invest in crypto easily

Pintu feature 1
Pintu feature 2
Pintu feature 3
Pintu feature 4
Pintu feature 5
Pintu feature 6
Pintu feature 7
Pintu feature 8
pintu-icon-banner

Trade on Pintu

Buy & invest in crypto easily

Pintu feature 1
Pintu feature 2
Pintu feature 3
Pintu feature 4
Pintu feature 5
Pintu feature 6
Pintu feature 7
Pintu feature 8