Jakarta, Pintu News – Bitcoin (BTC) belum mampu menutup harga di atas ambang $111.000 sejak 15 Oktober, karena pergerakan harga terus berfluktuasi di bawah level tersebut.
Data pasar menunjukkan bahwa peluang pemulihan masih terbuka. Namun, tekanan jual yang kuat dari para pemegang jangka panjang bisa menjadi hambatan bagi potensi rebound tersebut. Lalu, bagaimana pergerakan harga Bitcoin hari ini?

Pada 23 Oktober 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $108,559 atau setara dengan Rp1.812.537.962, mengalami kenaikan tipis 0,52% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.781.475.386 dan harga tertingginya di Rp1.817.079.264.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp35.848 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang turun 27% menjadi Rp1.326 triliun.
Baca juga: Meme Season BSC Berakhir, PumpFun Ungguli Four Meme dengan Arus Dana Masuk $8 Juta
Indeks Pasar Gabungan Bitcoin (Bitcoin Combined Market Index/BCMI) dari CryptoQuant menunjukkan bahwa meskipun harga Bitcoin melemah, struktur fundamentalnya masih tetap kuat.
Bagi yang belum tahu, BCMI menggabungkan beberapa indikator penting seperti Market Value to Realized Value (MVRV), Net Unrealized Profit/Loss (NUPL), dan Spent Output Profit Ratio (SOPR) untuk mencerminkan valuasi, aktivitas ambil untung, dan sentimen pasar.
Per 22 Oktober, nilai BCMI berada di angka 0,5, yang menunjukkan bahwa Bitcoin berada dalam zona netral atau sering disebut sebagai titik keseimbangan siklus tengah (mid-cycle equilibrium).

Secara historis, pengujian ulang pada kisaran 0,45–0,5 ini sering kali menjadi pertanda fase ekspansi besar, di mana harga mengalami kenaikan setelah kondisi on-chain mengalami penyesuaian ulang.
Pola ini mengisyaratkan bahwa Bitcoin mungkin sedang berada dalam fase pendinginan sebelum momentumnya kembali menguat, dan ini berpotensi membuka jalan untuk menembus kembali level $111.000.
Namun demikian, pemegang jangka panjang tampaknya masih menahan diri dan belum mendukung tren pemulihan tersebut.
Data dari Glassnode mengonfirmasi bahwa pemegang Bitcoin jangka panjang terus mendistribusikan BTC secara konsisten. Sejak 15 Oktober—ketika Bitcoin terakhir kali ditutup di atas $111.000—total pasokan yang dimiliki kelompok ini telah turun sekitar 28.000 BTC.
Baca juga: Mampukah Kartu Kredit Solana dari Gemini Memicu Lonjakan Harga SOL Menuju $240?
Selain itu, data menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas penjualan. Rata-rata penjualan harian oleh pemegang jangka panjang meningkat dari 12.500 BTC pada bulan Juli menjadi 22.500 BTC per hari di bulan Oktober.

Tren distribusi yang semakin meningkat ini, ditambah dengan melemahnya keyakinan dari pemegang yang masih untung, menambah tekanan pada sentimen jangka pendek.
Data dari CryptoQuant juga menunjukkan bahwa kerugian yang belum terealisasi (Unrealized Losses) mencapai sekitar $6,95 miliar, mengindikasikan bahwa masih banyak trader yang mungkin akan keluar dari posisi mereka sebelum terjadi pemulihan yang lebih kuat.
Meski begitu, akumulasi dari investor ritel mulai mengimbangi sebagian tekanan distribusi tersebut.
Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa trader ritel telah menjadi pembeli bersih sejak 20 Oktober, dengan pembelian Bitcoin senilai sekitar $435 juta dalam 48 jam—arus masuk terbesar mereka sejak 10 Oktober.

Hingga saat ini, kelompok ini kembali membeli Bitcoin senilai tambahan $20 juta, menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap aset tersebut.
Jika akumulasi di level ini terus berlanjut, hal ini berpotensi membantu menahan tekanan jual dari pemegang jangka panjang dan mendukung pergerakan momentum Bitcoin menuju reli harga berikutnya.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.