Jakarta, Pintu News – Industri teknologi tetap menjadi sektor yang paling menarik di pasar saham global sepanjang 2025. Meskipun volatilitas tinggi akibat perubahan suku bunga dan ketidakpastian ekonomi global, saham-saham teknologi masih menawarkan peluang pertumbuhan jangka panjang yang signifikan.
Dengan pendekatan yang tepat, investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko. Berikut lima strategi investasi yang bisa diterapkan tahun ini!
Jangan hanya berfokus pada satu subsektor seperti kecerdasan buatan (AI) atau semikonduktor. Kombinasikan saham dari berbagai bidang seperti cloud computing, cybersecurity, kendaraan listrik, dan software-as-a-service (SaaS).
Misalnya, seorang investor dengan modal Rp10 juta dapat membagi portofolionya menjadi 25% di saham NVIDIA, 25% di Microsoft, 25% di Tesla, dan 25% di CrowdStrike. Dalam skenario optimis dengan pertumbuhan rata-rata 8% per tahun, nilai portofolio tersebut bisa meningkat menjadi sekitar Rp14,7 juta dalam lima tahun.
Pilih saham dengan laporan keuangan solid, margin keuntungan stabil, dan arus kas positif. Saham seperti Apple (AAPL) dan Microsoft (MSFT) tetap menjadi pilihan defensif karena kinerja bisnis mereka tidak hanya bergantung pada tren sesaat.
Sebagai contoh, berdasarkan laporan keuangan 2024, Apple membukukan laba bersih lebih dari $100 miliar (sekitar Rp1.668 triliun), sementara Microsoft mencatatkan pertumbuhan pendapatan cloud sebesar 20%. Data ini menunjukkan bahwa perusahaan besar teknologi masih memiliki daya tahan tinggi terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga: Harga 1 Pi Network (PI) di Indonesia Hari Ini (11/11/25)

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi perkembangan AI, metaverse, dan blockchain enterprise. Investor yang mampu membaca tren sejak dini dapat memperoleh keuntungan signifikan. Contohnya, jika investor membeli saham NVIDIA (NVDAX) senilai Rp5 juta saat harga berada di kisaran $400 dan saham naik ke $500, keuntungan sekitar 25% dapat dicapai hanya dalam beberapa bulan.
Namun, penting untuk memperhatikan risiko overvaluation pada saham-saham hype. Pastikan setiap pembelian disertai dengan analisis teknikal dan fundamental yang matang.
DCA adalah strategi membeli saham secara rutin dalam jumlah tetap, terlepas dari fluktuasi harga pasar. Strategi ini membantu investor mengurangi risiko membeli di puncak harga dan membangun portofolio dengan biaya rata-rata lebih rendah.
Misalnya, jika investor membeli saham Google (GOOGLX) senilai Rp1 juta setiap bulan selama satu tahun dengan harga rata-rata $130, ketika harga naik ke $150, potensi keuntungan mencapai 15,3%. Strategi ini cocok bagi investor jangka panjang yang ingin membangun portofolio stabil tanpa harus menebak waktu pasar.
Baca juga: Elon Musk Siap Kirim DOGE ‘To the Moon’, Harga Bisa Sentuh Rp16.000?
Pasar saham teknologi bergerak cepat, dan tren dapat berubah hanya dalam hitungan bulan. Lakukan evaluasi setiap kuartal untuk memastikan portofolio tetap sejalan dengan tujuan investasi. Jika saham tertentu melemah akibat faktor makro, pertimbangkan untuk melakukan rebalancing ke sektor dengan prospek lebih kuat seperti AI enterprise atau cloud security.
Sebagai ilustrasi, jika nilai portofolio Rp20 juta turun 10% pada kuartal pertama, investor dapat mengalihkan Rp2 juta ke saham lain yang baru terkoreksi dan berpotensi rebound. Pendekatan ini menjaga portofolio tetap adaptif terhadap dinamika pasar.

Kini, investor Indonesia bisa membeli saham global seperti Apple, Tesla, atau Microsoft dengan mudah melalui market US xStocks di aplikasi Pintu. Melalui aset digital berbasis harga saham real-time seperti Coinbase (COINX) atau Tesla (TSLAX), pengguna dapat berinvestasi mulai dari Rp11.000 tanpa perlu memiliki akun broker luar negeri.
Fitur ini cocok bagi investor yang ingin menerapkan strategi diversifikasi internasional secara praktis, langsung dari aplikasi lokal dengan tampilan sederhana dan aman. Dengan akses ke saham-saham teknologi dunia, investor dapat membangun portofolio global dan memanfaatkan tren digitalisasi yang terus berkembang di tahun 2025.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.