Jakarta, Pintu News – Hyperliquid (HYPE) kembali menjadi ramai diperbincangkan di pasar crypto setelah mengalami penurunan berkelanjutan sepanjang November hingga Desember. Berdasarkan data harga yang dihimpun analis pasar, aset cryptocurrency ini sempat melonjak 24,1 persen di awal Desember dari $29,15 (sekitar Rp486.000) menjadi $36,17 (sekitar Rp603.000), namun reli singkat tersebut tidak mampu membalikkan tekanan bearish yang dominan.
Berdasarkan analisis dari beberapa pengamat termasuk laporan AMB Crypto, situasi HYPE memunculkan diskusi penting mengenai risiko penurunan lanjutan dan dinamika pasar yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan laporan AMB Crypto yang mengutip analisis Jason dari Delphi Digital, pelepasan 10 juta HYPE setiap akhir bulan menjadi faktor yang banyak diperbincangkan karena disebut dapat menambah tekanan jual. Menurut Jason, dibutuhkan beberapa bulan pelepasan agar pasar benar-benar memahami besarnya dampak distribusi terhadap struktur penawaran cryptocurrency tersebut. Data ini menunjukkan bahwa tekanan sisi suplai masih menjadi risiko utama yang dipantau oleh pelaku pasar.
Laporan AMB Crypto juga menyebut bahwa kekhawatiran investor meningkat seiring evaluasi terhadap pola penjualan pasca-pelepasan bulanan tersebut. Menurut analisis tersebut, reaksi pasar terhadap suplai tambahan masih belum stabil sehingga memicu prediksi bahwa potensi penurunan lebih dalam tetap terbuka. Dari perspektif distribusi token, kondisi ini menempatkan HYPE pada fase yang disebut rawan oleh analis pasar.
Baca Juga: 5 Sinyal Kuat dari Dogecoin: Ketahanan Harga, Adopsi Baru, hingga Potensi Menuju $1!

AMB Crypto mencatat bahwa setelah menyentuh level terendah $29,15 (sekitar Rp486.000), HYPE menghadapi zona penawaran kuat di kisaran $30,35 (sekitar Rp506.000) hingga $35,36 (sekitar Rp589.000). Menurut analis yang dikutip media tersebut, setiap upaya pemulihan harga berpotensi bertemu resistensi yang signifikan di rentang ini. Data tersebut menegaskan bahwa tekanan jual struktural masih dominan.
Zona resistensi ini disebut sebagai area yang mendapatkan perhatian trader karena tingkat penolakan harga yang berulang. Menurut laporan yang sama, respons pasar menunjukkan kecenderungan bearish yang kuat ketika HYPE memasuki area tersebut. Hal ini memperkuat pandangan bahwa kondisi pasar saat ini belum mendukung pemulihan berkelanjutan bagi altcoin tersebut.

Berdasarkan pembacaan grafik harian yang dikutip AMB Crypto, Hyperliquid (HYPE) menunjukkan pola high yang lebih rendah dan low yang lebih rendah, yang secara teknikal menandakan tren bearish. Menurut pengamatan tersebut, indikator Directional Movement Index (DMI) juga mengindikasikan arah turun yang cukup kuat. Struktur harga seperti ini sering dipantau sebagai sinyal pelemahan minat beli dalam aset crypto.
Selain itu, laporan media yang sama menunjukkan bahwa indikator Chaikin Money Flow (CMF) berada di bawah -0,05, sebuah tanda bahwa aliran modal lebih besar keluar daripada masuk. Berdasarkan indikator ini, analis menilai bahwa tekanan jual masih menjadi pendorong utama pergerakan harga dalam jangka pendek. Dengan berbagai metrik penting yang diperhatikan, situasi teknikal HYPE disebut belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang berarti.
Menggunakan level ekstensi Fibonacci dari rentang harga $50,16 (sekitar Rp837.000) ke $29,15 (sekitar Rp486.000), AMB Crypto melaporkan bahwa target bearish berikutnya berada di $24,19 (sekitar Rp403.000). Menurut analis yang dikutip, level ini menjadi acuan penting bagi trader karena sering digunakan untuk memetakan potensi kelanjutan tren. Data ini mendukung pandangan bahwa struktur pasar HYPE masih berada dalam tekanan.
Menurut laporan tersebut, prediksi berbasis Fibonacci ini konsisten dengan pola penurunan yang muncul sejak awal November. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan penjual masih lebih dominan dibandingkan kekuatan pembeli. Dengan demikian, angka $24,19 menjadi salah satu level yang saat ini dipantau sebagai potensi titik uji selanjutnya.
Walaupun grafik harian menunjukkan tren bearish, AMB Crypto melaporkan bahwa grafik jam-an memberikan sinyal berbeda. Menurut data tersebut, Directional Movement Index (DMI) pada timeframe lebih pendek menunjukkan tren naik yang aktif. Namun, indikator aliran modal bergerak dari netral ke sedikit negatif, sehingga kondisi pasar jangka pendek digambarkan sebagai tidak konsisten.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa struktur harga pada grafik harian tetap menjadi acuan utama bagi trader berpengalaman. Menurut analis, perubahan struktur menjadi bearish sering dimanfaatkan sebagai sinyal untuk membuka posisi short dalam aset cryptocurrency. Selain itu, retest terhadap resistensi di $30,68 (sekitar Rp511.000) disebut dapat menjadi titik evaluasi bagi trader yang mengikuti momentum pasar.
Baca Juga: 5 Sorotan Kampanye Game $1 Juta TRUMP Meme Coin: Strategi Baru Dongkrak Nilai Token?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Penurunan ini dipicu oleh tekanan jual yang meningkat, berdasarkan data yang dikutip AMB Crypto, termasuk pola lower high dan lower low pada grafik harian serta aliran modal keluar.
Pandangan tersebut dikutip dari Jason, analis Delphi Digital, melalui laporan AMB Crypto yang membahas tekanan suplai akibat pelepasan 10 juta HYPE setiap bulan.
Lonjakan tersebut terjadi pada awal Desember ketika harga naik dari $29,15 menjadi $36,17 menurut pemantauan data pasar yang dikutip media.
Level ini disebut dalam laporan AMB Crypto sebagai target bearish berdasarkan ekstensi Fibonacci, yang sering digunakan untuk memetakan potensi kelanjutan tren harga.
Berdasarkan analisis teknikal yang dilaporkan, risiko utama berada pada dominasi tekanan jual dan resistensi kuat di zona harga $30,35 hingga $35,36.
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.