Jakarta, Pintu News – Bitcoin (BTC) mengalami penurunan harga dan kembali mendekati kisaran $85.000, sebuah fenomena yang ramai diperbincangkan di komunitas cryptocurrency karena memindahkan kerugian ke kelompok pembeli baru dan mengubah dinamika pasar global.
Menurut laporan Decrypt, pergerakan harga ini mencerminkan fase normal di akhir siklus bull market ketika investor jangka pendek mulai merealisasikan kerugian. Data on-chain menunjukkan pergeseran perilaku kepemilikan, yang dipantau sebagai perubahan penting dalam struktur pemegang Bitcoin tahun ini.
Laporan Decrypt mencatat bahwa Bitcoin sempat turun ke sekitar $85.800, menandai lanjutan tekanan jual yang telah berlangsung selama beberapa sesi perdagangan terakhir. Penurunan ini menarik perhatian karena memindahkan tekanan kerugian dari pemegang jangka panjang ke pembeli baru yang masuk dalam beberapa bulan terakhir. Pergerakan ini dipantau sebagai tanda tren jangka pendek yang rentan sekaligus refleksi fase perputaran modal di pasar crypto.
Analis pasar mencatat bahwa aksi jual yang menyebabkan Bitcoin turun ini melibatkan berbagai kelompok investor, sehingga bukan disebabkan oleh satu segmen pasar saja. Tekanan harga BTC sering dipantau sebagai indikator kesehatan pasar crypto secara lebih luas, khususnya volatilitas yang meningkat saat likuiditas menipis.
Baca Juga: 7 Alasan Prediksi Ripple (XRP) Tembus $100 Jadi Perbincangan Crypto Global
Data on-chain dari CryptoQuant menunjukkan bahwa dompet yang membeli Bitcoin dalam 155 hari terakhir kini mencatat kerugian yang belum direalisasikan mencapai tingkat yang belum terlihat sejak 2023. Ini berarti banyak pembeli baru belum mencapai titik impas karena harga BTC turun di bawah rata-rata biaya pembelian mereka.
Margin keuntungan/rugi untuk pembeli dalam tiga bulan terakhir mencapai sekitar -25 %, menurut analisis on-chain yang dipantau oleh pasar kripto. Angka ini secara historis sering berada dalam rentang ketika pasar mengalami fase koreksi atau redistribusi kekayaan antar pemegang.

Laporan on-chain menunjukkan pergeseran neto kepemilikan Bitcoin, di mana pasokan yang dipegang oleh pemegang jangka panjang menurun sekitar 1,78 juta BTC sejak Juli 2025. Sementara itu, pemegang jangka pendek meningkatkan kepemilikan mereka sekitar 1,8 juta BTC dalam periode yang sama.
Fenomena ini mencerminkan rotasi modal yang biasa terjadi dalam fase akhir pasar bullish, di mana investor lama mengambil keuntungan sementara pembeli baru memasuki pasar atau mengakumulasi di harga yang lebih rendah. Data ini diambil dari tren pemegang jangka panjang dan jangka pendek yang sering digunakan sebagai metrik penting dalam analisis pasar.
Analis dari bursa kripto India, BuyUCoin, mengatakan bahwa meskipun kerugian di kalangan pembeli baru tidak otomatis memicu penjualan paksa, risiko kapitulasinya meningkat jika BTC kehilangan level cost-basis kunci untuk pembeli termuda. Hal ini sering dipantau oleh trader sebagai barometer psikologis untuk potensi tekanan jual lebih lanjut.
Kerugian yang belum direalisasi mempengaruhi sentimen investor jangka pendek karena tekanan harga yang berkelanjutan dapat mendorong beberapa pemegang untuk keluar dari posisi mereka, terutama saat pasar sedang lemah atau likuiditas rendah.
Data menunjukkan bahwa tekanan jual tidak merata di seluruh segmen investor. Pemegang jangka panjang yang telah menyimpan BTC dalam jangka waktu panjang masih berada dalam posisi profit meskipun pasar turun. Sementara itu, investor jangka pendek mengalami kerugian yang lebih signifikan karena harga saat ini berada di bawah harga perolehan mereka.
Hal ini menunjukkan dinamika pasar yang lebih kompleks, di mana pergeseran kepemilikan dan perilaku investor memainkan peran penting dalam arah harga jangka pendek dan jangka menengah.
Karena pergeseran kepemilikan dan akumulasi oleh investor jangka pendek, pasar menunjukkan fragilitas harga yang lebih tinggi dalam jangka pendek. Pergeseran dari pemegang lama ke pemegang baru sering dikaitkan dengan fase redistribusi dan konsolidasi harga sebelum potensi langkah naik berikutnya.
Meskipun demikian, analis menilai bahwa kondisi ini tidak selalu berarti pasar memasuki fase puncak struktural, tetapi lebih mencerminkan fitur akhir siklus pasar bullish, yang kerap diikuti oleh fase konsolidasi atau akumulasi baru.
Bitcoin tetap menjadi metrik penting bagi dinamika pasar cryptocurrency secara keseluruhan karena dominasi dan pengaruhnya terhadap altcoin lainnya. Pergerakan harga Bitcoin sering dijadikan acuan bagi trader dan investor untuk menilai risiko pasar dan arah sentimen global.
Penurunan menuju kisaran $85.000 diikuti oleh tekanan sell-off juga berdampak pada likuiditas pasar dan posisi leverage, sehingga menciptakan gelombang aksi teknis yang mempengaruhi ekosistem aset digital secara luas.
Baca Juga: Bitcoin Tertahan di Bawah $94.000: Kapan Pemulihan Harga Terjadi?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Penurunan ke sekitar $85.000 menunjukkan tekanan jual dan pergeseran kerugian ke pembeli baru yang membeli BTC dalam beberapa bulan terakhir, sebuah dinamika yang dipantau oleh analisis pasar kripto.
Investor jangka pendek yang membeli BTC dalam 155 hari terakhir mengalami kerugian terbesar karena harga turun di bawah rata-rata biaya perolehan mereka.
Pergantian dari pemegang jangka panjang ke jangka pendek menunjukkan rotasi modal pasar, yang sering menjadi fase normal dalam siklus pasar bullish menjelang konsolidasi atau perubahan tren.
Meskipun penurunan menunjukkan fragilitas harga jangka pendek, analis menganggap ini sebagai bagian dari redistribusi pasar, bukan sinyal pasti pasar bearish struktural.
Karena dominasi Bitcoin dalam pasar crypto, penurunan harganya sering mempengaruhi likuiditas dan performa altcoin lainnya dalam jangka pendek.
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.