Industri kripto saat ini sudah memiliki ratusan jaringan blockchain yang berkompetisi untuk menarik pengguna ke platformnya masing-masing. Kompetisi ini terutama sangat sengit di antara blockchain Layer-1 seperti Ethereum, Solana, Avalanche, dan Fantom. Setiap blockchain berusaha menunjukkan kelebihannya masing-masing seperti kecepatan memproses transaksi dan jumlah transaksi per detik.
Kebanyakan blockchain pasti memprioritaskan salah satu dari tiga aspek trilema blockchain (keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas) dan mengorbankan dua lainnya. Namun, beberapa blockchain berusaha mencapai keseimbangan di antara ketiganya, salah satunya adalah Algorand. Lalu, apa itu Algorand? Apa itu koin ALGO? Apa kelebihan ALgorand jika dibandingkan dengan blockchain layer-1 lainnya? Artikel ini akan membahasnya secara lengkap.
Algorand (ALGO) adalah sebuah jaringan blockchain layer-1 yang memiliki kemampuan menciptakan ekosistem aplikasi terdesentralisasi. ALGO adalah aset kripto bawaan dari jaringan Algorand. Jaringan Algorand diamankan menggunakan mekanisme konsensus yang disebut sebagai Pure Proof-of-Stake (PPoS). Algoritma dari PPOS memungkinkan Algorand memproses transaksi secara cepat dengan biaya yang murah. Algorand menjelaskan bahwa jaringannya berusaha menyelesaikan masalah trilema blockchain dengan menyeimbangkan ketiga aspek keamanan, skalabilitas, dan kecepatan.
Menurut CoinMarketCap, ALGO adalah aset kripto terbesar ke-27 di dunia dengan kapitalisasi pasar senilai $2,9 miliar dolar AS. Harga koin ALGO berada pada angka $0,4 dolar AS dengan jumlah suplai maksimum sebanyak 10 miliar ALGO. Saat ini sudah ada sekitar 6,8 token ALGO yang tersebar, menjadikannya 68% dari total suplai.
Algorand adalah sebuah jaringan blockchain yang memiliki orientasi kuat kepada komunitas penggunanya. Hal ini dapat terlihat dari sistem pengelolaan protokol yang terdesentralisasi. Semua pengguna dan pemilik token ALGO dapat berpartisipasi dalam pengelolaan protokol melalui sistem pemungutan suara.
Lalu, siapa yang menciptakan Algorand dan apa tujuannya? Kita akan membahasnya di bawah.
Algorand diciptakan pada tahun 2018 oleh Silvio Micali, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang pernah mendapatkan penghargaan Turing atas perannya dalam bidang kriptografi. Silvio Micali membangun Algorand sebagai sebuah jaringan blockchain terdesentralisasi yang bisa memecahkan trilema blockchain dengan menyeimbangkan antara keamanan, skalabilitas, dan juga kecepatan.
Algorand didesain untuk bisa memroses transaksi secara cepat tanpa mengorbankan desentralisasi keamanan jaringan. Kini Algorand dijalankan oleh Algorand Foundation yang bertugas dalam perkembangan jaringan dan mengatur sistem pengelolaan.
Jaringan Algorand akhirnya diluncurkan pada pertengahan tahun 2019. Berbeda dengan jaringan blockchain pada umumnya yang hanya memanfaatkan token bawaannya, Algorand memungkinkan berbagai aset kripto lain untuk berjalan di atas jaringannya melalui penggunaan format standar Algorand ASA. Fitur ini hampir sama dengan Ethereum, yang mengizinkan token dengan standar ERC-20 berjalan di jaringannya.
Suplai maksimum token ALGO adalah 10 miliar. Saat ini, 6,8 miliar token ALGO sudah beredar di pasar. Hal ini adalah hal positif karena sebagian besar token sudah beredar sehingga tidak ada tekanan penjualan dari sejumlah token yang tiba-tiba dirilis ke dalam sirkulasi. Yayasan Algorand secara berkala merilis laporan transparansi yang bisa kamu akses pada situs Algorand. Laporan ini menjelaskan tentang berbagai macam aspek dari Algorand termasuk distribusi token dan jumlah token yang dipegang oleh yayasan Algorand.
Gambar di atas menjelaskan tentang suplai token ALGO yang masih disimpan oleh yayasan Algorand. Jumlah token tersebut merpresentasikan sisa token ALGO yang belum masuk ke dalam sirkulasi pasar. Kedua token dengan jumlah paling besar memiliki peran jelas untuk mendukung ekosistem Algorand dan penggunanya. Dengan distribusi token yang dikeluarkan secara teratur, sisa token ALGO yang masih dikunci tidak akan menciptakan tekanan kepada harga koin ALGO.
Baca: Whitepaper Algorand dan informasi penting lainnya
Jadi, bagaimana cara kerja token Algo? Bagaimana jaringan Algorand beroperasi? Bagian selanjutnya akan membahas tentang ini.
Algorand memanfaatkan variasi dari teknologi proof-of-stake untuk mengamankan jaringannya. Modifikasi ini merupakan inovasi tim Algorand yang disebut sebagai Pure Proof-of-Stake (PPoS). Berbeda dengan mekanisme proof-of-stake pada umumnya, angka minimum untuk menjadi validator hanya 1 ALGO. Meskipun begitu, kesempatan untuk dipilih memproses blok tetap ditentukan oleh jumlah stake yang dimiliki.
Baca juga: Apa itu Proof-of-Stake (PoS)?
Metode pemprosesan transaksi dan pembuatan blok Algorand dibangun berdasarkan konsep Byzantine Consensus. Jaringan Algorand akan terus berfungsi selama mayoritas (2/3) validator berperilaku jujur. Hal ini memastikan sebagian aktor tidak bisa memanipulasi atau membahayakan sistem dan juga mencegah mayoritas untuk berperilaku tidak baik karena itu akan mengurangi nilai aset yang mereka miliki.
Jaringan Algorand memproses transaksi dalam dua tahap, yaitu pemilihan moderator blok dan sesi voting. Validator setiap blok transaksi dipilih secara acak dan rahasia. Setiap validator lalu mengecek kunci partisipasi rahasia menggunakan Verifiable Random Function (VRF) untuk mengetahui apakah mereka dipilih atau tidak. Selanjutnya, pada sesi voting akan dipilih dua kelompok atau komite yang bertanggung jawab untuk memeriksa validitas setiap blok yang akan diproses dan melakukan voting terhadap blok tersebut. Terhadap dua sesi voting yaitu soft vote dan certify vote. Kedua sesi voting tersebut memiliki kelompok validator yang berbeda untuk meningkatkan keamanan sistem.
Setiap validator yang berpartisipasi dalam proses pembuatan blok Algorand dipilih secara rahasia. Informasi siapa partisipan dalam pembuatan blok baru disebarkan ke seluruh jaringan pada tahap sebuah blok sudah mencapai konsensus dan berhasil diverifikasi. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya tindakan kriminal yang ingin dilakukan oleh validator lain atau pun pihak luar.
Jaringan Algorand adalah sebuah blockchain yang memiliki kapabilitas smart contract dengan kerangka pemrograman sendiri yang disebut Algorand Virtual Machine (AVM). Algorand juga memiliki bahasa pemrograman smart-contract tersendiri yaitu Transaction Execution Approval Language (TEAL). Algorand membedakan antara dua tipe smart contract yaitu smart contracts dan smart signatures. Selain itu, ia memiliki sistem dua layer dalam smart-contract-nya.
Smart contracts adalah program kecil yang bisa didesain untuk berbagai fungsi sesuai dengan keinginan pembuatnya. Aplikasi seperti DEX, game, dan platform pinjam-meminjam dibuat menggunakan smart contracts. Sementara itu, smart signatures merupakan versi lebih kecil daripada smart contracts dengan kapabilitas yang terbatas. Ia digunakan untuk menjamin AVM dapat memproses sebuah transaksi dan mengeksekusi perintah di dalamnya.
Arsitektur dua layer Algorand berfungsi mirip dengan jaringan Ethereum. Smart contract layer-1 Algorand digunakan untuk memproses transaksi seperti biasa. Sementara itu, layer-2 pada Algorand bekerja sebagai off-chain contract seperti teknologi side chain. Layer-2 ini dapat memproses aplikasi lebih kompleks dan memliki daya komputasi lebih kuat.
Kelemahan Algorand saat ini adalah ia tidak memiliki interoperabilitas dengan blockchain lain. Yayasan Algorand terlihat menyadari hal ini karena pada Februari 2022 mengumumkan akan memberikan dana hibah senilai $10 juta dolar AS. Dana hibah bernama SupaGrant akan diberikan kepada tim yang bisa mempercepat proses integrasi Mesin virtual Ethereum (EVM) ke dalam jaringan Algorand. Hal ini sangat penting agar Algorand bisa menarik lebih banyak pengguna dan developer dari Ethereum.
ASA atau Algorand Standard Asset adalah format standar dari token yang diciptakan di atas jaringan Algorand. Format ASA bisa kita samakan dengan beberapa format token yang ada di Ethereum seperti ERC20, ERC721, dan ERC1155. Format token ASA bisa digunakan untuk menciptakan berbagai jenis aset kripto seperti stablecoin, aset kripto baru, dan juga NFT. Token berstandar ASA membuka potensi jaringan Algorand untuk berbagai produk dalam dunia kripto seperti aplikasi DeFi, gaming, dan pasar digital NFT.
Ekosistem DeFi Algorand masih relatif baru apabila kita bandingkan dengan blockchain lain seperti Ethereum atau Binance. Selain itu, salah satu kekhawatiran mengenai beberapa aplikasi DeFi di Algorand adalah TVL dan volume transaksi yang cukup rendah. Hal ini bisa menciptakan slippage yang tinggi terutama jika kamu melakukan trannsaksi jumlah besar. Maka dari itu, selalu perhatikan manajemen resiko saat ingin menggunakan aplikasi DeFi.
Jaringan Algorand memiliki sistem pengelolaan terdesentralisasi yang unik. Di Algorand, semua orang bisa berpartisipasi dalam mekanisme governance yang dipilih 4 kali setiap tahunnya. Model pengelolaan terdesentralisasi ini baru aktif sejak Q4 2021. Dalam sistem ini, setiap pemilik koin ALGO bisa berpartisipasi untuk menjadi governor atau gubernur dari setiap sesi governance. Setelah terpilih, setiap gubernur harus menyisihkan sebagian koin ALGO miliknya sebagai tanda komitmen.
Setiap gubernur akan mendapatkan imbalan dari Algorand berdasarkan jumlah token ALGO yang disisihkan sebagai komitmen (1-19% APY). Selanjutnya, setiap gubernur harus aktif memberikan suaranya dalam setiap proposal yang sedang aktif pada setiap sesi governance. Imbalan yang didapatkan juga disesuaikan dengan tingkat partisipasi setiap gubernur. Semua gubernur akan bertugas selama 3 bulan dan harus mendaftar ulang agar bisa mengikuti sesi governance selanjutnya.
Harga koin ALGO sayangnya sedang berada dalam tren penurunan sejak mencapai angka paling tinggi pada September 2021. Tren ini konsisten dengan harga Bitcoin yang juga menurun sejak awal 2022. Namun, di luar kondisi pasar kripto yang cenderung menurun, koin ALGO juga menghadapi tekanan harga dari distribusi token ALGO baru. Banyak token ALGO yang dimiliki oleh investor besar mulai dilepaskan ke pasar pada tahun 2021.
Baca juga: Apa itu Analisis Teknikal
Berdasarkan data Messari, Pada akhir Agustus 2021, terdapat 3,5 miliar token ALGO yang beredar. Namun, pada 1 Januari 2022, angka tersebut hampir meningkat dua kali lipat menjadi 6,3 miliar ALGO. Meskipun data ini tidak bisa menghasilkan kesimpulan konklusif, jumlah token yang meningkat 100% bisa menjadi alasan mengapa harga koin ALGO cenderung stagnan pada Q4 2021. Jumlah ALGO yang meningkat drastis menekan harga ALGO dan kemudian menciptakan sell pressure.
Namun, di luar aspek teknis dan pergerakan harga, nilai fundamental Algorand terus meningkat. Algorand sudah mengumumkan beberapa kerja sama tingkat tinggi yang memiliki potensi menarik banyak pengguna ke platformnya. Beberapa kerja sama besar yang Algorand umumkan adalah kerja sama dengan Hivemind, sebuah perusahaan investasi kripto; Limewire dan Napster, platform NFT musik; dan terakhir FIFA, organisasi sepak bola terbesar di dunia. Kerja sama dengan FIFA merupakan salah satu kerja sama terbesar karena Algorand akan menjadi sponsor resmi dari Piala Dunia FIFA pada tahun 2022. Konsep blockchain Algorand yang ramah lingkungan terlihat menarik bagi organisasi yang sedang mencari platform untuk masuk ke dunia kripto.
Meskipun begitu, salah satu kelemahan Algorand adalah ia belum memiliki pengguna yang banyak. Jaringan Algorand belum memiliki banyak aplikasi DeFi dan beberapa yang ada tidak dapat menarik banyak pengguna. Hal ini berbalik dengan blockchain seperti Fantom dan Solana yang aplikasinya bisa membawa pengguna. Kelemahan ini disadari oleh Algorand yang kini terus menyediakan dana hibah bagi pengembang aplikasi pada jaringannya. Jika Algorand dapat meluncurkan aplikasi yang bisa menarik banyak pengguna, nilainya sebagai aset investasi akan ikut bertambah.
Selalu ingat untuk melakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum berinvestasi pada aset kripto seperti Algorand. Manajemen resiko adalah salah satu aspek paling penting dalam berinvestasi pada koin ALGO.
Algorand tidak memiliki petajalan resmi pasca peluncuran kapabilitas smart contract dan mekanisme governance. Namun, kita bisa mengambil informasi dari beberapa sumber seperti wawancara untuk melihat apa rencana Algorand ke depannya.
Saat ini, token Algorand (ALGO) sudah bisa kamu beli di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa investasi pada koin ALGO dengan aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan