Decentralized applications atau DApps adalah salah satu industri dengan perkembangan paling tinggi dalam dunia cryptocurrency. Menurut Stateofthedapps, terdapat 3.799 DApps yang tersebar di berbagai blockchain. Dari angka tersebut, sekitar 75% DApps berada pada jaringan Ethereum. Namun, mahalnya biaya transaksi Ethereum mulai menjadi masalah bagi banyak pengguna dan pengembang aplikasi. Mereka mulai mencari blockchain alternatif dari Ethereum dan salah satunya adalah Solana. Lalu, apa itu Solana? Bagaimana cara ia bekerja dan mengapa ia bisa memberikan solusi bagi masalah pada DApps? Artikel ini akan membahas lengkap tentang proyek Solana.
Solana adalah sebuah blockchain dengan kapabilitas smart contract yang mendukung pembuatan ekosistem finansial terdesentralisasi dan berbagai aplikasi kripto, mirip dengan Ethereum. Berbeda dengan blockchain lainnya, Solana menggunakan algoritma verifikasi yang menggabungkan sistem proof-of-history (PoH) dengan proof-of-stake (PoS). Hal ini menjadikan Solana sebagai salah satu blockchain paling cepat yang dapat melakukan maksimal 50.000 transaksi per detik.
Baca juga: Apa itu Ethereum dan bagaimana ia bekerja?
Solana berfokus untuk mengembangkan platform blockchain dengan skalabiltas yang tinggi, aman, dan terdesentralisasi. Ketiga hal tersebut menghasilkan blockchain yang dapat memproses transaksi dengan cepat dan biaya yang murah, serta ekosistem yang mendukung pengembangan ratusan aplikasi kripto baru. Menurut coinmarketcap, Solana memiliki kapitalisasi pasar sebesar $103,514,242,846 milyar dolar dengan harga $202 dolar untuk 1 SOL (Desember 2021). Angka ini menempatkan Solana sebagai aset kripto ke-5 terbesar di dunia.
Solana adalah sebuah blockchain yang dikembangkan oleh Anatoly Yakovenko dan Greg Fitzgerald yang sebelumnya bekerja di Qualcomm, perusahaan teknologi yang berbasis di California, Amerika Serikat. Anatoly memulai proyek Solananya pada tahun 2017 dan berhasil mendapatkan $25 juta dolar melalui ICO. Lalu, Whitepaper resmi Solana dirilis pada Februari 2018, diikuti oleh beberapa fase testing hingga akhirnya resmi diluncukan pada Maret 2020.
Solana sendiri memiliki struktur yang kemudian dibagi menjadi dua perusahaan yaitu Solana Labs dan Solana Foundation. Solana Labs adalah organisasi yang Anatoly dan timnya buat untuk mengembangkan semua sisi teknologi Solana, termasuk sistem proof-of-history (PoH). Sementara itu, Solana Foundation adalah organisasi yang berurusan dengan penggalangan dana, pembangunan kerja sama eksternal, dan pengembangan komunitas Solana.
Solana adalah blockchain generasi ketiga menggunakan algoritma konsensus hibrida yang menggabungkan sistem verifikasi proof-of-history (PoH) dan proof-of-stake (PoS). Kedua algoritma ini berperan sebagai dua lapisan berbeda yang bekerja secara komplementer. Layaknya blockchain generasi ketiga seperti Cardano, sistem verifikasi PoS menjadi fondasi yang memungkinkan Solana menjadi lebih terdesentralisasi, lebih ramah lingkungan, dan bisa memproses jumlah transaksi lebih banyak daripada Bitcoin dan Ethereum.
Baca juga: Apa itu Cardano dan apa sistem PoS?
Kombinasi antara PoH dan PoS dalam algoritma konsensus Solana memungkinkannya melakukan hingga 50.000 transaksi per detik dengan biaya transaksi yang murah. Hal ini memberikan insentif bagi pengembang aplikasi dan pengguna untuk memilih Solana dibanding jaringan blockchain lain.
Algoritma verifikasi proof-of-history adalah sebuah algoritma yang Solana buat untuk mengatasi masalah trilema yang sering dihadapi blockchain yaitu antara skalabilitas, keamanan, dan kecepatan. Algoritma PoH dalam Solana pada dasarnya memberikan stempel waktu atau timestamp pada setiap transaksi yang diproses lapisan PoS.
π‘ Algoritma proof-of-history memberikan catatan peristiwa mulai dari awal transaksi terjadi, kapan ia diproses, dan kapan ia selesai diverifikasi. Dengan catatan ini, sistem tidak membutuhkan daya komputasi tambahan untuk menyusun setiap transaksi karena semuanya sudah dilakukan oleh algoritma PoH.
Inovasi Solana lainnya, Tower BFT (Byzantine fault tolerance) berperan sebagai jam global yang memastikan sinkronisasi waktu dari semua transaksi yang diproses oleh lapisan PoH. Setelah itu, sistem Turbine Solana mengirimkan data kepada blockchain dalam potongan-potongan ukuran kecil yang mengurangi beban bagi sistem. Dalam lapisan PoS, Solana memiliki protokol gulf stream untuk mengurangi durasi verifikasi transaksi. Terakhir, mesin pemrosesan transaksi yang disebut Sealevel memungkinkan Solana melaksanakan ribuan interaksi smart contracts secara bersamaan.
Semua teknologi dan inovasi ini menjadikan Solana sebagai salah satu jaringan blockchain baru yang sering disebut sebagai Ethereum killer karena ia memiliki banyak kelebihan dibandingkan Ethereum.
Jaringan Solana memiliki komunitas NFT yang sangat hidup dan terus berkembang. Biaya transaksi yang murah dan kecepatan transaksinya berhasil menarik berbagai komunitas seniman NFT di dunia. Dua proyek NFT paling awal yang bisa bertahan hingga sekarang adalah Solana Monkey Business (SMB) dan Degen Apes Academy (DAA). Kedua proyek ini terus mendapatkan perhatian komunitas kripto dan memiliki NFT yang harganya bisa mencapai ratusan SOL.
Baca juga: Apa itu NFT dan mengapa ia populer?
DAA memiliki strategi yang unik di mana dia hanya akan membuat 10.000 NFT yang terbatas. Hal ini menciptakan eksklusivitas terhadap NFT milik DAA dan membuatnya sangat langka. Pada September 2021, Blockchain Moonrock Capital membeli salah satu NFT dari DAA seharga 5.980 SOL, senilai $ 1,1 juta pada waktu itu. Kejadian seperti ini menunjukkan kekuatan industri dan komunitas NFT di Solana yang terus berkembang.
Solana adalah salah satu jaringan blockchain dengan ekosistem DApps paling besar setelah Ethereum. Ekosistem Solana meliputi banyak aplikasi DeFi, NFT, game, dan juga aplikasi inovatif seperti Audius. Salah satu aplikasi DeFi populer di Solana adalah Solend, sebuah DApps untuk meminjam dan memberi pinjaman yang mirip dengan AAVE. Selain itu, aplikasi Saber adalah aplikasi AMM seperti Compound yang memungkinkan pertukaran stablecoin.
Terakhir, Audius (AUDIO) merupakan salah satu proyek paling inovatif dalam ekosistem Solana. Audius adalah aplikasi streaming musik terdesentralisasi yang pertama. Audius berusaha untuk menghilangkan pihak ketiga yang merugikan musisi dengan mengambil keuntungan persentase yang besar.
Namun, saat ini Audius masih berada pada tahap perkembangannya. Dalam peta jalannya, Audius nanti akan memberikan bayaran berupa stablecoin kepada musisinya dan juga memberikan cara bagi fans untuk berinteraksi langsung dengan musisi.
Solana merupakan blockchain yang memanfaatkan sistem proof-of-stake. Maka dari itu, kamu bisa melakukan staking kepada jaringan Solana untuk mendapatkan pendapatan pasif hanya dengan mendepositkan asetmu. Menurut stakingrewards, kamu akan mendapatkan bunga sekitar 6-7% saat melakukan staking, tergantung kepada validator yang kamu pilih.
Baca juga: bagaimana cara mendapatkan bunga dari aset kriptomu?
Lalu, bagaimana cara melakukan staking dengan Solana? Kamu hanya perlu memindahkan asetmu ke dalam dompet atau situs yang menyediakan layanan staking Solana dan memilih jangka waktu kamu ingin mendepositkan asetmu. Kamu perlu berhati-hati memilih layanan validator di mana kamu menyimpan danamu karena Solana akan menghukum validator yang gagal memverifikasi transaksi atau memiliki niat kriminal. Apabila ini terjadi, asetmu akan dipotong atau bahkan hilang sepenuhnya.
Tahun 2021 merupakan tahun coin Solana. Sejak September hingga awal Desember, SOL mengalami kenaikan drastis hingga 11.000%, membawa harganya menjadi sekitar $250 dolar. Kenaikan ini mengikuti popularitas Solana sebagai ekosistem blockchain alternatif dari Ethereum yang memiliki biaya transaksi semakin tinggi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu hal yang memperkuat posisi Solana di antara ekosistem blockchain lainnya adalah pilihan DApps yang dibangun di atasnya. Berbagai aplikasi jaringan blockchain Ethereum pun mulai membangun interoperabilitas dan kompatibilitas dengan Solana. Hal ini merupakan langkah penting karena semakin banyak pengguna memiliki akses terhadap Solana. Popularitas dan pertumbuhan komunitas NFT juga memiliki pengaruh besar terhadap jaringan Solana. Apabila adopsi dan apresiasi terhadap NFT terus meningkat, ini akan membawa berita baik bagi Solana karena komunitas NFTnya yang semakin menguat.
Namun, salah satu kekhawatiran tentang jaringan Solana adalah isu desentralisasi. Saat ini, hanya ada sekitar 1.000 validator yang menjalankan blockchain Solana. Hal ini mengangkat isu desentralisasi dan juga keamanan dari jaringan Solana karena angka tersebut sangat kecil bagi ekosistem dengan nilai $12 milyar dolar. Setelah itu, masalah lainnya adalah downtime yang beberapa kali terjadi pada Solana. Kejadian paling baru, server Solana dilaporkan mati pada 10 Desember 2021. Beberapa hal ini memunculkan kekhawatiran akan keberlanjutan jaringan Solana dalam beberapa tahun ke depan. Maka dari itu, kamu harus mempertimbangkan hal-hal di atas sebelum memutuskan berinvestasi kepada Solana.
Kamu dapat mulai berinvestasi pada token SOL dengan membelinya di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membeli SOL dan aset kripto lainnya dengan cara yang aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. AyoΒ downloadΒ aplikasiΒ cryptocurrencyΒ Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Solana adalah generasi ketiga jaringan blockchain dengan kapabilitas yang memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi di atasnya. Teknologi algoritma Solana yang menggabungkan sistem proof-of-stake dan proof-of-history membuat Solana bisa memproses transaksi secara cepat dengan biaya transaksi yang murah. Hal ini membuat banyak pengguna dan pengembang memanfaatkan Solana untuk menggunakan DApps di jaringannya.
Solana juga mengalami kenaikan harga yang sangat besar pada tahun 2021 dengan banyak pihak yang menyebutnya sebagai Ethereum killer. Namun, Solana tetap memiliki beberapa kekurangan yaitu beberapa kejadian servernya mati dan juga kekhawatiran tentang desentralisasi jaringannya. Saat ini Solana masih berada pada tahap pengujian dan banyak aspek jaringannya yang masih dikembangkan. Maka dari itu, dengan ekosistem yang dimilikinya, Solana memiliki potensi besar dalam dunia kripto.
Referensi:
Bagikan