Contoh Cara Menghitung Solvency Ratio dan Rumusnya

Updated
December 16, 2021
• Waktu baca 3 Menit
Gambar Contoh Cara Menghitung Solvency Ratio dan Rumusnya
Reading Time: 3 minutes

Solvency ratio adalah salah satu jenis rasio keuangan dan sering juga disebut dengan istilah rasio solvabilitas. Apa itu solvency ratio atau rasio solvabilitas? Simak pengertian, rumus, dan contoh cara menghitung solvency ratio dalam artikel berikut ini!

Apa itu Solvency Ratio?

gambar solvency ratio

Solvency ratio atau rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban jangka panjangnya dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga dilikuidasi.

Rasio solvabilitas seringkali tertukar dengan rasio likuiditas. Padahal, terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya. Perbedaan rasio likuiditas dengan solvency ratio adalah dari segi jangka waktu pinjamannya.

Dalam hal ini, solvency ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, sedangkan rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Solvency ratio bisa mempermudah investor dan manajemen untuk memahami tingkat risiko struktur modal pada sebuah perusahaan melalui catatan atas laporan keuangan.

Fungsi dan Kegunaan Solvency Ratio

Berikut merupakan beberapa fungsi dan kegunaan dari solvency ratio bagi investor maupun kreditur.

  • Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
  • Untuk meninjau nilai aktiva sebuah perusahaan.
  • Untuk mengetahui seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang.
  • Untuk meninjau apakah pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva bernilai signifikan atau tidak.
  • Untuk mengetahui berapa banyak modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
  • Untuk meninjau jumlah pinjaman yang akan segera jatuh tempo.

Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Secara umum, rasio solvabilitas sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu Debt to Equity Ratio, Debt Ratio, dan Time Interest Earned Ratio. Berikut penjelasan lengkap dari tiap jenis rasio tersebut.

Debt to Equity Ratio atau Rasio Utang Terhadap Ekuitas

Rasio ini membandingkan antara total kewajiban dengan ekuitas. Debt to equity ratio memperlihatkan seberapa besar bagian dari modal yang menjadi jaminan utang lancar. Semakin kecil rasionya, maka kondisi perusahaan semakin bagus. Adapun rumus DER adalah sebagai berikut.

DER = Total utang : Ekuitas atau modal x 100%

Debt Ratio atau Rasio Utang

Debt ratio memperlihatkan seberapa besar perusahaan bergantung pada utang guna membiayai asetnya. Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman baru sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rumus debt ratio adalah sebagai berikut.

Debt ratio = Total utang : Total aset x 100%

Time Interest Earned Ratio

Time interest earned ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi beban bunga pada masa yang akan datang. Rumus Time Interest Earned Ratio adalah sebagai berikut.

Time interest earned ratio = Laba sebelum pajak dan bunga : Beban bunga x 100%

Baca juga: Perbedaan dan Rumus Aktiva dan Pasiva, Sudah Tau?

Rumus Solvency Ratio

Selain itu, berikut rumus solvency ratio atau rasio solvabilitas secara umum.

Rasio Solvabilitas = (Laba bersih + Penyusutan) : Total Kewajiban

Contoh Cara Menghitung Solvency Ratio

contoh cara menghitung solvency ratio

Cara menerapkan rumus solvency ratio sendiri cukup mudah, kamu hanya perlu memasukkan data yang diperlukan dalam rumus yang tersedia. Simak contoh lengkapnya di bawah ini!

Diketahui laba bersih perusahaan A adalah Rp45.000.000 dengan nilai penyusutan sebesar Rp15.000.000. Dalam hal ini, perusahaan A memiliki kewajiban jangka panjang sebesar Rp243.000.000. Berapa nilai solvency ratio atau rasio solvabilitas dari perusahaan A?

Dengan menggunakan rumus sebelumnya,

Rasio Solvabilitas = (Laba bersih + Penyusutan) : Total Kewajiban

Rasio solvabilitas = [Rp45.000.000 + Rp15.000.000] : Rp243.000.000

Rasio solvabilitas = Rp60.000.000 : Rp243.000.000

Rasio solvabilitas = 0,247 x 100%

Rasio solvabilitas = 24,7%

Perlu diketahui, bahwa sebuah perusahaan dianggap kuat secara finansial apabila rasio solvabilitasnya bernilai di atas 20%. Dalam hal ini, perusahaan A dengan rasio solvabilitas 24,7% masuk ke dalam perusahaan dengan finansial yang kuat.

Dari data di atas, bisa diperkirakan juga tentang berapa lama perusahaan A bisa melunasi semua utangnya. Anggaplah perusahaan A tiap tahunnya memiliki rasio solvabilitas stabil sebesar 24,7%, maka mereka bisa membayar semua utangnya dalam rentang waktu kurang lebih 4 tahun.

Jangka waktu = Total utang : Rasio solvabilitas

Jangka waktu = 100% : 24,6%

Jangka waktu = 4 tahun

Nah, itu dia penjelasan mengenai rumus dan contoh cara menghitung solvency ratio. Solvency ratio adalah salah satu rasio keuangan yang penting dalam dunia keuangan dan investasi.

Berbicara tentang investasi, belakangan ini investasi crypto sedang menarik minat banyak masyarakat Indonesia. Untuk kamu yang tertarik berinvestasi dan trading crypto, download Pintu sekarang! Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!

Referensi:

CFI, Solvency Ratio. Diakses tanggal: 12-12-21.

I Gusti Putu Darya, Akuntansi Manajemen. Diakses tanggal: 12-12-2

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->