Crowding Out Effect dan Contohnya di Indonesia

Updated
April 13, 2023
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Crowding Out Effect dan Contohnya di Indonesia
Reading Time: 4 minutes

Dalam dunia ekonomi, sektor swasta tidak akan pernah bisa lepas dari sektor publik. Ketika sektor publik, dalam hal ini pemerintah menaikkan pajak demi meningkatkan pendapatan, maka secara otomatis akan mengurangi pendapatan sektor individu, perusahaan atau swasta. Inilah yang kemudian memunculkan teori ekonomi Crowding out effect. Apa itu crowding effect dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Crowding Out Effect?

Crowding out effect adalah teori ekonomi yang menyebutkan bahwa peningkatan pengeluaran di sektor publik akan menurunkan atau bahkan menghilangkan pengeluaran di sektor swasta.

Contoh crowding effect adalah ketika pemerintah melakukan belanja lebih banyak, maka pemerintah akan membutuhkan pendapatan tambahan. Salah satu caranya adalah dengan menaikkan pajak. Pajak yang lebih tinggi dapat mengurangi total pendapatan dan pengeluaran oleh individu dan bisnis.

Selain menaikkan pajak, bentuk lain crowding out di Indonesia adalah penerbitan SUN (Surat Utang Negara). Tujuan dari penerbitan surat utang ini tidak lain adalah untuk membiayai belanja di sektor publik. 

Ketika SUN diterbitkan, maka imbal hasil obligasi pemerintah naik. Hal ini dipercaya akan melemahkan dunia usaha karena masyarakat akan menahan utang tersebut alih-alih menabungnya ke bank. 

Alhasil, minat menabung ke bank akan menipis yang tentu berdampak pada berkurangnya dana yang disalurkan ke pinjaman usaha. Bank pada akhirnya akan meningkatkan suku bunga, tetapi justru bisa berdampak pada cost of borrowing yang meningkat. 

Baca juga: 7 Manfaat Kreativitas Bagi Kehidupan Ekonomi, Sudah Tau?

Kapan Crowding Out Terjadi? 

Crowding out effect terjadi bisa terjadi dari meningkatnya pinjaman pemerintah untuk pembiayaan sektor publik. Lebih lengkap tentang kapan crowding out terjadi dan faktor-faktor yang menyebabkannya bisa kamu simak di bawah ini. 

1. Penurunan Pendapatan Pajak

Penyebab Crowding out effect adalah karena adanya peningkatan pinjaman pemerintah yang menyebabkan penurunan pendapatan pajak dan defisit, yang mana berdampak pada pengurangan investasi swasta. 

2. Efek Suku Bunga Naik

Masih berkaitan dengan pinjaman pemerintah untuk belanja sektor publik. Hal ini akan berdampak pada peningkatan suku bunga yang berdampak pada penurunan investasi swasta. 

Crowding out effect bisa terjadi ketika kebijakan pemerintah yang tiba-tiba harus meningkatkan defisit anggarannya. Persaingan di sektor swasta meningkat untuk memperoleh dana investasi. 

Peningkatan permintaan dana pinjaman pemerintah akan menggeser kurva permintaan dana pinjaman ke kanan. Selain itu, menggeser juga kurva permintaan dana pinjaman ke atas, yang mana tingkat bunga riil akan meningkat juga. 

Suku bunga riil yang tinggi meningkatkan biaya peluang untuk meminjam uang. Hubungan antara jumlah permintaan dan penawaran yang menyebabkan crowding out effect tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 

grafik crowding out effect

Contoh Crowding Out Effect di Indonesia

Crowding out effect bisa dilihat contohnya dari beberapa kategori, mulai dari bisnis, kesejahteraan sosial, hingga infrastruktur. Beberapa contoh crowding out effect adalah:

1. Crowding Out Effect di Bisnis

Contoh crowding out effect bisa dilihat pada sebuah perusahaan yang telah merencanakan sebuah proyek. Biaya perkiraannya sebesar Rp5 miliar dan tingkat bunganya 3% atas pinjamannya. Pengembalian diproyeksikan Rp6 miliar dan antisipasi peroleh laba bersihnya adalah Rp1 miliar. 

Akan tetapi, keadaaan ekonomi negara yang goyah membuat pemerintah meluncurkan stimulus bagi bisnis tertentu. Hal ini pada akhirnya akan menaikkan suku bunga pinjaman menjadi 4%. 

Tingkat bunga yang tadinya sudah diperhitungkan, meningkat hingga 33,3%. Model keuntungannya kemudian bergeser dimana biaya proyeknya menjadi meningkat Rp5,75 miliar. Pendapatan diproyeksikan turun 75% hanya sekitar Rp250 juta. 

Mengingat perhitungan pendapatan yang diproyeksikan menurun drastis, perusahaan memutuskan beralih sektor. Perusahaan akan lebih mengejar proyek yang berbeda, atau bisa menghentikan proyek tersebut dalam waktu tertentu. 

2. Crowding Out Effect di Kesejahteraan Sosial

Contohnya saat pemerintah menaikkan PPh demi mendanai program bansos. Laba bersih badan usaha akan menurun dan uang akan sedikit dimiliki untuk berkontribusi sosial. Hal ini juga bisa mempengaruhi bagaimana kinerja usaha perusahaan yang bersangkutan.

Jika pemerintah menaikkan PPh demi perluasan JKN, populasi yang memiliki asuransi nantinya akan meningkat. Jumlah potensi konsumen yang seharusnya menjadi lahan perusahaan asuransi berkurang. 

Iuran premi alhasil akan ditingkatkan sebagai solusi krisis nasabah. Akan tetapi hal ini juga bisa berdampak pada larinya masyarakat karena memilih JKN yang lebih terjangkau. 

3. Crowding Out Effect pada Infrastruktur

Contoh crowding out effect di bidang infrastruktur dapat dilihat ketika pemerintah mengeluarkan dana sebesar $10 miliar untuk membangun jalan tol yang panjangnya 500 km. Dana ini diperoleh dari meminjam di pasar modal dengan suku bunga 5%. Hal ini membuat permintaan pinjaman meningkat dan mendorong kenaikan suku bunga menjadi 6%.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan swasta memiliki rencana untuk melakukan ekspansi dan membuka beberapa pabrik baru di daerah tersebut. Namun, kenaikan suku bunga tersebut membuat biaya pinjaman perusahaan menjadi lebih mahal, sehingga mereka menunda atau membatalkan rencana ekspansi mereka.

Sebagai hasilnya, proyek-proyek swasta yang seharusnya bisa memberikan manfaat ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru menjadi terhambat atau tertunda.

Baca juga: Apa Saja Unsur-Unsur Laporan Keuangan dan Contohnya?

Cara Mengatasi Crowding Out Effect

Crowding out effect berimbas pada naiknya suku bunga karena agresifnya pemerintah mengeluarkan surat utang. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada dua macam solusi yang bisa dilakukan, seperti: 

1. Debt Swap

Renegosiasi utang dianggap sebagai solusi utama atas krisis utang yang terjadi dalam crowding out effect. Untuk utang luar negeri non surat utang harus melakukan debt swap. Debt swap merupakan bentuk negosiasi utang dengan negara keditor yang memanfaatkan hal tertentu.

Dalam hal ini contohnya negosiasi dengan memanfaatkan isu lingkungan atau debt to nature swap. Indonesia merupakan paru-parunya dunia dimana hal ini bisa menjadi modal utama. Negara kreditor diminta menghapuskan sebagian utang luar negeri dengan imbalan konservasi hutan. 

Isu yang dipakai adalah menyelamatkan paru-paru dunia dimana menjadi keprihatinan utama global. Parlemen negara kreditor akan senang hati melakukan penghapusan utang dengan mengangkat isu tersebut. 

2. Debt Switching

Solusi lainnya adalah dengan debt switching yang cocok untuk yang berbentuk surat utang. Caranya dengan menukar surat utang bertenor panjang dengan pendek. Selain itu, menukar surat utang berbunga tinggi dengan utang baru berbunga rendah.

Jalan ini berguna untuk mengurangi beban bunga yang berasal dari SUN. Hal ini juga berdampak untuk menyelamatkan Indonesia dari beban utang yang akan mencekik anggaran. 

Kesimpulannya, crowding out effect adalah sesuatu yang bisa dipandang negatif karena dinilai memperlambat aktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Biaya pinjaman akan lebih tinggi sementara pendapatan berkurang karena adanya kenaikan pajak.

Itu dia penjelasan lengkap tentang apa itu crowding out effect dan contohnya. Semoga informasi ini bermanfaat! Kamu dapat menemukan informasi lain seputar keuangan dan finansial di Pintu Blog. Ingin belajar crypto, salah satu aset yang tengah menarik perhatian masyarakat luas saat ini? Kunjungi Pintu Academy!

Referensi:

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->