Apa Itu EMA dan Cara Trading dengan Indikator Ini?

Updated
October 27, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Apa Itu EMA dan Cara Trading dengan Indikator Ini?
Reading Time: 4 minutes

Pergerakan harga aset dalam perdagangan memegang peranan penting untuk menentukan besar keuntungan trader saham maupun crypto. Artikel kali ini akan membahas lengkap tentang apa itu EMA, suatu indikator analisis teknikal yang dapat kamu gunakan untuk menganalisis pergerakan harga aset. Yuk, simak selengkapnya.

Apa itu EMA dalam Trading?

Exponential Moving Average atau EMA adalah salah satu indikator analisis teknikal yang digunakan dalam trading untuk menunjukkan perubahan harga aset dalam kurun waktu tertentu.

EMA pada dasarnya memiliki prinsip yang hampir mirip dengan simple moving average (SMA). Keduanya bertujuan untuk menyoroti tren pergerakan harga aset berdasarkan harga historis.

Perbedaan EMA dan SMA adalah Simple Moving Average (SMA) menampilkan rata-rata sebenarnya dari perubahan harga di periode tertentu, sehingga relatif lebih lambat dalam merespon perubahan harga aset terkini. Sementara itu, Exponential Moving Average (EMA) lebih menitikberatkan pada harga terkini, sehingga lebih cepat merespon terhadap perubahan harga terbaru. Meskipun begitu, kelebihan ini membuat EMA relatif lebih rentan dalam memberikan sinyal palsu dibandingkan SMA.

Baca juga: Moving Average dalam Crypto dan Jenis-Jenisnya, Lengkap!

Fungsi dan Contoh Garis EMA dalam Trading

exponential moving average adalah

(Sumber: Tradingview)

Gambar tersebut menunjukkan bagaimana harga saham Apple mengalami perubahan dalam kurun waktu enam bulan. Masing-masing candlestick menunjukkan perubahan harga saham selama satu hari perdagangan dengan rata-rata 21 hari perdagangan dalam satu bulan.

Nah, garis berwarna kuning yang terletak tepat di bawah candlestick inilah yang dinamakan garis EMA. Garis EMA berfungsi untuk menunjukkan bahwa harga saham Apple telah mengikuti tren naik selama periode Juli 2019 hingga Januari 2020.

Garis EMA berfungsi untuk menunjukkan tingkat sensitivitas aset terhadap volatilitas yang dapat memberikan informasi pada trader kapan saat yang tepat untuk masuk atau keluar dari perdagangan.

Baca juga: 13 Pola-Pola Candlestick Paling Lengkap di Pasar Crypto

Setting EMA Terbaik Menurut Para Ahli

Sebenarnya, tidak ada patokan pasti tentang hal ini. Namun, Maverick dari Investopedia mengungkapkan bahwa trader jangka pendek biasanya menggunakan EMA 12 atau EMA 26. Sementara investor jangka panjang biasanya menggunakan EMA 50 dan EMA 200.

Cara Menghitung dan Rumus EMA

Garis EMA sendiri sebenarnya dapat kamu setting secara mudah pada tools seperti tradingview. Namun sebagai tambahan informasi, indikator EMA sendiri bisa kamu hitung dengan rumus berikut.

EMA= K / (Harga Aset Sekarang – EMA Sebelumnya) + EMA Sebelumnya

Keterangan:

K adalah weighting factor atau besar faktor pembobotan dan dihitung dengan rumus berikut ini:

K= 2 / (n+1)

Huruf n disini mewakili periode waktu atau time frame yang diinginkan.

Cara Menggunakan Exponential Moving Average untuk Trading

Cara trading menggunakan time frame tersebut adalah sebagai berikut:

Tunggu Crossover

Jika kamu menggunakan pembanding, misalnya EMA 20 dan EMA 50 secara sekaligus, maka langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah menunggu munculnya crossover antara kedua garis tersebut.

setting ema terbaik

(Sumber: GicinIndonesia)

Berdasarkan gambar tersebut, kamu bisa melihat adanya crossover atau persilangan antara EMA 20 dan EMA 50. Adapun EMA 20 ditunjukkan oleh garis merah, sementara EMA 50 yang ditunjukkan oleh garis biru. Posisi ini merupakan sinyal entry bagi para investor dan trader.

Pengujian Berulang

Setelah mendapati adanya crossover, sebaiknya jangan terburu-buru menetapkan posisi entry. Kamu perlu melakukan pengujian berulang untuk memastikan bahwa crossover yang terbentuk bukanlah penembusan palsu. Perhatikan gambar berikut ini.

cara menggunakan exponential moving average untuk trading

(Sumber: GicinIndonesia)

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat adanya crossover berikutnya sebanyak dua kali saat posisi EMA 20 berada di atas EMA 50 yang berfungsi sebagai retest. Jika hal tersebut terjadi, barulah kamu bisa menentukan posisi entry dan stop loss.

Tentukan Posisi Entry dan Stop Loss

Idealnya, posisi entry ditetapkan pada saat terjadinya crossover untuk ketiga kalinya. Pasalnya kondisi tersebut merupakan bukti kuat mengenai kemungkinan terjadinya bullish kuat yang dapat mendorong harga ke arah lebih tinggi. Sementara itu, posisi stop loss yang ideal sebaiknya ditetapkan 20 pips di bawah garis EMA 50.

Take Profit

Terakhir, posisi paling menguntungkan bagi para pelaku perdagangan adalah saat tren berbalik, dimana garis EMA 20 menembus dan menutup garis EMA 50. Posisi ini juga sekaligus menjadi posisi ideal untuk take profit dengan keluar dari perdagangan.

Perlu dicatat bahwa meskipun ilustrasi cara trading yang kami bahas hanya membandingkan antara EMA 20 dan EMA 50, namun cara ini juga dapat kamu terapkan untuk EMA lainnya.

Jadi, sekarang sudah paham kan bagaimana cara menggunakan EMA? Semoga informasi ini bermanfaat untuk strategi trading kamu.

Temukan informasi lainnya seputar investasi dan finansial di Pintu Blog. Buat kamu yang ingin memulai investasi crypto yang tengah diminati masyarakat Indonesia dan dunia belakangan ini, download Pintu sekarang melalui  App Store atau Play Store kamu masing-masing.

Pintu adalah aplikasi crypto Indonesia yang telah terdafta resmi di Bappebti, di mana kamu bisa berinvestasi crypto mulai dari Rp11.000 saja sekaligus belajar crypto dan mendapatkan berita crypto terbaru.

Referensi:

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->