Lengkap, Perbedaan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average

Updated
December 31, 2022
• Waktu baca 6 Menit
Gambar Lengkap, Perbedaan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average
Reading Time: 6 minutes

Bagi perusahaan, memastikan keakuratan nilai persediaan yang dimiliki merupakan hal yang penting lebih dari sekedar memenuhi standar pelaporan keuangan. Memastikan nilai persediaan yang akurat juga berarti memastikan ketersediaan stok barang yang dibutuhkan konsumen agar dapat memenuhi permintaan yang datang sewaktu-waktu. 

Artikel berikut ini akan membahas tentang empat metode penilaian persediaan yang umum digunakan oleh perusahaan, yakni FIFO, LIFO, FEFO, dan weighted average. Yuk, simak bersama!

Apa itu Metode First-in-First-Out (FIFO)?

apa itu metode first in first out

Pengertian FIFO

Metode FIFO (first-in-first-out) adalah salah satu metode perpetual untuk menghitung dan menilai sisa persediaan di gudang. Metode ini dilandasi adanya asumsi bahwa stok barang yang pertama kali masuk menjadi barang yang pertama kali keluar dari gudang. Dengan asumsi tersebut, maka saldo akhir persediaan menurut metode FIFO akan dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir. 

Baca juga: Pengertian dan Rumus Persediaan Akhir yang Wajib Kamu Ketahui!

Kelebihan Metode FIFO

Berikut ini merupakan beberapa kelebihan penerapan metode FIFO, diantaranya: 

  • Saldo akhir persediaan yang tercermin dalam laporan keuangan akan lebih mendekati fair value karena merupakan harga pembelian terakhir, sehingga aliran biaya yang diasumsikan akan menjadi lebih masuk akal dan sesuai dengan aliran fisik normal barang; dan  
  • Metode perhitungan FIFO bisa dikatakan jauh lebih mudah bila ditinjau dari segi aplikasinya. 

Contoh Metode FIFO

Agar lebih memahami tentang metode FIFO, perhatikan contoh beringkut. PT. DCBA bergerak di bidang distributor mie instan. Di awal bulan Oktober, PT. DCBA membeli 5.000 dus mie instan seharga Rp85 ribu per dus. Di minggu berikutnya, PT. DCBA membeli sebanyak 3.000 dus seharga Rp87 ribu per dus. Apabila PT. DCBA menggunakan metode FIFO, maka gudang akan mengeluarkan mie instan seharga Rp85 ribu per dus dari stok persediaan terlebih dahulu.  

Rumus dan Cara Menghitung FIFO

Pada dasarnya, cara menghitung persediaan menggunakan metode FIFO cukup mudah yakni dengan mengalikan sisa persediaan akhir dengan harga pembelian terakhir. 

Misanya, sisa saldo persediaan PT. DCBA pada 31 Oktober 2022 adalah senilai 1.500 dus mie instan dan diasumsikan PT. DCBA tidak melakukan pembelian lagi di bulan Oktober, maka saldo persediaan akhir adalah senilai Rp130.500.000 (Rp1.500 x Rp87.000). 

Apa itu Metode Last-in-First-Out (LIFO)?

Pengertian LIFO

Metode LIFO (last-in-first-out) adalah salah satu metode perpetual yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan akhir. Metode LIFO didasari oleh asumsi bahwa barang yang terakhir kali dibeli menjadi barang yang pertama keluar dari gudang. 

Dengan demikian, saldo akhir persediaan yang dicatat pada laporan posisi keuangan di akhir periode akuntansi adalah senilai harga barang yang pertama kali masuk ke gudang. 

Kelebihan Metode LIFO

Penggunaan metode LIFO untuk menghitung nilai persediaan dinilai menguntungkan dari sisi perusahaan. Pasalnya, pemilihan metode LIFO akan membuat biaya persediaan menjadi semakin besar dan hal ini bisa mengurangi keuntungan perusahaan yang tercatat pada laporan laba-rugi. Dengan demikian, maka dasar pengenaan pajak pendapatan akan semakin kecil, begitupun jumlah pajak yang dibayarkan. 

Contoh Metode LIFO

Metode LIFO pada dasarnya merupakan kebalikan dari metode FIFO. Agar lebih memahami perbedaannya, mari perhatikan lagi contoh ilustrasi tentang pembelian stock PT. DCBA selama bulan Oktober pada poin sebelumnya. 

Berdasarkan ilustrasi tersebut, apabila PT. DCBA memiliki penjualan selama bulan Oktober, maka gudang akan mencatat barang kedua, yakni mie instan seharga Rp87 ribu per dus sebagai barang yang pertama kali keluar. 

Rumus dan Cara Menghitung LIFO

Cara menghitung persediaan menggunakan metode LIFO dapat dilakukan dengan mengalikan antara saldo persediaan akhir dengan harga beli barang yang pertama kali masuk ke gudang. 

Masih dari kasus PT. DCBA, kita misalkan bahwa di akhir bulan Oktober tercatat sisa persediaan akhir di bulan Oktober adalah sebanyak 1.500 dus, maka laporan keuangan akan mencatat sisa saldo persediaan di akhir bulan Oktober seharga Rp127.500.000 (1.500 dus x Rp85.000).

Metode First-Expiry-First-Out (FEFO)

apa itu metode fefo

Pengertian FEFO

Metode FEFO (first-expiry-first-out) adalah salah satu metode pencatatan perpetual terhadap persediaan yang didasarkan atas asumsi bahwa barang di gudang akan keluar berdasarkan urutan tanggal kadaluarsanya. Sebenarnya, tak banyak perusahaan yang mengaplikasikan metode FEFO. Biasanya, metode ini digunakan oleh perusahaan yang memproduksi atau mendistribusikan bahan maupun produk-produk medis.  

Baca juga: Pengertian dan Contoh Jurnal Retur Penjualan dan Pembelian, Sudah Tau?

Kelebihan Metode FEFO

Kendati jarang digunakan, namun sebenarnya metode FEFO memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: 

  • Mampu membantu perusahaan dalam mengurangi biaya overhead untuk menarik kembali barang yang sudah mendekati masa kadaluarsa dari pasar; 
  • Memastikan bahwa barang yang tiba di tangan konsumen memiliki sisa umur simpan yang cukup – tidak terlalu lama atau terlalu cepat; serta
  • Memastikan kualitas produk pada saat keluar dari gudang.

Contoh Metode FEFO

Agar lebih memahami penggunaan metode FEFO, perhatikan contoh berikut ini. PT. Cantik merupakan distributor resmi dari produk kosmetik A yang menjual masker wajah dan body lotion

Pada minggu pertama bulan Oktober, PT. Cantik membeli dari pabrik produk A masker wajah sebanyak 300 paket dus yang masing-masing berisi 12 pcs seharga Rp85 ribu per dus yang diperkirakan akan kadaluarsa pada tahun 2024. Karena kekurangan stok, pada minggu kedua PT. Cantik kembali membeli dari pabrik produk A masker wajah sebanyak 200 paket dus dengan harga promo sebesar Rp75 ribu per dus yang diperkirakan akan kadaluarsa pada tahun 2023. 

Berdasarkan metode FEFO, apabila terdapat penjualan maka gudang akan mengeluarkan stok masker yang akan kadaluarsa pada tahun 2023 terlebih dahulu meskipun masker wajah yang kadaluarsa pada tahun 2024 telah masuk gudang lebih awal. 

Rumus dan Cara Menghitung FEFO

Sama seperti halnya metode FIFO dan LIFO, saldo akhir persediaan menggunakan metode FEFO dapat dihitung dengan cara mengalikan antara sisa saldo dengan harga belinya. Dalam kasus PT Cantik, apabila saldo akhir persediaan tercatat sebanyak 50 dus masker yang akan kadaluarsa pada tahun 2023 dan 120 dus masker yang akan kadaluarsa pada tahun 2024, maka persediaan akan dicatat sebesar: 

Sisa Saldo = (50 x Rp75.000)+(120 x Rp85.000) = Rp13.750.000 

Metode Weighted Average (Rata-rata Tertimbang)

Pengertian Metode Weighted Average Persediaan

Metode weighted average adalah salah satu metode pencatatan perpetual persediaan yang dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari harga masing-masing produk di gudang. Jika pada metode FIFO, LIFO, dan FEFO persediaan dicatat pada harga beli masing-masing produk, maka metode weighted average produk akan dicatat pada harga rata-rata.  

Kelebihan Metode Weighted Average Persediaan

Metode weighted average persediaan merupakan metode perhitungan persediaan yang bisa dikatakan paling rumit dibanding metode lainnya. Metode ini menghitung harga pokok penjualan yang dibebankan berdasarkan harga rata-rata produk yang dibeli. 

Hal tersebut tentunya memudahkan perusahaan dari segi pembebanan harga pokok penjualan karena tidak perlu melakukan tracing biaya pada masing-masing produk. Selain itu, besar harga pokok penjualan menjadi lebih proporsional alias tidak terlalu besar maupun kecil yang akan menguntungkan perusahaan dalam mengurangi besar biaya pajak. 

Contoh Metode Weighted Average Persediaan

Agar lebih memahami metode weighted average pada persediaan, perhatikan kembali ilustrasi PT. Cantik pada poin penjelasan tentang contoh metode FEFO. Berdasarkan metode weighted average, maka urutan keluar barang dari gudang tidaklah penting karena aliran biaya dibagi secara merata. Artinya admin gudang bisa saja mengeluarkan masker wajah yang akan kadaluarsa pada tahun 2023 terlebih dahulu untuk menghindari biaya overhead atau memilih untuk mengeluarkan masker wajah yang akan kadaluarsa di tahun 2024 terlebih dahulu sesuai urutan masuk. 

Rumus dan Cara Menghitung Metode Weighted Average Persediaan

Kunci penerapan metode weighted average terletak pada cara perhitungannya. Weighted average menghitung nilai persediaan dengan cara membagi antara total biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk dan total kuantitas produk. 

Pada ilustrasi PT. Cantik, maka kamu bisa menghitung nilai produk dengan cara berikut: 

rumus dan contoh cara menghitung weight average

Apabila sebagaimana tercatat pada kasus tersebut, saldo persediaan PT. Cantik di akhir Oktober adalah sebanyak 170 dus, maka nilai persediaan yang dicatat pada laporan keuangan adalah sebesar Rp13.770.000  (170 dus x Rp81.000). 

Perbedaan Metode FIFO, LIFO, FEFO, dan Average 

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirangkum bahwa perbedaan antara metode perhitungan antara FIFO, LIFO, FEFO, dan weighted average adalah sebagai berikut: 

Urutan Keluar Barang 

Perbedaan paling mencolok yang membedakan antara metode FIFO, LIFO, FEFO, dan average terletak pada urutan keluar barang dari gudang.

  • Metode FIFO mengakui barang yang lebih dulu masuk ke gudang sebagai barang yang lebih dulu keluar dari gudang; 
  • Metode LIFO mengakui barang yang terakhir masuk ke gudang sebagai barang yang lebih dulu keluar dari gudang; 
  • Metode FEFO mengakui barang dengan masa kadaluarsa yang paling singkat sebagai barang yang lebih dulu keluar dari gudang; dan 
  • Metode Average tidak memperhatikan urutan keluar masuknya barang dari gudang. 

Dasar Perhitungan Persediaan Akhir 

Berikutnya, metode FIFO, LIFO, FEFO, dan average juga memiliki perbedaan dalam menentukan dasar perhitungan persediaan akhir. 

  • Metode FIFO, LIFO, dan FEFO mengharuskan penggunanya melakukan tracing untuk melacak saldo akhir dari masing-masing transaksi pembelian dan mengalikannya dengan harga pembelian; sementara
  • Metode weighted average membagi antara total biaya yang dikeluarkan pada transaksi pembelian dengan total produk yang masuk ke gudang dan membebankan biaya secara merata pada masing-masing produk. 

Jadi itulah perbedaan antara metode FIFO, LIFO, FEFO, dan average. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Temukan informasi lainnya seputar akuntansi dan finansial di Pintu Blog! Buat kamu yang ingin menumbuhkan aset dan berinvestasi,  download Pintu sekarang di sini! Pintu adalah aplikasi crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti, di mana kamu bisa berinvestasi secara mudah mulai dari Rp11.000 saja!

Referensi: 

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->