Persediaan merupakan salah satu istilah dalam bidang akuntansi yang seharusnya tidak asing lagi bagi kamu yang bergelut di bidang tersebut. Artikel kali ini akan membahas lengkap tentang pengertian persediaan dalam laporan keuangan serta bagaimana contoh dan cara perhitungan persediaan dalam laporan keuangan. Yuk, simak bersama!
Baca juga: Apa Saja Sifat dan Karakteristik Laporan Keuangan?
Sebelum membahas lebih jauh tentang persediaan, kamu perlu terlebih dahulu mengetahui mengenai pengertian persediaan menurut para ahli. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian persediaan:
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan adalah suatu barang yang dibeli untuk dijual kembali, baik dalam bentuk yang sama saat dibeli, barang yang sudah diolah hingga setengah jadi, maupun barang jadi yang siap dipasarkan pada konsumen.
Lalu, bagaimana dengan pengertian persediaan dalam dunia akuntansi? Pengerian Persediaan menurut PSAK Nomor 14 adalah sebagai berikut.
Pelaporan persediaan dalam laporan keuangan bergantung pada masing-masing bidang usaha yang digeluti oleh perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh persediaan dalam laporan keuangan dari:
Pada perusahaan dagang, persediaan umumnya dilaporkan berdasarkan harga beli atau biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut. Misalnya, untuk pedagang pakaian, maka jenis persediaan yang dilaporkan adalah pakaian jadi yang siap dipasarkan pada konsumen.
Perusahaan jasa melaporkan persediaan sebagai bahan baku atau perlengkapan yang diperlukan dalam proses pemberian jasa. Misalnya, seorang penjahit pakaian akan melaporkan persediaan berupa benang, jarum, dan kain yang digunakan untuk membuat pakaian.
Dalam kasus perusahaan manufaktur, persediaan umumnya diakui dalam tiga jenis, antara lain bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang tekstil akan melaporkan kapas sebagai bahan baku mentah (raw material), benang atau kain sebagai barang setengah jadi, dan pakaian sebagai persediaan barang jadi yang siap untuk dipasarkan.
Berdasarkan PSAK nomor 14 tentang Persediaan, persediaan umumnya diukur berdasarkan harga perolehan dan nilai realisasi neto, yang meliputi:
Penilaian persediaan pada laporan posisi keuangan didasarkan pada jenis metode yang digunakan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan jenis-jenis metode penilaian persediaan yang umumnya digunakan oleh perusahaan:
Metode ini berpegang pada asumsi bahwa barang yang dibeli terlebih dahulu akan keluar dari gudang terlebih dahulu. Perusahaan yang menggunakan metode FIFO dalam penilaian persediaan akan menilai stok persediaan berdasarkan harga beli produk yang paling terakhir.
Berkebalikan dari metode FIFO, metode LIFO berpegang pada asumsi bahwa barang yang dibeli terlebih dahulu menjadi barang yang paling terakhir keluar dari gudang. Perusahaan yang menggunakan metode LIFO dalam penilaian persediaan akan menilai stok persediaan berdasarkan harga beli produk yang paling awal.
Sayangnya, metode ini tidak diperkenankan untuk digunakan menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Metode ini menilai persediaan dengan mengalikan jumlah unit dengan harga beli pada masing-masing produk, lalu membagi dengan total jumlah unit persediaan. Dampaknya, setiap ada barang baru yang masuk maka harga per unit persediaan akan mengalami perubahan.
Sementara pada laporan laba-rugi, umumnya persediaan dihitung sebagai cost of good sold (COGS) atau harga pokok penjualan (HPP) yang meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh suatu barang, atau pada kasus perusahaan manufaktur dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
COGS = RM + DL + FO
Baca juga: 12 Konsep Dasar Akuntansi untuk Pelaporan Keuangan
Laporan persediaan adalah ringkasan stok persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Laporan ini umumnya berisi tentang jumlah stok yang dimiliki, jenis produk manakah yang paling cepat terjual, dan informasi lain seputar status dan kinerja persediaan.
Berikut ini merupakan beberapa jenis-jenis laporan persediaan yang umumnya disusun oleh perusahaan:
Inventory on hand adalah laporan ini berisi tentang jumlah stok barang yang dimiliki oleh perusahaan, baik dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi, maupun bahan baku yang belum diolah.
Inventory low stock adalah laporan persediaan yang umumnya dibuat oleh perusahaan ritel dan memuat informasi tentang jumlah stok barang yang hampir habis. Agar laporan ini lebih efektif, biasanya perusahaan akan menyertakan titik di mana suatu item barang harus dipesan kembali untuk mencegah kehabisan stok.
Product Performance Report adalah laporan persediaan yang memuat informasi tentang jumlah item produk yang terjual dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan.
Nah, Itu dia penjelasan lengkap tentang pengertian persediaan dalam laporan keuangan serta contohnya. Simak informasi penting lainnya seputar finansial dan akuntansi hanya di Pintu Blog.
Pintu adalah platform jual beli kripto di Indonesia, yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Investasi dan trading di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho! Download Pintu sekarang!
Referensi:
BINUS University, PSAK 14 (Penyesuaian 2014): Persediaan. Diakses tanggal: 11-05-2022.
Fransesca Nicasio, 7 Types of Inventory and Sales Reports to Use in Your Retail Store. Diakses tanggal: 11-05-2022.
Fransesca Nicasio, Inventory Reporting: What it Is and How to Use it for Your Retail Business. Diakses tanggal: 11-05-2022.
Will Kenton, Inventory. Diakses tanggal: 11-05-2022.