Stock split merupakan salah satu metode yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan likuiditas saham. Nah, secara teoritis, motivasi perusahaan dalam melakukan stock split tercermin dalam dua macam teori, yakni trading range theory dan signalling theory. Artikel kali ini akan membahas lengkap tentang apa itu trading range theory dan signalling theory.
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai pembahasan trading range theory dan signalling theory, ada baiknya jika kamu mengenal terlebih dahulu apa itu stock split.
Stock split adalah keputusan pihak manajemen untuk memecah 1 lembar saham menjadi 2 atau 3 lembar dengan nilai yang tetap sama dengan tujuan meningkatkan likuiditas saham atau dalam rangka membuat saham perusahaan menjadi lebih terjangkau tanpa kehilangan nilainya.
Selain stock split, ada pula istilah reverse stock split. Sesuai dengan namanya, reverse stock split adalah keputusan pihak manajemen untuk menggabungkan 2 atau tiga lembar saham menjadi 1 lembar saham dengan tujuan menurunkan jumlah saham yang beredar dan meningkatkan nilai serta harga saham.
Baca juga: Apa Perbedaan Market Value dan Book Value?
Secara umum, alasan perusahaan melakukan stock split dapat disebabkan karena beberapa hal. Secara teoritis, alasan tersebut dibagi menjadi Trading Range Theory dan Signalling Theory.
Trading range adalah rentang harga tertinggi dan terendah dari suatu sekuritas yang bersifat konsisten selama jangka waktu tertentu. Trading range dibatasi oleh resistance price pada batas atas dan support price pada batas bawah, dengan harga yang fluktuatif pada area di antara keduanya.
Sementara itu, trading range theory adalah teori stock split yang menyatakan bahwa motivasi yang mendorong pihak manajemen melakukan pemecahan saham adalah perilaku praktisi pasar yang secara konsisten melakukan perdagangan pada rentang harga saham dalam kurun waktu tertentu. Dengan kata lain, fokus manajemen dalam melakukan stock split menurut trading range theory adalah untuk menjaga harga saham.
Pertanyaannya, mengapa penting bagi pihak manajemen untuk menjaga harga saham?
Alasan utama mengapa menjaga harga saham dalam kisaran harga yang optimal menjadi hal penting bagi pihak manajemen adalah untuk meningkatkan daya beli investor, khususnya investor kecil potensial yang tidak memiliki dana investasi dalam jumlah besar.
Keputusan ini akan berdampak bagi perusahaan dengan meningkatkan jumlah investor potensial dari berbagai industri yang memungkinkan perusahaan melakukan pengembangan dalam industri-industri tersebut.
Selain meningkatkan daya beli investor, keputusan pihak manajemen untuk melakukan stock split dalam rangka menjaga harga saham tetap berada pada batasan optimal juga akan berdampak terhadap peningkatan jumlah permintaan saham.
Hal tersebut nantinya akan berdampak pula terhadap likuiditas perdagangan saham, atau dengan kata lain, terdapat peningkatan jumlah orang yang mau memperjualbelikan saham perusahaan. Sebagai hasilnya, saham yang diterbitkan oleh perusahaan akan menjadi lebih aktif di pasar modal.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Pasar Modal Bagi Investor dan Penerbit Saham?
Sementara itu, signalling theory adalah teori stock split yang menjelaskan tentang bagaimana sinyal kesuksesan atau kegagalan manajemen dikomunikasikan dengan pemilik perusahaan dengan tujuan mengurangi asimetri suatu informasi.
Signalling theory menyatakan bahwa setiap event atau kejadian yang berupa pengumuman, aksi korporasi, maupun aksi publikasi mengenai perusahaan – terlepas dari disengaja atau tidak – pada dasarnya memiliki muatan informasi seperti sinyal yang disampaikan oleh pihak manajemen kepada pemilik dan pihak eksternal perusahaan, salah satunya investor.
Berdasarkan teori tersebut, pada dasarnya keputusan pihak manajemen untuk melakukan stock split juga merupakan sinyal yang diberikan oleh pihak manajemen kepada pasar. Tujuan utamanya adalah meluruskan asimetri informasi mengenai hal-hal berikut ini:
Berdasarkan signalling theory, salah satu motivasi pihak manajemen mengambil keputusan untuk melakukan stock split adalah untuk menginformasikan kepada pihak eksternal, khususnya investor, bahwa perusahaan saat ini memiliki kinerja keuangan yang baik. Biasanya, informasi ini didukung oleh bukti berupa laporan keuangan, terutama mengenai hasil perhitungan profit yang diperoleh selama periode akuntansi berjalan.
Selain melaporkan kinerja keuangan perusahaan, signalling theory juga menjelaskan bahwa motivasi lain yang mendasari keputusan untuk melakukan stock split oleh pihak manajemen adalah untuk menginformasikan perihal prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Informasi mengenai prospek perusahaan ini biasanya didasarkan atas perhitungan profit dan return on equity (ROE) yang merepresentasikan seberapa baik kinerja keuangan perusahaan serta berapa besar tingkat pengembalian yang ditawarkan kepada investor atas dana investasi yang mereka tanam di perusahaan.
Tak hanya meluruskan asimetri informasi, signalling theory juga menyebutkan bahwa pasar cenderung merespon sinyal positif yang terjadi ketika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan dan ada prospek yang cerah tentang masa depan perusahaan. Dengan demikian, maka akan semakin banyak investor yang berminat untuk berinvestasi pada perusahaan.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa baik trading range theory maupun signalling theory mengungkapkan bahwa tujuan inti keputusan manajemen melakukan stock split adalah untuk menarik minat investor.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu trading range theory dan signalling theory dalam stock split. Semoga informasi ini bermanfaat!
Temkan informasi lainnya seputar investasi dan finansial di Pintu Blog. Belakangan ini, jenis investasi semakin beragam dan salah satu yang tengah menarik perhatian masyarakat luas adalah investasi crypto.
Bagi kamu yang tertarik untuk memulai investasi crypto mulai dari Rp11.000 saja, download Pintu secara mudah lewat App Store atau Play Store kamu masing-masing. Kamu juga bisa menemukan berita terbaru dan terupdate seputar crypto di Pintu News.
Referensi:
Adam Hayes. Stock Split. Diakses pada Jumat, 15 Juli 2022.
Adam Hayes. What Is a Trading Range? Diakses pada Jumat, 15 Juli 2022.
Binus School of Accounting. Signaling Theory. Diakses pada Jumat, 15 Juli 2022.