Jakarta, Pintu News – Laporan terbaru tentang Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk bulan Desember 2024 menunjukkan adanya kenaikan inflasi sebesar 2,9%. Hal ini memberi dampak signifikan bagi pasar cryptocurrency, termasuk Bitcoin (BTC) yang melonjak melampaui angka $98.500 (sekitar Rp1,6 miliar).
Keputusan mengenai kebijakan moneter oleh Federal Reserve yang berlandaskan pada data CPI ini akan sangat mempengaruhi arah pergerakan pasar crypto dalam waktu dekat.
Menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, angka CPI yang tercatat pada 2,9% adalah kenaikan berturut-turut selama tiga bulan terakhir. Meskipun para analis memperkirakan CPI akan tetap stabil di angka 0,3% dari bulan sebelumnya, kenyataannya angka CPI naik lebih tinggi, yaitu 0,2% dari 2,7% pada bulan November.

Baca juga: 10x Research Memprediksikan Harga Bitcoin akan Meroket Setelah Pertemuan FOMC!
Bitcoin (BTC) merespon positif, dengan harga melesat ke level $98.700 (sekitar Rp1,6 miliar), yang disebabkan oleh kenaikan CPI yang tidak seburuk yang diprediksi oleh pasar.
Kenaikan CPI ini, meskipun sedikit lebih tinggi dari estimasi, tidak menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi yang lebih parah. Bahkan, CPI inti yang menghilangkan faktor makanan dan energi hanya meningkat 0,2%, sementara estimasi awal adalah 0,3%.
Secara tahunan, CPI inti hanya sedikit menurun, dari 3,3% menjadi 3,2%, yang memberikan angin segar bagi pasar crypto yang diwarnai volatilitas tinggi.

Laporan CPI yang dirilis juga berpotensi mempengaruhi keputusan The Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga dalam pertemuan FOMC yang dijadwalkan pada akhir Januari 2025.
Banyak analis memperkirakan bahwa data inflasi yang lebih moderat ini dapat memperlambat potensi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed. Sebuah keputusan yang sangat krusial mengingat dampaknya pada pasar saham dan crypto.
Di sisi lain, data mengenai Producer Price Index (PPI) yang dirilis pada 24 Januari menunjukkan angka yang lebih rendah dari ekspektasi, yakni 3,3%, dibandingkan dengan estimasi sebelumnya 3,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi mulai mereda, yang pada gilirannya meningkatkan selera investor terhadap aset-aset yang lebih berisiko, seperti Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Penurunan yield obligasi negara AS yang terjadi setelah rilis data inflasi ini juga ikut memperkuat optimisme pasar crypto.
Namun, meskipun data CPI dan PPI memberikan beberapa indikasi positif, dampak jangka panjang dari kebijakan moneter ini terhadap pasar crypto masih harus dilihat. Terutama, apakah tren kenaikan Bitcoin (BTC) akan bertahan ataukah pasar crypto akan mengalami penurunan lebih lanjut setelahnya.
Baca juga: Thailand Pertimbangkan Persetujuan ETF Bitcoin Pertama untuk Meningkatkan Sektor Crypto!
Pasar crypto, seperti yang kita ketahui, sangat rentan terhadap volatilitas. Dengan pergantian kepemimpinan yang akan datang di AS pada 20 Januari 2025, banyak yang memperkirakan kebijakan yang lebih ramah terhadap cryptocurrency dari Presiden terpilih Donald Trump.
Meskipun para pengamat optimis, dampak kebijakan tersebut terhadap pasar crypto masih spekulatif. Sebuah peringatan datang dari QCP Capital yang menyebutkan bahwa pasar crypto dan saham saat ini masih rapuh, dan pergerakan harga Bitcoin (BTC) bisa saja menurun, terutama jika level $90.000 (sekitar Rp1,5 miliar) kembali teruji.
Walaupun demikian, harga Bitcoin (BTC) masih menunjukkan kenaikan positif, dengan lonjakan 2% setelah data CPI diumumkan. Pada saat penulisan, harga Bitcoin diperdagangkan di sekitar $98.700, dengan kisaran harga harian berada di antara $95.330 hingga $98.650 (sekitar Rp1,5 hingga Rp1,6 miliar).
Ke depannya, ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi AS tetap menjadi faktor penting yang akan memengaruhi pergerakan pasar crypto secara keseluruhan.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.