Jakarta, Pintu News – Lonjakan minat investor ritel Asia terhadap saham teknologi AS telah mendorong gelombang peluncuran Exchange-Traded Fund (ETF) baru sepanjang tahun 2025. Dalam tren yang menunjukkan perubahan dinamika global, JPMorgan tampil sebagai pemimpin lewat peluncuran ETF aktif di Taiwan. Dengan puluhan ETF bertema teknologi AS yang kini hadir di Asia, pasar menunjukkan kombinasi pertumbuhan cepat dan risiko konsentrasi.
Menurut laporan Cryptopolitan pada 26 September 2025, JPMorgan Asset Management baru saja merilis ETF aktif yang terdaftar di Taiwan. Produk ini memberikan eksposur terhadap perusahaan teknologi besar di AS seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia.
Langkah strategis ini menandai upaya JPMorgan memperluas bisnis ETF-nya di Asia, dengan masa subscription ETF tersebut berlangsung dari 30 September hingga 3 Oktober 2025. Philippe El-Asmar, kepala divisi ETF APAC di JPMorgan, menyebut ETF aktif sebagai pendorong utama pertumbuhan di kawasan ini.
Baca Juga: 5 Dampak Besar Regulasi Crypto AS: Novogratz Prediksi Siklus Pasar Akan Berubah Selamanya

Hingga kuartal ketiga 2025, telah diluncurkan 19 ETF bertema teknologi AS di pasar Asia—hampir menyamai rekor tahun lalu yang mencapai 22 peluncuran. Total saat ini mencapai 63 ETF bertema teknologi yang terdaftar di bursa Asia.
Mirae Asset Global Investments dari Korea Selatan juga ikut ambil bagian. Anak usahanya, Tiger ETF, merilis dana yang berfokus pada perusahaan perangkat lunak AS yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (AI), merespons lonjakan minat investor ritel Korea terhadap sektor tersebut.
Investor ritel Asia, khususnya dari Taiwan dan Korea Selatan, menjadi pendorong utama di balik ledakan ETF ini. Mereka tertarik pada saham megakap AS—dijuluki “Magnificent Seven” yang terdiri dari Apple, Amazon, Alphabet, Meta, Microsoft, Tesla, dan Nvidia.
Namun, data menunjukkan fluktuasi tinggi. Dalam tiga bulan terakhir, ETF teknologi AS di Asia mengalami arus keluar lebih dari $500 juta. Analis memperingatkan bahwa konsentrasi investasi pada segelintir saham bisa menjadi bumerang jika sentimen pasar berbalik arah.
Meski demikian, data jangka panjang menunjukkan pertumbuhan yang konsisten: dalam tiga tahun terakhir, investor Asia telah menyuntikkan lebih dari $4,3 miliar ke ETF teknologi AS.

Boom ETF teknologi adalah bagian dari tren yang lebih luas. Selama delapan bulan pertama 2025, tercatat 461 ETF baru mulai diperdagangkan di Asia. Jika tren ini berlanjut, maka jumlah peluncuran tahun ini bisa melampaui rekor 508 ETF pada 2024.
Menurut proyeksi Bloomberg Intelligence, total aset ETF Asia bisa tumbuh dari di bawah $2 triliun saat ini menjadi $8 triliun pada 2035. Tiongkok diprediksi menjadi pasar utama, namun Taiwan dan Korea juga menunjukkan pertumbuhan agresif.
Pasar Asia, yang didominasi investor ritel aktif dan trader harian, kini menjadi medan baru bagi manajer aset global seperti JPMorgan. Permintaan terhadap produk ETF yang memberikan akses ke saham luar negeri—terutama sektor teknologi AS—terus meningkat.
Meskipun kompetisi antar penerbit ETF semakin ketat, masuknya JPMorgan dengan strategi agresif menempatkan mereka di garis depan. Hal ini memaksa kompetitor untuk mempercepat peluncuran produk dan berinovasi dalam struktur dana untuk menarik perhatian investor Asia.
Lonjakan ETF bertema teknologi AS di Asia mencerminkan transformasi besar dalam pola investasi ritel regional. Dengan JPMorgan memimpin di depan dan pasar seperti Taiwan serta Korea menjadi pusat aktivitas, lanskap ETF Asia kini lebih kompetitif dan global dari sebelumnya. Meskipun peluang pertumbuhan terbuka lebar, tantangan dalam bentuk volatilitas pasar dan konsentrasi risiko tetap perlu diwaspadai oleh investor dan penerbit dana.
Baca Juga: 7 Fakta Mencengangkan: Jumlah Miliarder Crypto Naik 40% di 2025, Siapa Saja yang Diuntungkan?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.