Jakarta, Pintu News – Mengutip laporan The Motley Fool, Nvidia (NVDAX), perusahaan terbesar di dunia, mengalami perjalanan naik-turun di pasar saham sepanjang tahun 2025. Harga sahamnya sempat melemah dalam empat bulan pertama tahun ini akibat pembatasan penjualan chip ke pelanggan di Tiongkok, serta kekhawatiran mengenai keberlanjutan belanja infrastruktur AI.
Namun, dalam lima bulan terakhir, kinerja saham Nvidia berhasil pulih secara signifikan. Secara keseluruhan, saham perusahaan ini sudah naik 32% sepanjang 2025, meskipun sempat mengalami awal tahun yang buruk. Kini, para investor mulai mempertanyakan apakah tren positif Nvidia dapat terus berlanjut hingga 2026.
Selanjutnya, artikel ini akan menelusuri lebih dalam faktor pendorong Nvidia dan memperkirakan seberapa besar potensi kenaikan yang bisa diberikan saham teknologi papan atas ini hingga akhir tahun depan.

Baca juga: Ripple Gandeng Ondo Finance untuk Tokenisasi Obligasi AS di Jaringan XRPL!
Dilansir dari Pintu Market, harga saham NVIDIA tertokenisasi dari xStock tengah mengalami koreksi tipis 0,05%, berada di sekitar Rp2.980.029 dalam waktu 24 jam. Berdasarkan chart yang ada, NVDAX sempat menyentuh titik terendahnya di Rp2.738.687 dan titik tertingginya Rp2.987.510.
Saat penulisan, market cap NVIDIA mencapai Rp117,26 miliar dengan volume perdagangan harian yang berada di sekitar Rp67,77 miliar dalam waktu 24 jam terakhir.
Nvidia berhasil menjadi perusahaan terbesar di dunia berkat dominasinya di pasar chip kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Saat ini, perusahaan menguasai sekitar 80% pasar akselerator AI.
Inilah alasan utama mengapa Nvidia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan solid pada 2026, seiring meningkatnya belanja perusahaan dan pemerintah untuk membangun infrastruktur cloud yang mampu memenuhi permintaan AI yang terus melonjak.

Menurut riset Gartner, pengeluaran perusahaan untuk akselerator AI—seperti unit pemrosesan grafis (GPU) dan prosesor khusus yang digunakan di server cloud—mencapai $140 miliar pada tahun lalu, lalu diproyeksikan naik menjadi $267 miliar tahun ini, dan hampir $330 miliar pada 2026.
Hal ini tidak mengejutkan, mengingat pendapatan tertunda (revenue backlog) dari raksasa komputasi awan seperti Microsoft, Oracle, Google (GOOGLX), dan Amazon terus meningkat pesat. Selain itu, perusahaan “neocloud” seperti CoreWeave dan Nebius—yang menyewakan GPU kepada pelanggan untuk menjalankan beban kerja AI—juga memperoleh kontrak besar dengan nilai pemesanan yang signifikan.
Pada 2024, Nvidia menjual chip komputasi AI senilai $102 miliar, yang berarti menguasai sekitar 73% pangsa pasar saat itu. Jika belanja akselerator AI benar-benar mencapai $330 miliar pada 2026 seperti perkiraan, dan Nvidia mempertahankan 70% pangsa pasar, maka pendapatan pusat datanya dari komputasi bisa mencapai $231 miliar pada tahun tersebut.
Dengan demikian, Nvidia berpotensi melipatgandakan lebih dari tiga kali lipat pendapatan akselerator AI hanya dalam dua tahun. Selain itu, para investor juga perlu mencatat bahwa segmen bisnis lain Nvidia menunjukkan kinerja yang baik, sehingga dapat menjadi pelengkap pertumbuhan pesat divisi pusat data.
Baca juga: Harga Bitcoin Naik ke $111.000 Hari Ini (29/9): BTC Terancam Jatuh, Investor & Penambang Tarik Dana?
Pada tahun fiskal sebelumnya (berakhir Januari tahun ini dan mencakup 11 bulan 2024), Nvidia meraih pendapatan sekitar $28 miliar dari bisnis di luar GPU pusat data AI.
Segmen tersebut mencakup divisi jaringan (networking), gaming, otomotif, dan visualisasi profesional. Pada tahun fiskal 2025, pendapatan gabungan dari lini bisnis non-AI ini tumbuh hampir 29% dibanding tahun sebelumnya. Nvidia diperkirakan masih bisa menjaga pertumbuhan yang sehat di area tersebut, berkat peluang jangka panjang dari PC berbasis AI, kendaraan pintar, dan teknologi digital twin.
Jika bisnis non-AI accelerator ini tumbuh 20% pada 2025 dan 2026, maka kontribusinya bisa mencapai $40 miliar terhadap total pendapatan tahun fiskal berikutnya. Artinya, Nvidia berpotensi meraih lebih dari $270 miliar pada tahun fiskal 2026 (termasuk proyeksi $231 miliar dari bisnis komputasi pusat data). Angka ini juga sejalan dengan estimasi konsensus pasar.

Menariknya, perkiraan pendapatan Nvidia untuk tahun depan telah direvisi naik secara signifikan. Bukan tidak mungkin proyeksi ini akan terus meningkat seiring perusahaan-perusahaan yang bergantung pada GPU Nvidia untuk menjalankan aplikasi AI di cloud meningkatkan belanjanya.
Dengan asumsi Nvidia bisa mencetak $280 miliar pendapatan tahun depan dan diperdagangkan dengan rasio 20 kali pendapatan (lebih rendah dari rasio saat ini yang sekitar 26), kapitalisasi pasarnya berpotensi melonjak hingga $5,6 triliun.
Hal ini menunjukkan peluang kenaikan harga saham sekitar 30%, yang berarti saham AI ini masih punya ruang untuk naik lebih tinggi—dan bahkan bisa menuju valuasi $6 triliun.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.