Jakarta, Pintu News – Penggunaan indikator teknikal dalam trading saham atau aset kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) telah menjadi praktek umum di kalangan investor. Salah satu indikator yang paling sering digunakan adalah Moving Average Convergence/Divergence (MACD), yang dikembangkan oleh Gerald Appel pada tahun 1970-an. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana MACD bekerja dan bagaimana para trader dapat memanfaatkannya untuk mengidentifikasi tren dan momentum pasar.

MACD adalah indikator yang mengukur momentum dan arah tren harga suatu aset. Indikator ini menghitung selisih antara Exponential Moving Average (EMA) jangka pendek (12 periode) dan EMA jangka panjang (26 periode). Hasil dari pengurangan ini menghasilkan garis MACD, yang kemudian dibandingkan dengan EMA sembilan hari yang dikenal sebagai garis sinyal.
Garis MACD dan garis sinyal ini memberikan visualisasi yang jelas tentang bagaimana harga aset bergerak. Ketika garis MACD melintasi garis sinyal ke atas, ini menunjukkan sinyal beli yang mungkin, sedangkan lintasan ke bawah menunjukkan sinyal jual. Ini membantu trader dalam membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat.
Baca Juga: Potensi Ledakan DOGE November 2025: Analisis Teknikal Tunjukkan Kenaikan Tajam?

Salah satu kegunaan utama dari MACD adalah identifikasi divergensi. Divergensi bullish terjadi ketika harga aset mencapai titik terendah baru, tetapi garis MACD tidak, menunjukkan kemungkinan pembalikan tren ke atas. Sebaliknya, divergensi bearish terjadi ketika harga mencapai titik tertinggi baru tetapi MACD tidak, yang bisa menjadi sinyal untuk menjual.
Divergensi ini sangat penting karena sering mendahului perubahan tren harga yang signifikan, memberikan kesempatan kepada trader untuk masuk atau keluar dari pasar sebelum pergerakan harga besar terjadi. Namun, penting untuk menggunakan indikator lain untuk konfirmasi karena MACD bisa memberikan sinyal palsu jika digunakan sendirian.

MACD sering dibandingkan dengan Relative Strength Index (RSI), yang juga populer di kalangan trader. Meskipun kedua indikator ini mengukur momentum, mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. RSI fokus pada kecepatan dan perubahan harga untuk menentukan kondisi overbought atau oversold, sedangkan MACD lebih fokus pada hubungan antara dua EMA untuk mengidentifikasi potensi perubahan tren.
Penting untuk memahami bahwa MACD adalah indikator yang tertinggal, artinya ia mengandalkan data harga historis. Ini berarti bahwa sinyal yang dihasilkan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan perubahan tren saat ini. Oleh karena itu, trader sering menggabungkan MACD dengan indikator lain seperti Average Directional Index (ADX) untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi pasar.

MACD adalah alat yang sangat berharga dalam analisis teknikal, terutama dalam mengidentifikasi perubahan tren dan momentum pasar. Dengan memahami cara kerja MACD dan menggabungkannya dengan indikator lain, trader dapat meningkatkan kemungkinan sukses dalam trading. Namun, seperti semua alat analisis teknikal, MACD tidak sempurna dan harus digunakan bersama dengan analisis pasar yang komprehensif.
Baca Juga: Penurunan Cadangan Bitcoin di Binance: Sinyal Bullish untuk Harga BTC di November 2025?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.