Jakarta, Pintu News – Baru-baru ini, para peretas telah mencuri lebih dari $120 juta dalam bentuk aset digital dalam satu serangan terhadap Balancer, salah satu platform DeFi (keuangan terdesentralisasi) berbasis Ethereum (ETH) yang terkemuka. Menurut laporan, serangan ini menjadi salah satu peretasan crypto terbesar di tahun 2025.
Balancer, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan perdagangan dan mendapatkan keuntungan dari pool likuiditas kripto, mengonfirmasi terjadinya pelanggaran pada Senin pagi. Mereka menyebut bahwa pool V2 miliknya telah dieksploitasi.
Baca juga: Whale Crypto Lepas 1 Miliar DOGE: Dogecoin Terus Berjuang di Bawah Resistensi $0,17
Insiden ini pertama kali terdeteksi sekitar pukul 07:48 UTC, dan meskipun tim Balancer mengatakan masalah telah dikendalikan, kerugian yang tercatat telah melampaui $128 juta menurut firma analisis blockchain.
“Masalah ini hanya terjadi pada V2 Composable Stable Pools dan tidak memengaruhi Balancer V3 atau pool Balancer lainnya. Kami bekerja sama secara intensif dengan tim keamanan dan hukum untuk memastikan keselamatan pengguna, dan sedang melakukan investigasi yang cepat dan menyeluruh,” tulis Balancer dalam pernyataannya di X (dulu Twitter).
“Tim insinyur dan spesialis keamanan kami menjadikan investigasi ini sebagai prioritas utama. Kami akan segera membagikan informasi resmi dan langkah selanjutnya begitu data tambahan tersedia,” lanjut pernyataan tersebut.
Para pakar keamanan siber meyakini bahwa serangan ini memanfaatkan celah pada sistem inti vault Balancer — kontrak pintar utama yang mengelola saldo pengguna dan proses pertukaran token.
Menurut perusahaan keamanan blockchain GoPlus, kemungkinan besar celah tersebut berasal dari kesalahan pembulatan dalam perhitungan swap. Celah ini memungkinkan pelaku untuk menyedot sejumlah kecil dana secara berulang—melalui operasi “batchSwap”—yang kemudian dapat dimanipulasi untuk mendistorsi harga dan menguras dana dari pool secara bertahap namun signifikan.
Namun, peneliti keamanan siber Aditya Bajaj memberikan analisis berbeda. Ia menduga bahwa akar masalah berasal dari penanganan otorisasi dan callback yang tidak tepat dalam vault V2 milik Balancer.
Bajaj menjelaskan bahwa pelaku menggunakan kontrak pintar berbahaya yang dimanfaatkan untuk mengganggu proses panggilan vault saat inisialisasi pool. Dengan begitu, mereka dapat melewati pemeriksaan keamanan dan melakukan swap tidak sah di berbagai pool yang saling terhubung.
Hingga saat ini, pihak Balancer belum mengonfirmasi versi yang disampaikan oleh Bajaj, tetapi mereka berjanji akan membagikan laporan lengkap serta detail penyelidikan teknis sesegera mungkin.
Sebelum serangan terjadi, Balancer mengelola total aset lebih dari $775 juta menurut data dari DeFiLlama. Setelah eksploitasi ini, token asli Balancer, BAL, anjlok lebih dari 11%.
Di tengah kekacauan yang terjadi pasca peretasan, para penipu memanfaatkan situasi dengan membuat akun palsu yang menyamar sebagai Balancer. Mereka mencoba mengelabui publik dengan menawarkan “white-hat bounty” palsu — yakni imbalan 20% kepada hacker jika bersedia mengembalikan sisa dana yang dicuri.
Baca juga: Solana dalam Bahaya? Analis Prediksi Penurunan SOL hingga 30% ke Bawah $100
Pesan penipuan tersebut meniru gaya komunikasi dan tampilan resmi Balancer, bahkan menyertakan ancaman tindakan hukum jika hacker menolak tawaran tersebut. Namun belakangan terungkap bahwa itu adalah skema phishing yang ditujukan untuk menipu pengguna agar mengirim dana atau membocorkan detail dompet mereka.
Pihak Balancer telah mengeluarkan peringatan resmi kepada publik untuk mengabaikan semua pesan yang tidak berasal dari akun resmi, dan menegaskan bahwa semua pembaruan yang sah hanya akan diumumkan melalui akun X (Twitter) resmi dan server Discord mereka.
Sementara penyelidikan masih berlangsung, insiden peretasan Balancer menunjukkan betapa rentannya platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) terhadap serangan, serta semakin canggihnya taktik yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber.
Peristiwa ini menegaskan pentingnya penerapan pemeriksaan otorisasi on-chain yang lebih ketat dan pemantauan kontrak pintar secara real-time. Sampai Balancer merilis laporan pasca-insiden (post-mortem) secara lengkap, komunitas kripto hanya bisa menunggu — dan terus memantau dengan waspada.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.