Kabar positif membaiknya data CPI pada bulan Oktober rupanya tidak bisa menjadi sentimen positif untuk pasar crypto. Permasalahan yang menimpa salah satu bursa pertukaran terbesar, FTX telah membawa pasar crypto ke zona merah. Seperti apa analisis lengkapnya? Simak ulasannya dalam analisis pasar minggu ini.
Tim trader Pintu telah mengumpulkan berbagai data penting tentang pergerakan pasar crypto selama sepekan terakhir yang terangkum dalam Analisa Pasar ini. Akan tetapi, perlu kamu perhatikan bahwa semua informasi pada Analisis Pasar ini bertujuan sebagai edukasi, bukan saran finansial.
Pasar saham berhasil menguat sementara indeks dolar AS mengalami koreksi pasca perilisan data Consumer Price Index (CPI) oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Tercatat data CPI bulan Oktober sebesar 7.7%, jauh lebih rendah dari konsensus maupun bulan sebelumnya yang masing-masing 7.9% dan 8.2%.
Lebih lanjut, angka CPI inti mengalami kenaikan 0.3% secara bulanan dan 6.3% secara tahunan. Kedua angka tersebut juga lebih rendah dari perkiraan konsensus yang masing-masing 0.5% dan 6.3%.Sementara itu, angka klaim pengangguran mengalami kenaikan sebesar 7.000 menjadi 225.000.
Namun, perlu diingat bahwa data positif ini baru terjadi sekali dan belum menandakan adanya tren. Oleh karena itu, kita harus menunggu beberapa data positif berikutnya untuk bisa mengonfirmasi bahwa angka inflasi sudah mulai mereda.
Dow Jones berhasil naik hingga 1.200 poin, berbarengan dengan kenaikan S&P 500 dan Nasdaq. Sementara yield US treasury dan indeks dolar AS mengalami penurunan di saat yang bersamaan. Pasar melihat berbagai indikator ini sebagai sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan mengambil langkah yang tidak terlalu agresif terkait kenaikan suku bunga pada Desember mendatang.
Sementara itu, yield US Treasury tenor 2 dan 10 tahun justu mengalami penurunan harian terbesar dalam satu dekade terakhir pasca keluarnya data CPI.
Setali tiga uang, indeks dolar AS juga terkoreksi dan menembus level di bawah 100 hari EMA setelah keluarnya data CPI. Sejauh ini, kita belum melihat penurunan indeks dolar AS yang konsisten untuk memastikan bahwa data-data ekonomi mulai melambat.
Minggu ini menjadi periode yang kelam bagi pasar crypto. Dalang utama dari malapetaka di pasar crypto datang dari FTX yang tidak bisa melayani penarikan dana para nasabahnya. Kejatuhan FTX telah memberikan efek domino ke pergerakan beragam aset crypto lainnya. Keseluruhan kapitalisasi pasar crypto anjlok 18% secara mingguan. Sementara baik BTC dan ETH telah terkoresi lebih dari 20%, dan alt-coin lainnya menghadapi penurunan nilai yang lebih besar.
Binance semula nampak akan menjadi penyelamat dengan rencana mengakuisisi FTX. Sayangnya, setelah melakukan due dilligance, rencana tersebut diurungkan. FTX pun akhirnya mengajukan kepailitan setelah gagal melayani penarikan dana para nasabahnya, serta mempunyai permasalahan likuiditas yang mencapai miliaran dolar AS. Bak sudah jatuh tertimpa tangga, pada hari Minggu diberitakan bahwa dana nasabah FTX yang mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS menghilang. Dikabarkan, terjadi peretasan di mana wallet para pengguna dikuras habis dan ditemukan adanya malware dalam aplikasi mobile FTX terbaru. Nasabah FTX melaporkan bahwa saldo mereka disedot tidak bersisa.
Grafik di bawah menggambarkan kapitalisasi crypto yang anjlok hingga 18% dalam sepekan terakhir:
Sejauh ini, kita belum melihat seberapa besar dan luas implikasi dari permasalahan FTX tersebut. Biasanya, akan memakan waktu sebelum akhirnya semua kembali seperti semula. Oleh karena itu, ke depan akan ada kabar terkait transparansi dari para pihak yang bersinggungan langsung maupun tidak terhadap FTX. Tapi, satu yang pasti, ke depannya akan ada reformasi regulasi yang lebih ketat, di mana hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan industri crypto dalam jangka pendek. Walau begitu, secara jangka panjang, hal tersebut justru akan menguntungkan karena membawa kepercayaan kembali terhadap pasar crypto.
Secara historis, ini merupakan pekan pertama di mana BTC jatuh di bawah SMA 300 pekan. Pada bull run sebelumnya, BTC sempat turun dan berada di bawah SMA 200 pekan selama 2 minggu, sebelum akhirnya berbalik dan mencari titik support. Sementara untuk saat ini, BTC bergerak ke bawah garis hitam (lihat grafik). Titik support berikutnya berada di 14,000. Lalu, level resistance ada di 20,600 and 24,000.
Perhatikan juga bahwa RSI tidak mampu menembus di level terpenting secara historis, yakni 41. Dengan kondisi FUD dan fear saat ini, BTC berada di daerah oversold.
Senada, ETH juga telah melewati SMA 200 pekan setelah sempat keluar dari level tersebut pada tengah tahun ini dan menemukan titik support kuat. Faktor penting yang harus dicermati adalah level support RSI yang ada di 38. ETH telah menjadikan level tersebut sebagai titik support terkuat sejak Mei lalu. Jika sampai level support tersebut terlewati, maka bisa berujung pada koreksi harga yang signifikan.
Grafik di bawah ini merupakan Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) dari Bitcoin. NUPL merupakan perbedaan antara Relative Unrealized Profit dan Relative Unrealized Loss. Adapun, saat ini, NUPL memperlihatkan pasar sedang berada di fase kapitulasi di mana fase ini secara historis merepresentasikan kesempatan untuk beli yang baik secara jangka panjang.
Sementara itu, dari Market Cap to Thermocap Ratio yang digunakan untuk menilai apakah sebuah aset diperdagangkan pada level premium dengan keseluruhan nilai keamanan yang dikeluarkan oleh para penambang. Rasio ini juga disesuaikan dengan kenaikan pasokan yang beredar. Terlihat bahwa saat ini, untuk pertama kalinya Bitcoin berada di zona hijau sejak Maret 2020. Secara historis, angka di bawah 0.0000004 (berwarna hijau) menandakan pasar berada di siklus bottom. Sementara jika angka di atas 0.0000004 (berwarna merah) menandakan pasar berada di siklus tops.
📊 Bursa Pertukaran: Cadangan devisa bursa yang terus mengalami penurunan memperlihatkan tekanan jual yang rendah. Net deposit di bursa pertukaran lebih tinggi dibandingkan rata-rata tujuh hari terakhir. Tingginya net deposit bisa diartikan sebagai tingginya tekanan jual
💻 Penambang: Para penambang melakukan aksi jual yang lebih tinggi dari rata-rata setahun terakhir. Sementara pendapatan penambang berada dalam rentang yang moderat dibandingkan rata-rata satu tahun terakhir.
🔗 On-chain: Lebih banyak investor yang melakukan aksi jual di posisi rugi. Di tengah kondisi pasar yang sedang terkoreksi, ini mengindikasikan pasar tengah bottom. Pergerakan para holders jangka panjang dalam tujuh hari terakhir juga lebih tinggi dari rata-rata. Jika pergerakan ini bertujuan untuk menjual, hal tersebut bisa berdampak negatif. Para investor berada di fase kapitulasi di mana mereka saat ini menghadapi kerugian yang belum direalisasikan. Ini berarti berkurangnya motif untuk merealisasikan kerugian yang berujung pada berkurangnya tekanan jual.
🏦 Pasar Derivatif: Para trader jangka pendek lebih dominan dan mau membayar para trader jangka panjang. Sementara di pasar derivatif, sentimen beli jauh lebih dominan. Lebih banyak buy orders yang diisi oleh para takers. Lalu, dengan open interest (OI) yang berkurang, ini memperlihatkan investor menutup posisi futures dan adanya kemungkinan pembalikkan tren. Sebagai gantinya, hal ini bisa memicu kemungkinan long/short-squeeze yang disebabkan oleh pergerakan harga secara tiba-tiba maupun sebaliknya.
Bagikan
Lihat Aset di Artikel Ini
7.5%
Harga ETH (24 Jam)
Kapitalisasi Pasar
-
Volume Global (24 Jam)
-
Suplai yang Beredar
-