Jakarta, Pintu News – DeFi berisiko rendah kini menjadi pusat perdebatan di komunitas Ethereum (ETH). Banyak pihak berpendapat bahwa sektor ini bisa menjadi penggerak utama jaringan, layaknya Google Search yang menjadi motor utama Google.
Namun, sejumlah pakar memperingatkan bahwa pandangan tersebut mungkin terlalu optimis, mengingat Ethereum harus bersaing ketat dengan stablecoin dan aset dunia nyata (Real World Assets).
Sebelumnya, Vitalik Buterin menyarankan bahwa protokol DeFi berisiko rendah seperti Aave atau MakerDAO berpotensi menjadi sumber pendapatan utama bagi Ethereum. Ia membandingkan model ini dengan cara Google (GOOGLX) meraup sebagian besar pendapatannya melalui Google Search.
Baca juga: Harga Ethereum Merosot ke $4.100 Hari Ini (23/9/25): ETH Berpotensi Turun ke Bawah $4K?
“Yang penting, DeFi berisiko rendah sering kali sangat selaras dengan banyak aplikasi eksperimental yang kami di Ethereum anggap menarik,” ujar Vitalik.
Dalam konteks Ethereum, Vitalik menekankan pentingnya aktivitas keuangan yang aman untuk mendukung tabungan dan pembayaran—terutama bagi komunitas yang kurang terlayani—demi menjaga identitas budaya ekosistem.
Pandangan Vitalik ini memicu perdebatan hangat. David Hoffman berpendapat bahwa DeFi berisiko rendah tidak banyak menciptakan permintaan blockspace di Ethereum. Meski begitu, mengunci sejumlah besar ETH di protokol pinjaman seperti MakerDAO, Aave (AAVE), atau Uniswap (UNI) mengangkat ETH menjadi semacam “uang komoditas” dalam ekosistem Ethereum.
Sebagian pengembang melihat DeFi berisiko rendah sebagai sesuatu yang universal, sederhana, dan dapat diskalakan hingga miliaran pengguna. Stani Kulechov bahkan membayangkan suatu hari Aave mampu menyalurkan hasil (yield) kepada miliaran orang di seluruh dunia, menjadikan DeFi sebagai instrumen keuangan dasar bagi umat manusia.
“DeFi berisiko rendah adalah tulang punggung Ethereum: sederhana, kuat, dan bermanfaat secara universal. Suatu hari, Aave bisa menyalurkan hasil ke miliaran orang di seluruh dunia,” komentar Stani.
Tidak semua pihak sependapat dengan Vitalik. Seorang pengguna X berargumen bahwa DeFi berisiko rendah saja tidak cukup untuk membenarkan valuasi Ethereum yang sangat besar, saat ini sekitar 0,5 triliun dolar.
Volume perdagangan dari protokol-protokol ini hanya mencapai sekitar 36 juta dolar pada September—angka yang dianggap terlalu kecil untuk menciptakan arus kas berkelanjutan bagi jaringan.
Selain itu, meskipun total TVL DeFi mencapai sekitar 95,2 miliar dolar dan pasokan stablecoin 161,3 miliar dolar, metrik tersebut tetap belum mampu menghasilkan permintaan blockspace yang memadai untuk menjaga biaya jaringan tetap menarik bagi validator.
“DeFi berisiko rendah sebagai ‘Google Search’-nya Ethereum hanya mungkin berhasil jika menempatkan ETH sebagai aset moneter utama. Namun, dengan dominasi stablecoin dan dorongan kuat menjadikan Ethereum sebagai ‘rantai RWA,’ ETH harus bersaing dengan semakin banyak aset moneter lain untuk posisi tersebut,” tulis seorang pengguna X.
Baca juga: Prediksi Harga XRP: Dark Defender Ungkap Potensial Lonjakan ke $36 Berkat Breakout Pola Cup Historis
Komentator lain memperingatkan bahwa cara Vitalik membingkai layanan bagi masyarakat unbanked melalui DeFi berisiko rendah kurang tepat dalam praktiknya. Mereka menilai bahwa memindahkan pasar pinjam-meminjam sepenuhnya ke on-chain di Layer-1 justru menurunkan pengalaman pengguna dan mengurangi komposabilitas.
Ethereum juga kesulitan bersaing dengan sistem pembayaran khusus seperti Stripe atau Circle, maupun dengan blockchain seperti Solana (SOL) yang dioptimalkan untuk biaya rendah berkat subsidi dari MEV tinggi.
Pandangan lain menyebutkan bahwa Ethereum tengah bersaing ketat dengan stablecoin dan RWA untuk mempertahankan peran sebagai aset moneter asli ekosistem. Meski RWA dapat menarik pengguna dengan imbal hasil (yield), aset tersebut dinilai tidak mampu menandingi keandalan dan likuiditas ETH; karena itu, ETH tetap unggul sebagai aset moneter yang tak tergantikan.
Beberapa analis juga menekankan daya tarik jaringan netral seperti Ethereum sebagai lapisan kustodian bagi aset terpusat seperti USDC atau RWA. Menyimpan USDC di Aave melalui Ethereum dianggap lebih kecil risikonya terkena intervensi dari Circle dibandingkan menyimpannya di chain perusahaan terpusat, sehingga meningkatkan posisi Ethereum sebagai infrastruktur tahan sensor.
Walaupun sebagian pihak menilai ide “menasionalisasi” protokol DeFi inti di Ethereum adalah langkah ke arah yang tepat, banyak pakar percaya Ethereum saat ini belum siap menghadirkan layanan DeFi yang benar-benar berisiko rendah, murah, dan sangat terukur. Hal ini masih menjadi target akhir (endgame) yang jauh melampaui sekadar pasar pinjam-meminjam di on-chain.
“Layanan enshrined adalah tujuan akhir sebenarnya (satu langkah lebih jauh dari yang dikatakan Vitalik), tapi seharusnya tidak terbatas hanya pada pinjaman,” ungkap seorang pakar di X.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
The trading of crypto assets is carried out by PT Pintu Kemana Saja, a licensed and regulated Digital Financial Asset Trader supervised by the Financial Services Authority (OJK), and a member of PT Central Finansial X (CFX) and PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). The trading of crypto asset futures contracts is carried out by PT Porto Komoditi Berjangka, a licensed and regulated Futures Broker supervised by BAPPEBTI, and a member of CFX and KKI. Crypto asset trading is a high-risk activity. PT Pintu Kemana Saja and PT Porto Komoditi Berjangka do not provide any investment and/or crypto asset product recommendations. Users are responsible for thoroughly understanding all aspects related to crypto asset trading (including associated risks) and the use of the application. All decisions related to crypto asset and/or crypto asset futures contract trading are made independently by the user.