Dalam satu pekan terakhir komunitas kripto dikejutkan oleh terjadinya depeg token UST, algorithmic stablecoin dari Terra yang merupakan ekosistem DeFi kedua terbesar setelah Ethereum. UST yang nilainya dipatok 1:1 dengan dolar AS jatuh hingga hanya bernilai 0.06 dolar AS per 13 Mei 2022. Jatuhnya harga UST ini berdampak pada merosotnya harga LUNA, “protocol token” dari Terra yang berfungsi menjaga nilai UST tetap setara dengan dolar AS. Per 13 Mei 2022, beberapa platform pertukaran aset kripto tidak lagi memperjualbelikan LUNA karena harganya yang terus turun hingga hanya bernilai 0.0002 dolar AS dari 80 dolar AS seminggu sebelumnya. Apa yang terjadi pada Terra (LUNA) dan juga UST? Dan bagaimana dampaknya terhadap kripto secara keseluruhan? Kami akan membahasnya di artikel ini.
Terra Protocol adalah protokol blockchain terdesentralisasi dan open-source yang dikembangkan untuk mencetak algorithmic stablecoins. Dikembangkan oleh Terraform Labs yang berbasis di Korea Selatan, Terra Protocol memproduksi berbagai stablecoins termasuk TerraKRW yang dipatok 1:1 dengan Won Korea dan juga TerraUSD (UST) yang nilainya dibuat setara dengan dolar AS.
Tidak seperti stablecoin lain seperti USDT atau USDC yang dijamin dengan mata uang asli dalam hal ini dolar AS, Terra menggunakan native token-nya, LUNA, untuk menjaga nilai UST-nya tetap 1:1 dengan dolar AS. Pada dasarnya, LUNA akan diterbitkan (mint) atau dikurangi (burn) tergantung dari jumlah UST yang ada di pasar. Teknologi ini yang membuat UST disebut sebagai algorithmic stablecoin.
Selain itu, LUNA juga digunakan sebagai governance token dan juga mining. Pengguna dapat melakukan staking token LUNA ke validator yang mencatat dan memverifikasi transaksi di blockchain dengan imbalan yang didapat dari biaya transaksi. Semakin banyak UST digunakan, semakin tinggi juga nilai LUNA. Bagaimana sebenarnya cara kerja UST dan LUNA? Kita akan membahasnya lebih lanjut di bawah ini.
Baca juga: Apa itu Stablecoin?
Stablecoin pada dasarnya berfungsi untuk menggabungkan keunggulan yang dimiliki aset kripto dan mata uang fiat; pemrosesan transaksi yang cepat dan keamanan/privasi yang dimiliki aset kripto, serta nilai stabil yang dimiliki mata uang fiat atau aset asli.
Oleh karenanya, banyak pengguna kripto yang menggunakan stablecoin untuk mengamankan keuntungan yang didapat dari trading aset kripto maupun memanfaatkan tingginya imbal hasil produk-produk decentralized finance atau DeFi. Sehingga, stablecoin hanya berguna dan memberi nilai tambah jika harganya tetap sama dengan aset yang dipatoknya.
Terra menjaga harga UST tetap sama dengan dolar AS melalui aset Terra (LUNA) yang bisa ditukar menjadi UST oleh pengguna Terra. Secara teori, sistem penukaran dan pembakaran LUNA ini seharusnya menguntungkan UST dan juga LUNA, karena suplai LUNA akan terus berkurang seiring dengan penggunaan UST yang meningkat (menjadikan LUNA semakin langka).
Algoritma Terra membuat suplai kedua token mengalami kontraksi dan ekspansi bergantung kepada permintaan terhadap UST dan stablecoin Terra lainnya. Berikut penjelasannya:
Baca juga: Apa itu Terra (LUNA)?
Algoritma yang digunakan oleh Terra pada dasarnya memberikan insentif bagi trader untuk melakukan strategi trading arbitrase. Arbitrase adalah strategi trading yang tujuannya mengambil keuntungan dari ketidakseimbangan harga di dua market yang berbeda.
Berikut adalah contoh arbitrase yang bisa dilakukan dengan UST dan LUNA seperti yang dikutip dari Terra Protocol:
💡 Contoh: Jika 1 UST bernilai 1,01 dolar AS dan harga 1 LUNA adalah 80 dolar AS, maka trader dapat menukarkan 1 LUNA menjadi 80 UST dan menjual 80 UST menjadi 80,8 dolar AS. Sehingga ia mendapatkan untung sebesar 0,8 dolar AS melalui strategi trading arbitrase ini. Sebagian LUNA akan dibakar pada setiap pertukaran UST sehingga suplai LUNA berkurang dan harganya naik.
Arbitrase dapat terus berjalan hingga UST kembali setara dengan dolar AS. Idealnya cara ini dapat terus berjalan untuk menjamin kestabilan harga UST.
Sebaliknya, trader juga dapat mengambil keuntungan jika harga UST lebih rendah dari dolar AS. Berikut adalah contohnya.
💡 Contoh: Jika 1 UST bernilai 0.99 dolar AS, trader dapat membeli 1 UST seharga 0.99 dolar AS. Ia kemudian dapat menukarkan 1 UST dengan LUNA, dan mendapat token LUNA yang setara dengan 1 dolar AS.
Jika harga 1 LUNA adalah 80 dolar AS, maka pertukaran ini akan membakar 1 UST dan menerbitkan 0,0125 LUNA yang nilainya setara dengan 1 USD. Trader akan mendapatkan keuntungan sebesar 0.01 dolar AS.
Baca juga: Apa Itu Arbitrase pada Perdagangan Crypto?
Perlu dicatat bahwa terdapat risiko besar dalam mekanisme menggunakan LUNA sebagai jaminan untuk menjaga stabilitas nilai UST. Saat pasar kripto sedang mengalami bear market dan antusiasme trader mulai menurun, terdapat tekanan besar untuk menjual LUNA dan juga UST secara masif. Pada akhirnya kondisi seperti ini akan menciptakan death spiral di mana mekanismenya akan menekan harga kedua token tersebut ke bawah.
Siklus death spiral pada UST akan memaksa Terra untuk terus menciptakan LUNA baru sebagai upaya menjaga nilai UST pada 1 dollar AS. Hal ini lalu menekan harga LUNA sehingga ia ikut menurun drastis. Siklus ini terus berulang sehingga ia akan menghancurkan harga token LUNA dan juga UST. Pada tahap ini, perlu intervensi finansial besar dari Protokol Terra untuk menyelematkan harga kedua token tersebut.
Pada tanggal 7 dan 8 Mei 2022, nilai UST turun ke level 0.98 dolar AS, atau tidak lagi setara dengan nilai dolar AS. Algoritma Terra yang mencetak LUNA untuk menstabilkan harga UST membuat harga koin Terra (LUNA) mengalami penurunan harga sebanyak 20% hingga mencapai harga 61 dolar AS.
Merespon hal ini, Luna Foundation Guard (LFG) kemudian mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan 1,5 miliar dolar AS dari cadangannya untuk menstabilkan UST. LFG berencana untuk meminjamkan BTC senilai 750 juta dolar AS kepada market maker untuk dijual dan juga meminjamkan UST senilai 750 juta dolar lagi yang akan digunakan untuk membeli kembali BTC setelah volatilitas mereda.
Meski LFG telah mengambil langkah untuk menstabilkan harga UST, kepanikan sudah terlanjur terjadi di pasar. Antara 7-8 Mei, protokol pinjam meminjam di eksosistem Terra, Anchor, mencatat berkurangnya total deposit UST sebanyak kurang lebih 20% dari 14,02 miliar UST menjadi 11,7 miliar UST hanya dalam waktu dua hari.
Pada tanggal 9 Mei, harga UST turun sepanjang hari, hingga jatuh ke level 0,60 dolar AS. Kepanikan berlanjut di Anchor yang mencatat deposit yang terus berkurang hingga ke angka 10,8 miliar.
💡 Anchor Protocol: Salah satu aplikasi DeFi yang paling banyak digunakan pada blockchain Terra adalah Anchor Protocol, decentralized savings account, yang menjanjikan APY hingga 19.5%. Anchor banyak digunakan oleh pengguna Terra sebagai tempat penyimpanan aset disebabkan oleh tingginya “bunga” yang ditawarkan.
Per tanggal 4 Mei 2022, deposit token UST di Anchor mencapai 16 milyar. Deposit pada Anchor mulai turun drastis sejak 7 Mei, hingga akhirnya hanya tersisa 1,1 milyar UST per 16 Mei dengan 1 UST bernilai 0.1 dolar AS.
Perlu diketahui bahwa, saat harga LUNA sedang turun, setiap kali pengguna menukar 1 UST dengan LUNA senilai 1 dolar AS, maka sistem terus-menerus membutuhkan lebih banyak LUNA untuk mencapai nilai 1 dolar AS (yang berarti mencetak lebih banyak LUNA).
Pada titik ini, jumlah LUNA menjadi sangat banyak dan harganya sudah turun sangat rendah sehingga tidak ada insentif cukup untuk diberikan dan akhirnya tercipta sebuah death spiral. Harga LUNA dan UST mencapai tahap di mana jaringan Terra tidak dapat meningkatkan nilainya melalui mekanisme arbitrase. Terra membutuhkan intervensi finansial besar melalui aset di luar LUNA dan UST.
💡 Per tanggal 8 Mei 2022, jumlah LUNA yang beredar di pasar sekitar 346 juta. Hanya berselang empat hari setelahnya (12 Mei 2022), jumlahnya melonjak ke angka 7.1 triliun menyusul aksi jual UST yang terus menambah jumlah LUNA. Harga LUNA jatuh 100% ke level 0,0002 dolar AS pada tanggal 13 Mei 2022.
Bagikan