Saat El Salvador membuat sejarah dengan mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, Lightning Network memainkan peran penting dalam langkah ini. Dengan Lightning Network, transaksi Bitcoin seperti pengiriman BTC dan pembayaran di berbagai merchants, menjadi lebih cepat dan murah. Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu Lightning Network dan cara kerjanya dalam kehidupan sehari-hari dengan menyederhanakan transaksi Bitcoin antara pengguna.
Lightning Network Bitcoin adalah protokol pembayaran lapisan kedua yang beroperasi di atas jaringan blockchain Bitcoin. Ia membuat transaksi Bitcoin menjadi lebih cepat dan efisien.
Bitcoin menggunakan teknologi blockchain yang dirancang untuk meningkatkan keamanan transfer aset digital. Karena fokus pada keamanan, jumlah transaksi per detik (Transactions Per Second/TPS) pada jaringan blockchain Bitcoin terbatas dan relatif rendah. Namun, semakin banyaknya transaksi pada blockchain Bitcoin, keterbatasan ini bisa menjadi kendala yang perlu diatasi jika Bitcoin ingin terus berkembang.
Bitcoin Lightning Network merupakan solusi dari isu skalabilitas Bitcoin. Dengan menggunakan smart contract, Bitcoin Lightning Network dapat melakukan transaksi lebih cepat dan efisien tanpa mengorbankan desentralisasi dan keamanan Bitcoin. Lightning Network menawarkan transaksi instan dan hemat biaya.
Skalabilitas atau kemampuan Bitcoin dalam memproses transaksi skala besar saat ini masih menjadi isu. Transaksi Bitcoin dibatasi hanya 7 transaksi per detik dengan ukuran blok 1 megabyte, sementara perusahaan pembayaran seperti Visa dapat memproses 4.000 transaksi per detik dan dapat meningkatkan hingga 65.000 transaksi per detik.
Ukuran blok Bitcoin dibatasi hanya 1 megabyte saja. Hal ini diputuskan demikian untuk menjaga keamanan jaringan Bitcoin. Semakin besar ukuran blok maka waktu untuk melakukan verifikasi transaksi akan menjadi lebih lama. Akan tetapi karena kuota blok hanya dibatasi hingga 1 megabyte saja, maka untuk konfirmasi transaksi akan semakin lama dan mahal. Hal ini karena pengguna bersaing agar transaksi mereka dimasukkan ke dalam blok selanjutnya.
Karena masalah skalabilitas ini, Bitcoin sempat mengalami fork atau percabangan program, hingga terpecah menjadi Bitcoin dan Bitcoin Cash. Bitcoin Cash meningkatkan ukuran blok untuk dapat memproses lebih banyak transaksi.
Baca lebih lanjut tentang Bitcoin Cash pada artikel Apa itu Bitcoin Cash (BCH)?
Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah Lightning Network. Dengan Lightning Network, transaksi dengan jumlah kecil dapat dilakukan dengan membuka payment channel di luar dari jaringan Bitcoin (off-chain) dan hanya diikutkan ke dalam blockchain ketika payment channel diverifikasi dan ditutup.
Lightning Network menjawab dua permasalahan transaksi Bitcoin: kecepatan dan biaya.
Transaksi Bitcoin memakan waktu kurang lebih 10 menit setiap konfirmasi. Karena sifatnya yang terdesentralisasi, transaksi Bitcoin membutuhkan konsensus dari seluruh jaringan node yang tersebar di seluruh dunia, sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
Jaringan Lightning Bitcoin memiliki kapasitas untuk memproses hingga 1.000.000 transaksi per detik (TPS), sementara Bitcoin hanya mampu memproses sekitar 7 TPS, dan Visa dapat mengelola puluhan ribu TPS.
Ada dua nodes dalam cara kerja Lighning Network, yaitu nodes Bitcoin dan nodes Lightning Network. Nodes adalah komputer atau orang yang menjalankan program Bitcoin dan memonitor transaksi Bitcoin.
Perbedaan antara nodes Bitcoin dan nodes Lightning Network adalah node Bitcoin harus memverifikasi setiap transaksi di jaringan Bitcoin. Sedangkan node Lightning Network harus memeriksa validitas transaksi yang berinteraksi langsung dengannya.
Setiap node Lightning Network memiliki Lightning wallet, di mana operator harus melakukan deposit/top-up BTC ke dalam Lightning wallet. Sehingga untuk membuka payment channel, pengguna harus mempertaruhkan sejumlah BTC ke dalam channel pembayaran. Lightning Network untuk saat ini hanya cocok untuk melakukan transaksi BTC dalam jumlah kecil.
Lightning Network menggunakan teknologi yang disebut source routing dan onion routing. Saat transaksi Lightning dikirim, komputer akan menghitung rute optimal berdasarkan status jaringan saat ini. Selanjutnya, protokol akan mengenkripsi rute tersebut agar menjadikannya aman.
Untuk menggunakan Bitcoin Lightning Network, kamu bisa mengunduh wallet yang mendukung jaringan Lightning Network, seperti Phoenix Wallet, Breez Wallet, Wallet of Satoshi, Blink Wallet, dan lain-lain. Setelah itu, kamu bisa melakukan deposit BTC untuk kemudian melakukan transaksi.
Misalnya, Ari dan Budi ingin melakukan transaksi pengiriman BTC menggunakan Lightning Network. Keduanya memiliki wallet yang mendukung Lightning Network, dan wallet ini juga sudah terhubung dengan jaringan Lightning. Untuk memulai, Ari harus melakukan deposit BTC ke dalam wallet Lightning-nya.
Ari harus membayarkan biaya transaksi blockchain untuk top-up wallet Lightning-nya. Setelah wallet Lightning Ari terisi, maka Ari akan meminta Budi untuk membuka payment channel. Budi dapat meminta Ari untuk mengirimkan sejumlah Satoshi dan mengirimkan “invoice” kepada Ari.
Pada invoice ini terdapat informasi berapa Satoshi yang Budi ingin terima dan juga alamat wallet Lightning Budi. Setelah Ari mengirimkan Satoshi kepada Budi, maka Budi akan menerima Satoshi secara instan di wallet Lightning-nya. Selanjutnya Budi dapat menutup channel dan memasukkan Satoshi ini ke dalam wallet Bitcoin Budi melalui blockchain. Saat Budi menutup channel Lightning, Budi juga membayarkan transaksi Bitcoin kepada penambang.
Budi memiliki pilihan untuk menutup channel Lightning (settlement) atau tetap membiarkan Satoshi di dalam wallet Lightning. Sehingga ketika Budi ingin mengirimkan Satoshi kepada Ari, mereka dapat langsung melakukannya dengan cara serupa sampai salah satu diantara mereka menutup channel payment ini.
Lightning Network menggunakan Satoshi dalam pengiriman Bitcoin karena Satoshi adalah satuan terkecil dari Bitcoin. Satu Bitcoin setara dengan 100 juta Satoshi. Penggunaan satoshi dalam Lightning Network memungkinkan transaksi dalam skala yang sangat kecil, sehingga pengguna dapat mengirim dan menerima jumlah Bitcoin yang sangat kecil dengan biaya yang rendah.
Transaksi Lightning Network dapat dilakukan dalam hitungan kurang dari 1 detik dengan biaya transaksi yang hampir gratis. Hal ini karena dalam transaksi hanya terjadi pertukaran informasi saja dalam payment channel, sehingga biayanya hampir gratis.
Pengguna baru akan membayarkan biaya transaksi saat payment channel ditutup dan transaksi dimasukkan ke dalam blockchain. Biaya akan dibayarkan sesuai dengan biaya transaksi blockhcain Bitcoin pada saat itu.
Kapasitas Lightning Network pada 2021 masih berjumlah 1.000 lebih BTC. Namun, saat ini kapasitasnya telah meningkat menjadi lebih dari 5.000 BTC pada 2 November 2023. Hal ini menunjukan peningkatan skalabilitas yang tinggi pada jaringan Bitcoin sebagai sistem pembayaran.
Menurut laporan dari River, perusahaan teknologi dan layanan keuangan Bitcoin, per September 2023, terdapat antara 279.000 – 1,116 juta pengguna Lightning yang aktif setiap bulan. River juga melaporkan bahwa rata-rata ukuran transaksi Lightning di jaringan publik adalah sekitar 44.700 Satoshi, atau 11.84 dolar AS pada Agustus 2023.
Lightning Network sangat populer digunakan di El Salvador. Hal ini juga salah satu yang memicu mereka untuk mengadopsi Bitcoin sebagai legal tender di negaranya. El Salvador mengenal Bitcoin dengan menggunakan dompet Strike dan juga Bitcoin Beach Wallet.
Dengan adanya Lightning Network, para warga El Salvador dapat menjual dan membeli barang dengan mudah dan hampir gratis. Warga El Salvador yang tinggal di luar negeri juga dapat mengirimkan uang (remittance) yang jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan layanan seperti Western Union.
Peningkatan terbaru dalam Lightning Network, yaitu protokol Taproot Assets pada 18 Oktober 2023 lalu, menjadi salah satu penyempurnaan Lightning Network dengan membawa perubahan besar dalam ekosistem Bitcoin. Protokol ini tidak hanya meningkatkan kapasitas dan skalabilitas jaringan, tetapi juga membuka pintu menuju Bitcoin sebagai jaringan multi-aset yang lebih luas.
Dengan hadirnya Taproot Assets, pengguna Bitcoin sekarang memiliki kemampuan untuk menerbitkan stablecoin dan Real World Assets, seperti mata uang fiat, emas, atau bahkan obligasi pemerintah, langsung di blockchain Bitcoin. Ini berarti bahwa Bitcoin tidak lagi hanya digunakan untuk mengirim dan menerima Bitcoin itu sendiri, melainkan juga sebagai platform untuk menciptakan dan mengelola berbagai jenis aset digital.
Apa yang membuat Taproot Assets semakin menarik adalah transaksi yang terkait dengan aset-aset ini tidak membebani blockhain utama Bitcoin. Sebaliknya, transaksi tersebut terjadi di luar blockchain utama melalui Lightning Network. Hal ini berarti bahwa Bitcoin tidak akan terpengaruh oleh kemungkinan kemacetan jaringan yang dapat muncul akibat aktivitas yang meningkat.
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, SOL, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan