Dalam dunia investasi, dikenal istilah window dressing. Terdengar unik, artikel ini akan membahas lengkap mengenai apa itu window dressing, manfaat, dan contohnya dalam dunia investasi.
Dikutip dari Investopedia, window dressing adalah suatu strategi investasi yang dilakukan oleh manajer investasi atau reksadana untuk mempercantik kinerja dalam suatu portofolio keuangan sebelum disajikan pada investor atau para pemegang saham.
Window dressing dilakukan oleh para manajer investasi dengan cara menjual saham yang menyebabkan kerugian dalam jumlah besar pada kuartal akhir dan membeli saham yang diperkirakan dapat memberikan keuntungan dalam jangka waktu pendek di awal tahun.
Baca juga: 5 Jenis Investasi Jangka Pendek dan Cara Memulainya
Apabila ditinjau dari sisi investor atau manajer investasi, window dressing umumnya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
Window dressing sebenarnya memiliki keterkaitan yang erat dengan January effect dalam dunia investasi. Akhir tahun merupakan momen yang paling tepat untuk meninjau kembali kinerja portofolio investasi.
Apabila suatu portofolio investasi tidak begitu menguntungkan hingga di akhir kuartal, maka akan lebih baik bagi para investor untuk melepaskan instrumen investasi agar kerugian tidak terus berlanjut di tahun yang baru.
Biasanya strategi ini dilanjutkan dengan cara mengakuisisi saham yang diperkirakan mampu memberikan return dalam jangka pendek. Dengan demikian diharapkan kerugian yang dialami oleh investor dapat tertutup oleh return yang diperoleh.
Selain menjual saham yang merugikan, para manajer investasi juga akan menjual rugi beberapa saham sebagai strategi untuk menghindari pajak di akhir tahun. Selanjutnya, para manajer investasi akan membeli saham baru – biasanya saham blue chip – yang diperkirakan dapat mendatangkan keuntungan jangka pendek guna menutup kerugian atas penjualan saham tersebut.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, manajer investasi merupakan salah satu pihak yang paling aktif dalam melakukan window dressing terhadap portofolio investasi milik investor.
Pada dasarnya, performa kinerja manajer investasi dinilai setelah kuartal terakhir berlalu dan laporan pertanggungjawaban modal investasi diserahkan pada investor. Nah, besar kerugian yang diperoleh dari hasil portofolio investasi akan sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja manajer investasi.
Dengan kata lain, semakin banyak kerugian yang diderita oleh investor dari hasil portofolio investasi, maka semakin buruk pula penilaian yang diberikan oleh investor pada manajer investasi. Oleh sebab itu, para manajer investasi biasanya akan berusaha agar portofolio investasi mendapatkan tingkat pengembalian yang wajar.
Baca juga: 5 Contoh Portofolio Investasi Kripto dari Investor Sukses Dunia
Kendati demikian, window dressing merupakan suatu hal yang juga harus diwaspadai oleh investor. Pasalnya window dressing memiliki cukup banyak dampak negatif, di antaranya:
Kebiasaan window dressing yang dilakukan oleh para manajer investasi mendorong perusahaan untuk melakukan hal serupa agar investor bersedia menanamkan dana investasi pada perusahaan. Hal inilah yang dimaksud dengan window dressing laporan keuangan yang bersifat manipulatif.
Window dressing laporan keuangan dilakukan dengan berbagai cara, seperti menunda pembayaran kepada supplier, memberikan diskon khusus untuk meningkatkan penjualan di akhir tahun, mengurangi beban penjualan, mengganti metode depresiasi, dan sebagainya.
Manipulasi laporan keuangan umumnya bertujuan untuk mengontrol besar pendapatan yang diperoleh, baik menambah maupun menguranginya. Tindakan manipulatif tersebut dapat berakibat pada kenaikan harga saham yang tidak dibarengi dengan kinerja keuangan yang baik.
Kenaikan harga saham ini nantinya dapat membuat para investor terkecoh dan terlihat seolah-olah perusahaan mampu memberikan expected return, padahal sebenarnya tidak. Selain itu, kenaikan harga saham yang terus terjadi juga dapat menyebabkan terjadinya efek bubble.
Manipulasi laporan keuangan dan kenaikan harga saham merupakan dua hal yang dapat menyebabkan misleading atau kesalahan pengambilan keputusan bagi pihak-pihak berkepentingan, seperti investor, kreditur, bank, bahkan pemerintah.
Akibatnya, saham-saham yang seharusnya memiliki kinerja keuangan yang baik serta diperkirakan mampu memberikan expected return justru berada pada urutan terbawah dari segi performanya.
Window dressing biasanya sudah mulai masuk dalam agenda manajer investasi setelah laporan kuartal sudah mereka terima. Berdasarkan laporan tersebut, para manajer investasi memiliki gambaran tentang portofolio investasi yang sudah mereka susun – apakah menguntungkan atau tidak.
Jika portofolio investasi dinilai kurang menguntungkan, maka manajer investasi akan membuat pertimbangan apakah harus menjual saham tersebut atau mempertahankannya. Pada saat yang sama, manajer investasi juga harus membuat identifikasi mengenai jenis saham dan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Dikutip dari Forbes, berikut ini adalah kriteria “trendy winners” atau saham yang berpotensi mampu menghasilkan high expected return, antara lain:
Misalnya, Tuan Adi mengelola portofolio investasi yang terdiri dari saham A, B, C, dan D. Hasil laporan kuartal menunjukkan bahwa saham A dan B mengungguli total indeks namun underweight alias jumlah dana yang dialokasikan tidak banyak. Sebaliknya, saham C dan D memiliki alokasi dana lebih banyak namun indeksnya tertinggal.
Dengan demikian maka solusi paling tepat yang harus dilakukan oleh Tuan Adi selaku manajer investasi untuk “mempercantik” portofolio investasi adalah menjual saham C dan D lalu memberikan alokasi dananya pada saham A dan B.
Itu dia penjelasan singkat mengenai apa itu window dressing dan contohnya dalam dunia investasi. Window dressing adalah salah satu strategi investasi yang bisa membantu manajer investasi menyusun portofolio terbaik.
Dengan banyaknya instrumen investasi yang ada saat ini, maka masyarakat pun semakin melek dengan berbagai hal yang berkaitan dengan investasi. Misalnya seperti kripto, salah satu instrumen investasi yang sedang naik daun belakangan ini.
Kini menjadi investor kripto semakin mudah saja, lho! Kamu bisa memiliki aset kripto mulai dari Rp11.000 saja di Pintu. Pintu adalah platform jual beli kripto online yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Selain membeli dan menjual kripto, kamu juga bisa mengecek perubahan harga Bitcoin (BTC to IDR) setiap saat di Pintu. Belum punya banyak pengetahuan tentang kripto? Tenang saja, kamu juga bisa belajar kripto secara gratis di Pintu Akademi!
Referensi:
Anugraha G, What is Window Dressing in Accounting? Diakses tanggal: 22-01-2022
James Chen, Window Dressing. Diakses tanggal: 22-01-2022
John S. Tobey, Stock Portfolio ’Window-Dressing’ At Work As Investment Managers Sell Unattractive Losers And Buy Trendy Winners. Diakses tanggal: 22-01-2022
Vikas Agarwal, Window Dressing in Mutual Funds. Diakses tanggal: 22-01-2022