Pengertian EBITDA: Sejarah, Fungsi dan Cara Menghitungnya

Updated
December 2, 2022
• Waktu baca 5 Menit
Gambar Pengertian EBITDA: Sejarah, Fungsi dan Cara Menghitungnya
Reading Time: 5 minutes

Dalam dunia investasi, ada banyak matriks yang digunakan oleh investor untuk mengukur profitabilitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam mencetak laba, salah satunya dengan menggunakan EBITDA. Tahukah kamu apa itu EBITDA?

EBITDA adalah matriks yang mengukur efisiensi kinerja perusahaan dengan menggunakan beberapa komponen yakni pendapatan bersih, biaya bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi. EBITDA kini telah menjadi salah satu matriks yang sangat populer hingga sering dicantumkan dalam laporan keuangan.

Oleh sebab itu, kamu harus mengetahui apa itu EBITDA, apa fungsi EBITDA, dan apa kekurangan EBITDA sebagai alat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Dengan memiliki pemahaman yang cukup mengenai EBITDA, diharapkan kamu dapat memiliki kemampuan untuk menganalisis profitabilitas suatu perusahaan sebelum berinvestasi. Yuk baca lebih detail mengenai apa itu EBITDA di bawah ini!

Apa Itu EBITDA?

EBITDA adalah salah satu matriks yang dapat digunakan untuk mengetahui secara sekilas bagaimana kinerja perusahaan dalam mencetak laba. EBITDA merupakan akronim dari earning before interest,  tax, depreciation, and amortization. Dalam Bahasa Indonesia, kepanjangan EBITDA adalah pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

EBITDA memiliki matriks turunan yakni EBIT, dimana perbedaan EBITDA dan EBIT terletak pada nilai profit yang tidak dikurangi dengan depresiasi dan amortisasi pada matriks EBIT. Kedua komponen ini dianggap biaya meskipun tidak terdapat pengeluaran kas di dalamnya.

Terdapat empat komponen yang perlu dihitung untuk mengetahui nilai EBITDA, komponen pertama adalah bunga. Bunga adalah biaya modal yang harus dibayar kepada bank atau kreditur saat melakukan pinjaman. EBITDA biasanya menggunakan komponen ini dengan mengabaikan struktur modal.

Baca juga: Metode Penyusutan: Pengertian dan Metodenya

Komponen selanjutnya pada EBITDA adalah pajak, yang merupakan sebuah kewajiban yang harus dibayarkan kepada negara. Pajak memiliki ketentuan yang berbeda di setiap negara dan akan dikenai sanksi bagi perusahaan yang tidak membayarkan kewajiban ini. Besaran pajak bisa berbeda-beda tergantung dari jumlah karyawan, biaya operasional, hingga sektor industri atau komoditas yang dihasilkan.

Komponen selanjutnya adalah depresiasi, yakni sebuah biaya yang terjadi karena penyusutan nilai aset dikarenakan usia pakai yang berkurang. Aset yang mengalami penyusutan akan dikurangi nilai ekonomisnya dalam inventaris perusahaan. Sedangkan amortisasi adalah penyusutan pada aset tak berwujud sesuai dengan batas usia pakai, contohnya adalah software perusahaan.

Meskipun EBITDA adalah matriks yang populer, namun EBITDA tidak termasuk dalam praktik akuntansi dasar atau  Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Hal ini dikarenakan EBITDA dianggap dapat mengalihkan perhatian investor untuk mengetahui nilai perusahaan yang sesungguhnya melalui laba bersih  dan sektor problematis pada keuangan sebuah perusahaan. Beberapa investor, termasuk Warren Buffett, menyebut EBITDA sebagai matriks yang tidak berarti karena menghilangkan biaya modal. Meskipun begitu, EBITDA dapat memberikan investor gambaran sekilas mengenai profitabilitas perusahaan sebelum melakukan analisis lebih mendalam.

Fungsi EBITDA

fungsi ebitda

EBITDA lahir sebagai matriks yang dapat memberikan gambaran singkat bagi investor untuk membandingkan kinerja perusahaan yang berada pada sektor industri yang sama. Oleh karena itu, fungsi EBITDA yang paling utama adalah:

  • Mengukur kinerja laba perusahaan
  • Memudahkan perusahaan untuk mendapatkan modal dari investor
  • Menghitung nilai rasio EV to EBITDA, yang merupakan singkatan dari enterprise value to EBITDA untuk menemukan rasio valuasi perusahaan berdasarkan kemampuan dalam menghasilkan laba operasional. Rasio EV/EBITDA di bawah 10 dapat dikatakan baik.

Dengan memahami fungsi EBITDA, kamu dapat menyimpulkan bahwa matriks ini sangat cocok digunakan pada industri yang padat modal (capital intensive).

Sejarah EBITDA

EBITDA adalah matriks atau alat ukur yang ditemukan oleh salah seorang dari rival Warren Buffet bernama John Malone yang juga merupakan eksekutif pada perusahaan Liberty Media. John Malone menemukan EBITDA pada 1970 dengan menggunakan hutang dan laba ditahan untuk mengurangi pajak. Investor kala itu mendapati bahwa EBITDA berguna dalam memperkirakan apakah perusahaan yang ditargetkan untuk diakuisisi memiliki profitabilitas untuk membayar utang yang mungkin timbul dalam akuisisi.

Hal ini dikarenakan dalam proses akuisisi diperlukan perubahan dalam struktur modal dan kewajiban pajak. Sehingga masuk akal untuk menghilangkan komponen bunga dan beban pajak dari pendapatan. Karena dalam proses tersebut, biaya penyusutan dan amortisasi tidak akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melunasi utang tersebut. Sebab biaya penyusutan dan amortisasi tidak dibayarkan dalam bentuk kas melainkan pada pengurangan nilai aset pada inventaris perusahaan.

Matriks EBITDA mulai mendapatkan perhatian selama gelembung dotcom dimana banyak perusahaan menggunakannya untuk melebih-lebihkan kinerja keuangan perusahaan mereka.

EBITDA mendapatkan publisitas yang jauh lebih buruk pada tahun 2018 setelah WeWork Companies (penyedia ruang kantor bersama) menerbitkan prospektus untuk penawaran umum perdana (IPO) dengan mendefinisikan EBITDA untuk meningkatkan valuasi perusahaan.

Kekurangan EBITDA

Meskipun EBITDA dianggap dapat memberikan gambaran terhadap profitabilitas perusahaan, penghitungan nilai EBITDA dapat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Beberapa perusahaan bahkan terlalu fokus untuk melakukan mark-up pada nilai EBITDA daripada laba bersih karena dapat membuat laporan keuangan mereka terlihat lebih baik.

Investor juga perlu mewaspadai apabila perusahaan yang tidak pernah menggunakan EBITDA di masa lalu mulai menonjolkannya dikemudian hari. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa perusahaan telah meminjam banyak kepada kreditur dan mengalami banyak kenaikan modal dan biaya bunga. Dalam kasus tersebut, EBITDA dapat dijadikan alat untuk mengalihkan perhatian investor dari struktur modal perusahaan yang sesungguhnya.

Selain itu, EBITDA juga dianggap sebagai matriks yang mengabaikan biaya aset, salah satu kritik paling umum terhadap EBITDA adalah ketika EBITDA hampir seolah-olah menganggap uang adalah hadiah. Mengutip pernyataan Warren Buffett, “Apakah manajemen berpikir peri gigi yang akan membayar belanja modal (capital expenditure)?”

Baca juga: Contoh dan Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset

Rumus Menghitung EBITDA

Jika suatu perusahaan tidak mencantumkan nilai EBITDA pada laporan keuangannya, kamu dapat dengan mudah menemukannya dengan menghitungnya langsung dari komponen EBITDA pada laporan keuangannya.

Yang pertama harus kamu lakukan adalah menentukan nilai laba bersih,  pajak, dan bunga pada laporan laba rugi. Setelah itu kamu dapat mencari angka depresiasi dan amortisasi pada laporan arus kas. Setelah menemukan semua komponen tersebut, kamu dapat menghitung nilai EBITDA dengan rumus di bawah ini:

EBITDA = Laba Bersih + Pajak + Beban Bunga + Penyusutan & Amortisasi

atau

EBITDA = Pendapatan Operasional + Penyusutan & Amortisasi

Kesimpulan

EBITDA adalah alat ukur yang berguna untuk membandingkan perusahaan pada sektor yang sama namun dengan biaya modal yang berbeda. EBITDA juga menghilangkan biaya depresiasi dan amortisasi non-tunai yang mungkin tidak secara akurat mewakili kebutuhan belanja modal di masa depan.

Namun dalam jangka panjang, EBITDA tidak dapat digunakan sebagai alat ukur tunggal untuk menilai kinerja perusahaan karena mengabaikan biaya modal. Untuk itu penggunaan  EBITDA harus disertai dengan matriks lain.

Selain investasi pada bursa saham, kamu juga bisa investasi pada cryptocurrency agar kinerja portofolio menunjukkan pertumbuhan positif. Kamu bisa investasi dengan Pintu dan memiliki lebih dari 70 koin kripto unggulan seperti Cardano, Polkadot, Ethereum, dan pastinya Bitcoin.

Kamu bisa mulai investasi hanya dengan Rp11.000 dengan mudah melalui genggaman tangan. Interface yang user-friendly juga sangat cocok buat investor pemula yang baru dalam industri kripto. Kamu juga bisa perbanyak pengetahuan mengenai industri kripto lewat Pintu Academy. Selain itu, manfaatkan juga fitur PTU Staking dan Pintu Earn untuk mendapatkan pasif income dari Pintu.

Buruan download aplikasinya!

Referensi:

Charlene Rhinehart, What Exactly Does the EBITDA Margin Tell Investors About a Company, diakses tanggal 26 Oktober 2022

Evan Tarver, What Does the EBITDA Margin Imply About a Company’s Financial Condition, diakses tanggal 26 Oktober 2022

Chris B. Murphy, EBIT vs. EBITDA: What’s the Difference, diakses tanggal 26 Oktober 2022

Adam Hayes, EBITDA: Meaning, Formula, and History, diakses tanggal 26 Oktober 2022

Socrats Alvarez, Common Finance Terms Every Newbie Needs to Know, diakses tanggal 26 Oktober 2022

Topik
#ebitda
Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->