Analisis laporan keuangan merupakan salah satu dasar yang digunakan investor untuk mengambil keputusan investasi. Analisis tersebut biasanya melibatkan rasio keuangan yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, dan quick ratio adalah salah satu diantaranya. Artikel kali ini akan membahas tentang pengertian, rumus hingga cara menghitung quick ratio.
Quick ratio merupakan bagian dari rasio likuiditas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan utang atau kewajiban jangka pendek mereka. Selain quick ratio, current ratio dan net working capital merupakan dua rasio lain yang juga digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan.
Lengkapnya, quick ratio adalah suatu indikator likuiditas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan pembayaran utang jangka pendek menggunakan aset lancar yang dimiliki. Quick ratio juga dikenal dengan istilah acid test ratio.
Sebagian besar ahli ekonomi membagi rasio likuiditas ke dalam dua kategori rasio, yakni current ratio dan net working capital (NWC). Namun pendapat yang berbeda diutarakan oleh Kasmir (2012) yang membagi rasio likuiditas ke dalam tiga kategori rasio, yakni current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
Kasmir (2012) mendefinisikan quick ratio sebagai sebuah rasio atau pengujian yang dilakukan secara cepat untuk memahami kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Senada dengan Kasmir, Mamduh dan Abdul Halim (2014) menyatakan bahwa perhitungan quick ratio dianggap lebih akurat dalam merepresentasikan kemampuan likuiditas perusahaan lantaran tidak memperhitungkan nilai persediaan yang dimiliki.
Lalu, mengapa perhitungan dan analisis quick ratio diperlukan? Berikut merupakan beberapa fungsi quick ratio bagi investor, perusahaan dan pihak-pihak lainnya.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, quick ratio merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban lancar dengan memanfaatkan aset lancar yang dapat dikonversi secara cepat menjadi uang kas. Kemampuan likuiditas perusahaan merupakan informasi penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:
Menyambung paparan dari poin sebelumnya, kemampuan likuiditas perusahaan menjadi alat evaluasi dan tolak ukur pihak manajemen mengenai kinerja keuangan dan kesehatan finansial perusahaan.
Idealnya, kondisi finansial perusahaan dikatakan “sehat” apabila sebagian besar pendanaannya bersumber dari ekuitas. Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki uang yang cukup untuk membayar kembali seluruh kewajiban mereka.
Quick ratio bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajiban lancar. Semakin tinggi nilai quick ratio, maka artinya kondisi finansial perusahaan masih “sehat” dan memiliki cukup dana untuk menyelesaikan kewajiban mereka secara tepat waktu.
Secara umum, quick ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Quick Ratio = (Total Aset Lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Total Kewajiban Lancar
Pada rumus pertama, tidak hanya persediaan, melainkan juga biaya dibayar di muka yang harus dikurangkan dari total aset lancar untuk bisa menemukan nilai quick ratio. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa biaya dibayar di muka tidak dapat diubah menjadi uang tunai.
Untuk bisa lebih memahami rumus yang telah dipaparkan sebelumnya, simak contoh cara menghitung quick ratio berikut.
Misalnya, laporan posisi keuangan PT. S untuk periode pembukuan yang berakhir pada tahun 2021 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki total kewajiban lancar sejumlah Rp855.000.000. Di sisi lain, total aset lancar yang dimiliki oleh PT. S adalah Rp2.027.500.000 dengan komposisi sebagai berikut:
Dengan demikian, maka perhitungan quick ratio PT. S dapat dilakukan menggunakan rumus pertama yakni sebagai berikut:
Quick Ratio = (Total Aset Lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Total Kewajiban Lancar
Quick Ratio = (2.027.500.000 – 500.000.000 – 22.500.000) / 855.000.000 = 1,77
Pada dasarnya, quick ratio yang baik adalah lebih besar dari 1,0. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa PT. S seharusnya mampu membayar kembali kewajiban lancar yang dimiliki sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Quick ratio dan current ratio sama-sama merepresentasikan kemampuan likuiditas perusahaan dalam membayar kewajiban lancar menggunakan aset lancar yang dimiliki. Oleh sebab itu, kedua rasio ini sering dianggap sama. Padahal nyatanya tidak demikian.
Perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya dapat dilihat dari cara perhitungannya. Current ratio secara sederhana hanya membandingkan antara total kewajiban lancar dengan aset lancar.
Di sisi lain, quick ratio menggunakan pendekatan konservatif sehingga lebih fokus terhadap aset lancar yang dapat dikonversi menjadi uang tunai (cash) dengan cara mengurangkan saldo persediaan, biaya dibayar di muka, dan piutang yang masa jatuh temponya masih lama (di atas 90 hari) dari total aset lancar. Inilah sebabnya rasio ini disebut “quick” atau rasio cepat.
Itu dia pengertian quick ratio, beserta rumus dan cara menghitung quick ratio. Semoga informasi ini bermanfaat buat kamu para investor.
Berbicara tentang investor, belakangan ini minat investor terhadap investasi crypto semakin tinggi. Per Juni 2022, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 15,1 juta orang. Buat kamu yang tertarik memulai investasi crypto namun tidak tau harus mulai dari mana, download Pintu sekarang!
Pintu adalah aplikasi crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti di mana kamu bisa berinvestasi dan trading mulai dari Rp11.000 saja. Tersedia juga fitur Pintu Academy, di mana kamu bisa belajar dasar-dasar investasi crypto secara gratis.
Referensi:
Corporate Finance Institute. Quick Ratio. Diakses pada Kamis, 24-06-2022.
Jean Folger. How Do the Current Ratio and Quick Ratio Differ?. Diakses pada Kamis, 24-06-2022.
Shobhit Seth. Quick Ratio. Diakses pada Kamis, 24-06-2022.